Juju Saepudin, Juju
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta Jln. Rawa Kuning No. 6 Pulo Gebang Cakung-Jakarta Timur

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH UNGGULAN (Studi Pada SMPN 2 Kota Bandar Lampung) Saepudin, Juju
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 1 No 2 (2014): (Oktober 2014)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengeluhkan terkait waktupembelajaran yang hanya 2 jam perminggu, sementara standar kompetensi yang harusdicapai menumbuhkembangkan potensi peserta didik sebagai makhluq Allah sekaliguskhalifah dibumi terasa begitu berat. Sebagai imbas dari kebijakan itu, mengundang inisiatifguru PAI untuk mengembangkan kurikulum dengan menciptakan model pembelajaranyang efektif dan efsien. Tulisan ini menyajikan pola pengembangan kurikulum PAI diSMPN 2 Kota Bandar Lampung. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancaramendalam dan dokumentasi. Hasil analisa data secara induktif dapat diketahui polapembelajaran PAI di SMPN 2 Bandar Lampung secara formal 2 jam per mingguper rombongan belajar, namun dalam implementasinya dikembangkan menjadi tigamodel pembelajaran ; pembelajaran kontekstual, pembelajaran integral dan pembelajaranprogresif. Implikasi dari ketiga model tersebut mampu membentuk sosok peserta didikyang memiliki karakter, watak dan kepribadian serta prestasi yang disertai prestisedengan landasan keimanan dan ketakwaan serta nilai-nilai akhlak atau budi pekerti.Kata Kunci : Pengembangan Kurikulum, PAI, Implikasi dan SMPN 2
MAJELIS PERCIKAN IMAN: MEMBANGUN HARMONI DI TENGAH HETEROGENITAS ORGANISASI KEAGAMAAN KOTA BANDUNG Saepudin, Juju
Jurnal Bimas Islam Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.862 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v12i1.76

Abstract

Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang peran Majelis Percikan Iman (MPI) dalam membangun harmoni ditengah heterogenitas organisasi keagamaan di Kota Bandung. Tema ini penting untuk dikaji karena banyak ditemukan gesekan-gesekan diantara majelis taklim disebabkan perbedaan faham dan pandangan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi pustaka terhadap berbagai dokumen yang terkait dengan tema penelitian. Berdasarkan hasil analisis secara induktif dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, model pembawaaan Ustadz Aam Amirudin yang ramah, santai dan tidak menyudutkan kelompok tertentu dalam proses kajian menjadi daya tarik bagi jamaah MPI yang berasal dari berbagai kalangan usia dan organisasi keagamaan. Kedua, berbagai jawaban yang diberikan Ustadz Aam Amirudin dalam sesi tanya-jawab selalu memberikan alternatif dalam setiap permasalahan, namun demikian tetap tegas dan jelas sehingga menjadi kenyamanan tersendiri bagi mustami. Ketiga, MPI membuka peluang bagi dai-dai lain yang berasal dari Nahdhatul Ulama, Persatuan Islam, Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam dan organisasi keagamaan lainnya atau praktisi akademisi untuk menjadi narasumber dan saling bahu membahu dalam rangka mencerdaskan umat, sehingga terjalin harmoni ditengah heterogenitas keberagamaan. Keempat, MPI hadir untuk memadukan nilai-nilai agama dengan budaya dan kearifan lokal yang yang diimplementasikan melalui model dakwah dengan mengedepankan spirit harmoni.  Kata Kunci: Majelis Percikan Iman, Dakwah, Harmoni, Organisasi Keagamaan, Bandung.   Abstract This article presents the results of research on the role of Majelis Percikan Iman (MPI) in bulding harmony in the heterogeneity of religious organizations in the Bandung city. This theme is important to study because there were many frictions between majelis taklim due to differences in ideas and views. This research was conducted with a descriptive qualitative approach. Data collection was done by interviewing, observing and studying literature on various documents related to the research theme. Based on the results of inductive analysis, some conclusions could be drawn as follows: First, the model of Ustadz Aam Amirudin's delivery which was friendly, relaxed and did not impeach certain groups in the learning process was the main attraction for MPI members from various ages and religious organizations. Second, various answers given by Ustadz Aam Amirudin in the question-and-answer session always provided alternatives in every problem, but remain decisive and clear, so that it brought a cosiness for the listeners. Third, MPI opened up opportunities for other Dai from Nahdhatul Ulama, Persatuan Islam, Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam and other religious organizations or academic practitioners to be speakers in order to create a mutual support to educate the people, so that harmony was established in the heterogeneity of religiosity. Fourth, MPI is present to integrate religious values with culture and local wisdom that are implemented through the da'wah model by promoting the spirit of harmony. Keywords: Majelis Percikan Iman, Harmony Dakwah, Religious Organization and Bandung City.
Majelis Percikan Iman: Building Harmony in the Heterogeneity of Religious Organizations in Bandung City Saepudin, Juju
Proceedings of International Conference on Da'wa and Communication Vol. 2 No. 1 (2020): Moderate Da’wa: Instruments of Reception for the Superdiverse Society
Publisher : Da’wa and Communication Faculty of the Sunan Ampel State Islamic University, Surabaya, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/icondac.v2i1.362

Abstract

This article presents the results of research on the role of Majelis Percikan Iman (MPI) in building harmony in the heterogeneity of religious organizations in Bandung city. This theme was important to study because there were many frictions between majelis taklim due to differences in ideas and views. This research was conducted with a descriptive qualitative approach. Data collection was done by interviewing, observing, and studying literature on various documents related to the research theme. Based on the results of the inductive analysis, some conclusions could be drawn as follows: First, the model of Ustadz Aam Amirudin's delivery which was friendly, relaxed and did not impeach certain groups in the learning process was the main attraction for MPI members from various ages and religious organizations. Second, various answers given by Ustadz Aam Amirudin in the question-and-answer session always provided alternatives in every problem, but remain decisive and clear, so that it brought a coziness for the participants. Third, MPI opened up opportunities for other Dai from Nahdhatul Ulama, Persatuan Islam, Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, and other religious organizations or academic practitioners to be speakers in order to create mutual support to educate the people, so that harmony was established in the heterogeneity of religiosity. Fourth, MPI is present to integrate religious values with culture and local wisdom that are implemented through the da'wah model by promoting the spirit of harmony.
PETASAN, GEERTZ, DAN GREEN ISLAM Budhianto, Chlaodhius; Fauzian, Rinda; Saepudin, Juju
Penamas Vol 36 No 2 (2023): Volume 36, Issue 2, July-December 2023
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/penamas.v36i2.691

Abstract

This paper intends to reexamine the theory of religious congruence from Clifford Geertz, which, whether we realize it or not, has become the basic assumption of Green Islam discourse. Textual studies and various activities of Green Islam have given birth to hope and optimism that Green Islam can form environmentally friendly behavior among the Ummah. This optimism in turn encourages scholars to examine Green Islam empirically, the firecracker explosion incident during Ramadan and Eid al-Fitr is a test case for this optimism. By using qualitative research methods and a living religion approach, the phenomenon of firecracker detonation was observed, and the perpetrators of the firecracker were interviewed. As a result, the firecracker explosion not only questions the optimism toward Green Islam but also presents theoretical problems regarding religious incompatibility. The orientation of firecracker explosions stems from assumptions and sheer enjoyment or can be described as an overflow or expression of joy in welcoming the festive season, disregarding the tranquillity of those in the vicinity. This is a basic problem in Green Islam studies to find new paths.
OPTIMALISASI PERAN MAJELIS TAKLIM DALAM MEBUMIKAN MODERASI BERAGAMA Saepudin, Juju
Journal of Religious Policy Vol. 1 No. 1 (2022): Januari-Juni 2022
Publisher : The Ministry of Religious Affairs, The Republic of  Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/repo.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis di mana peran majelis taklim dalam kampanye moderasi beragama. Kebijakan Kementerian Agama bisa dikatakan masih belum maksimal dalam melaksanakan program penguatan moderasi beragama di kalangan majelis taklim. Padahal majelis taklim sangat strategis keberadaannya sebagai lembaga pendidikan keagamaan berbasis masyarakat. Tujuan tulisan ini adalah untuk mendorong lahirnya sebuah kebijakan tentang penanaman nilai-nilai moderasi beragama kepada masyarakat yang majemuk melalui Pendidikan non formal, karena tidak diragukan lagi bahwa penanaman moderasi beragama sejak dini perlu dilakukan dengan serius. Tulisan ini mandasarkan diri dari hasil penelitian pustaka dan penggunaan buku-buku dan artikel jurnal ilmiah sebagai sumber data yang autentik dalam mendeskripsikan hasil dan pembahasan. Tulisan ini menunjukkan bahwa, meski kebijakan pengarus utamaan moderasi beragama sudah ditelurkan, namun kebijakan yang ada dinilai belum menyentuh semua sektor dan elemen yang terlibat. Karena itu perlu ada upaya penguatan strategi dalam membumikan moderasi beragama untuk membangun masa depan bangsa yang harmoni. Tulisan ini merekomendasikan, pemerintah perlu menyusun grand desain moderasi beragama pada lembaga pendidikan non formal, seperti majelis taklim, yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Berbasis Pesantren: Studi Kasus Pada SMP Al Muttaqin Kota Tasikmalaya Saepudin, Juju
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v17i2.559

Abstract

AbstractPesantren-Based Schools (SBP) are integrated education models that combine the implementation of a schooling system that develops science and skills abilities with the implementation of a pesantren system that develops religious attitudes and practices, increased morality and independence in life. This paper presents the results of a study of the model of Islamic Education (PAI) in Pesantren-based Junior High School (SMPBP) Al Muttaqin in Tasikmalaya City. Data was collected by interview, observation and document study techniques. The results of the study and discussion found several conclusions as follows: First, the structure of the PAI curriculum is not limited in the number of limited hours, but was reduced to a sub-field of study which is part of the PAI family, even modified in local content that is typical of pesantren. Second, PAI is not limited to a subject, but it becomes a system so that it is not limited to formal space and time. Third, the implications of the development of PAI can improve student achievement and prestige in the eyes of parents and the community, as well as making SMPBP Al Muttaqin as a magnet in the acceptance of new students as evidenced by increasing interest.Abstrak Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) merupakan model pendidikan integrasi yang menggabungkan pelaksanaan sistem persekolahan yang mengembangkan kemampuan sains dan keterampilan dengan pelaksanaan sistem pesantren yang mengembangkan sikap dan praktik keagamaan, peningkatan moralitas dan kemandirian dalam hidup. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pesantren (SMPBP) Al Muttaqin Kota Tasikmalaya. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumen. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ditemukan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, secara struktur kurikulum PAI tidak dibatasi dalam jumlah jam pelajaran yang terbatas, namun diturunkan menjadi sub bidang studi yang merupakan bagian dari rumpun PAI, bahkan dimodifikasi dalam muatan lokal yang bernuansa khas pesantren. Kedua, PAI tidak terbatas sebagai sebuah mata pelajaran, tatapi menjadi sebuah sistem sehingga tidak dibatasi ruang dan waktu yang formal. Ketiga, implikasi dari pengembangan PAI dapat meningkatkan prestasi dan prestise siswa di mata orang tua dan masyarakat, juga menjadikan SMPBP Al Muttaqin sebagai magnet dalam penerimaan peserta didik baru yang dibuktikan dengan peminat yang terus meningkat.