ABSTRACTBackground: Treatment carried out at the peak of a growth stage is one of the keys to success of orthodontic treatment. The determination of growth and development using chronological age is considered less accurate. Biological age is considered more accurate in evaluating a person's maturity status, so bone age evaluation is an option. Hand radiographs are commonly used to assess skeletal maturity because they show different levels of ossification at each age level. Objective: to determine the correlation between the level of hand bone maturity and chronological age in Banjar people aged 10–14 years. Methods: Correlation analytic research with cross-sectional design. The population of this study is the Banjarese, with affordable populations in SDN Sungai Bilu 1 and SMPN 6, Banjarmasin. The samples for this study were male and female Banjares aged 10–14 years who met the inclusion criteria. The minimum sample size is 30 samples. Results: Spearman's test showed a significance value of p = 0.033 (p<0.05) and the strength of the correlation r = 0.391. Conclusion: There is a correlation between the level of hand bone maturity and chronological age in Banjar people aged 10–14 years. The Banjar tribe aged 10–14 years are mostly found in the fifth hand bone maturity stage. The correlation strength value (r) is 0.391, which means that the correlation between the level of hand bone maturity and chronological age is included in a moderate correlation. Keywords : Banjarese population, Bone age, Chronological age, Hand-wrist maturation index ABSTRAK Latar Belakang: Perawatan yang dilakukan ditahap puncak pertumbuhan adalah salah satu kunci keberhasilan perawatan ortodontik. Penentuan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan usia kronologis dinilai kurang akurat karena pertumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya ras.Usia biologis dinilai lebih akurat dalam mengevaluasi status kematangan seseorang dibanding usia kronologis, sehingga evaluasi bone age menjadi pilihan.Radiografi tangan umum digunakan untuk menilai maturitas skeletal karena memerlihatkan perbedaan tingkat osifikasi pada setiap tingkatan umur. Tujuan: Untuk mengetahui korelasi tingkat maturitas tulang tangan dengan usia kronologis pada suku Banjar usia 10-14 tahun. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah suku Banjar dengan populasi terjangkau pada siswa di SDN Sungai Bilu 1 dan SMPN 6 Banjarmasin. Sampel penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan suku Banjar berusia 10-14 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel minimal dihitung menggunakan rumus analitik korelatif dan didapatkan hasil sebanyak 30 sampel. Hasil: Uji Spearman korelasi tingkat maturitas tulang tangan dengan usia kronologis pada suku Banjar usia 10-14 tahun menunjukkan nilai signifikansi p = 0,033 (p<0,05) dan kekuatan korelasi r = 0,391. Kesimpulan: Terdapat korelasi antara tingkat maturitas tulang tangan dengan usia kronologis pada suku Banjar usia 10-14 tahun. Suku Banjar usia 10-14 tahun paling banyak terdapat pada tahap maturitas tulang tangan ke-lima. Nilai kekuatan korelasi (r) sebesar 0,391 yang artinya korelasi antara tingkat maturitas tulang tangan dengan usia kronologis termasuk dalam korelasi moderat. Kata kunci :Indeks maturasi pergelangan tangan, Suku Banjar, Usia kronologis, Usia tulang