Raymundus Putra Situmorang
The Republic of Indonesia Defense University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Laut Kabupaten Belu Berdasarkan Data Citra Satelit Raymundus Putra Situmorang; Yosy Gustasya; Syaeful Anwar
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v17i1.8366

Abstract

Perairan utara Kabupaten Belu memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup besar, antara lain kekayaan sumber daya ikan pelagis, baik ikan pelagis kecil maupun ikan pelagis besar. Potensi tersebut menjadikan masyarakat pesisir sebagai mata pencaharian sebagai nelayan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Namun para nelayan memiliki beberapa kendala dalam kegiatan penangkapan ikan, salah satunya tidak mengetahui wilayah gerombolan ikan yang ada di perairan khususnya bagi para nelayan di laut utara Kabupaten Belu. Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan daerah penangkapan ikan berdasarkan data citra satelit klorofil-a dan suhu permukaan laut tahun 2003-2021. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada nelayan mengenai daerah penangkapan sehingga kegiatan penangkapan dapat dilakukan lebih optimal dan dalam mendukung sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengambil data satelit dari klorofil-a Aqua-MODIS dan suhu permukaan laut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa daerah penangkapan ikan yang potensial untuk menangkap ikan berada di perairan Selat Ombai dan perairan Kepulauan Alor. Kelimpahan ikan terdeteksi pada bulan Januari dan tumbuh pesat hingga mencapai puncaknya pada bulan Agustus dan September.
APPLICATION OF OCEANOGRAPHIC DATA ON ILLEGAL FISHING SURVEILLANCE FOR SUPPORTING MARITIME SECURITY (CASE STUDY: NORTH NATUNA SEA) Raymundus Putra Situmorang; Yosy Gustasya; Muhammad Afrisal; Supriyadi Supriyadi
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 8, No 3 (2022)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jp.v8i3.1845

Abstract

The North Natuna Sea is full of illegal fishing and endangers Indonesia's maritime security. This is because fishery resources/fishery potential in the Natuna Sea is estimated to be worth IDR 5.32 trillion annually. In addition to the potential wealth of fisheries, the strategic location of the Natuna Sea is also the cause of rampant conflicts and illegal fishing activities in this region. Analysis of illegal fishing monitoring in the North Natuna Sea and the use of oceanographic data (sea surface temperature and chlorophyll-a) to monitor illegal fishing in the North Natuna Sea are the two main objectives of this research. The research method used is descriptive qualitative. The results of this study are that surveillance of illegal fishing in the North Natuna Sea has been carried out by the Indonesian Navy, the Indonesian Maritime Security Agency (Bakamla RI), and the Directorate General of Supervision and Control of Marine Resources and Fisheries of the Indonesian Ministry of Maritime Affairs and Fisheries with their duties and functions each. However, this is still not optimal because institutional capacity in supervision is still limited (facilities, human resources, and operational funds). Further findings indicate that oceanographic data has not been used optimally. This is because each agency has a different way of supervision. Automatic Identification Systems and Ship Monitoring Systems are technologies used by each agency in terms of surveillance. Therefore the implementation of illegal fishing surveillance by utilizing oceanographic data can be applied. This can make monitoring more optimal because by using oceanographic data it can be known directly where the potential fishing zones are. For this reason, an open oceanographic database center that can be accessed by various research institutions in Indonesia needs to be established immediately to facilitate the collection or utilization of data by institutions or researchers.