Abstrak – Kemerdekaan [Ala “Sang Srikandi”] dari Belenggu Penerimaan Minyak dan Gas Tujuan Utama – Penelitian ini bertujuan untuk menyingkap belenggu akuntansi yang mengekang sektor penerimaan minyak dan gas serta menakrifkan strategi pembebasannya.Metode – Penelitian ini menggunakan pemikiran kritis Sang Srikandi (Cut Nyak Dien) sebagai metodologi. Hasil wawancara terhadap delapan informan ditelaah menggunakan empat tahap analisis berbasis pemikiran Sang Srikandi.Temuan Utama – Penelitian ini menunjukkan bahwa tiga belenggu akuntansi menyeruak membatasi ruang gerak pemerintah dalam mengelola penerimaan minyak dan gas. Tiga langkah pembebasan berhasil dirumuskan demi kemerdekaan sektor ini dari belenggu yang menjerat. Kementerian keuangan berperan sebagai agen perubahan untuk menjalankan strategi pembebasan.Implikasi Teori dan Kebijakan – Pemerintah (melalui kementerian keuangan) hendaknya melakukan pembahasan bersama untuk menindaklanjuti belengu akuntansi. Selain itu, refleksi atas pemikiran Sang Srikandi dapat menjadi aksioma pengembangan paradigma nusantara di bidang akuntansi.Kebaruan Penelitian – Penelitian ini telah membumikan pemikiran Sang Srikandi untuk meluruskan kekusutan di sektor penerimaan minyak dan gas sehingga menjadi warna baru dalam riset akuntansi. Abstract – The Independence ("Sang Srikandi" Perspective) from Oil and Gas Revenue' ShacklesMain Purpose – This research aims to uncover the accounting shackles that constrain the oil and gas revenue sector and define their release strategies.Method – This research uses the critical thinking of the “Sang Srikandi” (Cut Nyak Dien) as a method. The results of interviews with eight informants were analyzed using four stages based on this thought.Main Findings – This research shows that three accounting shackles are limiting the government's space in managing oil and gas revenues. Three liberation steps were successfully formulated. The Ministry of Finance acts as an agent of change to carry out these steps.Theory and Practical Implications – The government (through The Ministry of Finance) should conduct joint discussions to follow up on the shackles of accounting. In addition, reflection on the “Sang Srikandi”s thought can be used to the development of the “Nusantara paradigm” in accounting.Novelty – This research has grounded "Sang Srikandi" 's critical thinking to straighten out the tangles in accounting sector.