Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN PSIKOLOGI DALAM KONSEP TEKNIK DASAR BOLA TANGAN Raffly Henjilito; Racmayati Eka Safitri; Ahmad Yani; Insani Zikri; Yola Yolanda
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.10037

Abstract

Siswa SD 001 Empat Balai belum mengetahui terkait teknik dasar bola tangan baik teori maupun praktek karena olahraga bola tangan ini baru masuk ke Riau dan belum di perkenalkan diseluruh Kabupaten / Kota Provinsi Riau dan emosional siswa juga belum stabil pada saat beraktivitas gerak dalam olahraga. Permainan bola tangan belum berkembang pesat seperti olahraga permainan sepakbola, bolabasket dan bolavoli. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi serta minimnya fasilitas dan perlengkapan yang dapat digunakan dalam permainan bolatangan, sehingga permainan ini kurang diminati oleh sebagian masyarakat, terutama para siswa di sekolah. Walaupun permainan bolatangan belum populer bagi siswa di sekolah, Akan tetapi permainan bolatangan telah menjadi materi pelajaran yang wajib diikuti dan dilaksanakan oleh siswa. Dalam kurikulum sekolah, salah satu materi pembelajaran yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu olahraga permainan, tidak terkecuali materi olahraga bolatangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir rata-rata sekolah belum pernah mengenalkan dan menerapkan permainan bola tangan, bahkan masih terdapat dari beberapa guru yang sama sekali tidak mengenal dan mengajarkan permainan bola tangan. Penggunaan Psikologi Olahraga menjadi tuntutan mutlak untuk mengatasi masalah-masalah psikologis pemain juga bagaimana penanganan aspek psikologis ini dapat meningkatkan prestasi pemain. Psikologi Olahraga merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam konteks untuk meningkatkan prestasi olahraga. Pada umumnya pelatih dan olahragawan sependapat bahwa keberhasilan meraih prestasi dalam bidang olahraga setidaknya 40 % ditentukan oleh aspek psikologis.
Study Kualitatif Berselancar Ombak Bono Sebagai Daya Tarik Pariwisata Di Teluk Meranti Ahmad Yani; Toktong Parulian; Yola Yolanda
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.14355

Abstract

Studi ini dilakukan untuk mencari kebenaran terjadinya ombak bono berdasarkan cerita rakyat dan realita ilmiah. Studi ini dilakukan dengan diperoleh melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi yang berpartisipasi. Proses analisis data dilakukan melalui analisis data, penyajian data, drawing kesimpulan/verifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan cerita rakyat nama „Bono? dalam masyarakat setempat berarti „benar?. Kata ini memiliki kisahnya sendiri ketika Raja Pelalawan meminta utusan masyarakat setempat menghadap ke Isatana Sayap tetapi sang utusan terhalang untuk menyeberangi sungai. Karena ketidak hadiran utusan tersebut, kemudian sang raja memerintahkan pengecekan langsung apakah betul ada gelombang dahsyat disungai. Akhirnya diperoleh informasi bahwa hal tersebut benar adanya. Kata„benar? ini dalam bahasa setempat disebut „bono? dan sejak saat itu kata „bono? melekat pada gelombang sungai di Teluk Meranti. Gelombang dahsiat tersebut memiliki nama lain yang cukup membuat bulu kuduk peselancar merinding, yaitu „Tujuh Hantu? (Seven Ghost). Realita ilmiah terjadinya ombak bono disebabkan adanya pertemuan tiga arus dimuara sungai Kampar antara selat malaka, laut cina selatan, dan sungai Kampar itu sendiri. Mengakibatkan terjadinya benturan yang sangat kuat, karena debit air sungai Kampar lebih sedikit maka benturan tersebut mengakibatkan terjadinya dorongan kedalam sungai Kampar dan menghasilkan gelombang yang dahsiat mencapai ketinggian 4 meter dan fenomena tersebut menjadikan gelombang yang datang secara beriringan sampai tujuh lapis gelombang.