Su’dadah Su’dadah, Su’dadah
Guru PAI pada SMPN Kedungbanteng I Kedungbanteng Banyumas

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI ( Integrasi Nilai Moral Agama dengan Pendidikan Budi Pekerti ) Su’dadah, Su’dadah
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.264 KB)

Abstract

National educational orientations that tend to ignore the development of value dimension have inflicted students both individually and collectively. The problem that arises is that the students will know much about anything but they are lack of system of values, attitudes, interests and positive appreciation of what they know. The students will experience an unbalanced intellectual development compared to their maturity of personality, wherein this condition can bring out a figure who is less concerned with the surrounding environment and susceptible to distortion of value. As a result, the students will practice moral offense easily, because the value system that should become a benchmark for standardized everyday behaviors is not so sturdy. By reflecting on the limited efforts of the educational institutions to equip the students with moral values nowadays, a number of people committed to providing character education. Character education as a part of religious education aims to develop values, attitudes and behaviors of students who bring out noble characters. Orientasi pendidikan Nasional yang cenderung melupakan pengembangan dimensi nilai, telah merugikan peserta didik secara individual maupun kolektif. Tendensi yang muncul adalah, peserta didik akan mengetahui banyak tentang sesuatu, namun ia menjadi kurang memiliki sistem nilai, sikap,minat maupun apresiasi secara positif terhadap apa yang diketahui. Anak akan mengalami perkembangan intelektual tidak seimbang dengan kematangan kepribadian sehingga melahirkan sosok spesialis yang kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya dan rentan mengalami distorsi nilai, sebagai dampaknya, peserta didik akan mudah tergelincir dalam praktik pelanggaran moral karena sistem nilai yang seharusnya menjadi standar dan patokan berperilaku sehari-hari belum begitu kokoh.Bercermin pada keterbatasan upaya lembaga pendidikan dalam membekali nilai-nilai moral peserta didik selama ini telah mengilhami munculnya komitmen dari sejumlah kalangan untuk memberikan pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti sebagai bagaian yang memperkaya pendidikan agama bertujuan untuk mengembangkan nilai, sikap dan prilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia / budi pekerti.
KEDUDUKAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH Su’dadah, Su’dadah
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.903 KB)

Abstract

The role of education is very crucial, especially when focused on the efforts to develop its positive potentials of human beings. Through the education process positive potentials of human beings are expected to create motivation and creativity that can result in a number of activities such as thinking (science) and creating new findings in various fields. Thus man can make himself as being cultured and civilized. To achieve this purpose, the education process should always be directed to developm individual potentials, so that human beings are able to understand and know their identity and responsibility as a living creature. Peran pendidikan menjadi amat krusial, terutama apabila dititikberatkan pada upaya untuk mengembangkan potensi positifnya. Potensi positif yang dimiliki manusia itu melalui proses pendidikan diharapkan dapat menciptakan motivasi dan daya kreasi yang dapat menghasilkan sejumlah aktivitas berupa pemikiran (ilmu pengetahuan), merekayasa temuan-temuan baru dalam berbagai bidang. Dengan demikian manusia dapat menjadikan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Untuk mencapai maksud tersebut proses pendidikan harus selalu diarahkan pada usaha pengembangan potensi individu, sehingga manusia tersebut sampai dapat memahami dan mengetahui jati diri dan tanggung jawabnya sebagai mahluk hidup.