Pembentukan karakter merupakan tanggungjawab bersama bukan milik sebagian pihak dalam menjalankanya, namun membangun negeri dengan karakter yang baik adalah kewajiban semua komponen masyarakat agar tercipta bangsa yang kuat dan berwibawa melalui kepribadian masayaraktnya yang dibentuk melalui pembelajaran-pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah sehingga memiliki output yang baik dan berkarakter. Semangat membangun karakter ini harus muncul dan digalakan dari semua lapisan masyarakat, mulai dari pimpnan keluarga, pimpinan masayarakat, tingkat desa, kecamatan, daerah dan bahkan sampai tingkat provinsi dan negara agar mampu berjalan beriringan dalam membangun bangsa. Dalam Islam, tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika Islam. Dan pentingnya komparasi antara akal dan wahyu dalam pembentukan nilai-nilai moral terbuka untuk diperdebatkan. Bagi kebanyakan muslim segala yang dianggap halal dan haram dalam Islam, dipahami sebagai keputusan Allah tentang benar dan baik. Oleh karenaya, dalam Islam terdapat tiga nilai utama yaitu, akhlak, adab dan keteladanan. Nilai-nilai al-Qur’an dan tsaqafah islamiyah (wawasan keislaman) merupakan pondasi yang harus dibangun oleh para pendidik dan pengelola pendidikan dalam mengembangkan pendidikan karakter. Oleh karena itu, pembentukan karakter melalui pembelajaran al-Qur’an dan tsaqafah islamiyah merupakan salahsatu bentuk usaha dalam membangun kesimbangan ilmu pengetahuan dan prilaku yang baik. Kurikulum menjadi sarana dalam mengembangkan pendidikan karakter ini, sehingga semua program yang berkaitan dengan pembentukan karakter melalui pembelajaran al-Qur’an dan tsaqafah islamiyah dapat dituangkan dalam sebuah kurikulum yang matang dan dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah dengan harapan output yang dihasilkan sesuai dengan harapan yang diinginkan yaitu terbentuknya karakter-karakter peserta didik yang baik melalui pembelajaran Al-Qur’an dan tsaqafah islamiyah.