Richa Meliza
Department of Anthropology Faculty of Social and Political Sciences, Malikussaleh University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potret Pemamanan pada Akulturasi Budaya Alas dan Gayo Harinawati Harinawati; Richa Meliza
Aceh Anthropological Journal Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v6i2.9119

Abstract

Abtract: Pemamanan is a tradition of Alas Culture at the time of traditional wedding and circumcision processions, this tradition is carried out by pure Alas tribal families and families who experience Cultural Acculturation, the purpose of this study is to describe the portrait of pemamanan in Alas and Gayo Cultural Acculturation, this research map will look at the Procession Pemamanan in Alas and Gayo Cultural Acculturation in mixed marriages, the results of the study show that the Acculturation of Alas and Gayo Cultures is not carried out 100% following the transition of Pemamanan from the Alas Tribe, the tolerance of Alas Culture (Father) to Gayo Culture (Mother) in traditional processions, but did not completely eliminate the Pemamanan tradition. Based on the results of the study, it can be concluded that the Portrait of the Pemamanan Tradition in the Acculturation of the Alas and Gayo Cultures gave birth to cultural tolerance in the two tribes.Abstrak: Pemamanan merupakan sebuah tradisi Budaya Alas pada saat melakukan prosesi adat perkawinan maupun Khitan, tradisi ini dilakukan oleh keluarga pure suku Alas maupun keluarga yang mengalami Akulturasi Budaya, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan potret pemamanan pada Akulturasi Budaya Alas dan Gayo, peta penelitian ini akan melihat Prosesi Pemamanan pada Akulturasi Budaya Alas dan Gayo pda perkawinan campuran, hasil penelitian menunjukan bahawa Akulturasi Budaya Alas dan Gayo Potret Pemamanan dilakukan tidak 100% mengikuti trasisi Pemamanan dari Suku Alas, adanya toleransi Budaya Alas (Bapak) terhadap Budaya Gayo (Ibu) pada prosesi adat, namun tidak menghilangkan sepenuhnya tradisi Pemamanan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan Potret Tradisi Pemamanan Pada Akulturasi Budaya Alas dan Gayo melahirkan toleransi Budaya pada kedua suku tersebut. 
Koeksistensi Perempuan Penopang Kehidupan di Pedesaan Demuk Richa Meliza; Ibrahim Chalid; Iromi Ilham
Aceh Anthropological Journal Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v6i2.8938

Abstract

Abstract: The phenomenon of the women life who support life in rural areas has reciprocity and adjustment in people's lives in terms of the domestic and public spheres. This must be done because of the weak point of view of the community on the culture and habits of women who are in these two domains. The purpose of this paper is to describe the lives of women who support life in rural areas that are different from women in urban areas, both from the domestic and public realms. This study used qualitative research methods. The data collection process was carried out through live In, observation, in-depth interviews (indept interviews), and the use of documentation studies. Women in rural areas have a stronger survival in continuing their lives, especially economic problems, although women's lives are limited in all access, they have a goal in the welfare of their families and communities by living on land as farmers. Village culture and customs that are still thick are not an obstacle in terms of working, if they are still in the realm of rural culture that is polite, respectful, please help and others. So it is not a problem for women in rural areas to work in both domestic and public spheres.Abtract: Fenomena kehidupan perempuan penopang kehidupan di daerah pedesaan memiliki timbal balik dan penyesuaian di dalam kehidupan masyarakat dari segi ranah domestik dan publik. Hal ini harus dilakukan bersebab lemahnya sudut pandang masyarakat terhadap budaya dan kebiasaan  perempuan yang berada dalam kedua ranah tersebut. Tujuan dalam tulisan ini adalah untuk menggambarkan kehidupan terkait perempuan penopang kehidupan di daerah pedesaan yang berbeda dengan perempuan di daerah perkotaan, baik dari ranah domestik maupun publik. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan melalui Live In, observasi, wawancara mendalam (indept interview), dan penggunaan studi dokumentasi. Perempuan di daerah pedesaan mempunyai ketahanan hidup yang lebih kuat dalam meneruskan kehidupan terutama masalah ekonomi walaupun kehidupan para perempuan terbatas dalam segala akses, mereka memiliki tujuan dalam menyejahterakan keluarga dan masyarakat dengan cara bertanah hidup sebagai petani. Budaya dan adat istiadat pedesaan yang masih kental tidak menjadi kendala dalam hal bekerja, jika masih dalam ranah sesuai dengan budaya pedesaan yang santun, menghargai, tolong menolong dan lainnya. Sehingga tidak menjadi suatu permasalahan bagi perempuan di daerah pedesaan untuk bekerja dalam kedua ranah domestik dan publik.