Firmansyah Firmansyah
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pasifik Morotai

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STATUS EKOSISTEM LAMUN PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI Firmansyah Firmansyah; Nurafni Nurafni; Kismanto Koroy; Iswandi Wahab
Aurelia Journal Vol 4, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v4i2.11371

Abstract

Ekosistem lamun merupakan ekosistem penting yang menunjang kehidupan beragam jenis mahluk hidup, sekaligus sebagai lumbung protein bagi masyarakat. Berdasarkan data hasil penelitian P2O LIPI pada tahun 2015-2018 Indonesia termasuk dalam kategori lamun kurang sehat. Kondisi padang lamun di lingkungan pesisir disebabkan faktor alami dan manusia. Berkembangnya kegiatan maupun aktivitas manusia di wilayah pesisir khususnya di perairan Pulau Dodola yang merupakan ikon wisata Kabupaten Pulau Morotai memungkinkan adanya pengaruh terhadap ekosistem lamun, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan fisik, kelimpahan, tutupan maupun persentase. Tujuan penelitian yaitu menganalisis kerapatan jenis dan tutupan lamun Pulau Dodola. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 dengan menggunakan metode transek kuadrat. Hasil penelitian ditemukan 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalasia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halodule pinifolia dan Halophila ovalis. Kerapatan jenis tertinggi di stasiun I lamun adalah jenis Enhalus acoroides (19,33 tegakan/m²), terendah pada jenis Cymodecea rotundata (11,00 tegakan/m²). Stasiun II jenis lamun tertinggi Enhalus acoroides (20,00 tegakan/m²) terendah Cymodecea serrulata (5,80 tegakan/m²) dan pada stasiun III lamun tertinggi Enhalus acoroides (22,00 tegakan/m²) sedangkan paling terendah Halodule pinifolia (4,67 tegakan/ m²). Persentase tutupan lamun tertinggi adalah stasiun II yaittu 16,33%, sedangkan pada stasiun I memiliki nilai tutupan 14,05% dan stasiun III memiliki nilai tutupan yang paling rendah dengan nilai 7,03%.