Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN KESTABILAN EMOSI TERHADAP STRES AKADEMIK PADA REMAJA Ayu Deka Wati
Masker Medika Vol 10 No 2 (2022): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v10i2.497

Abstract

Pendahuluan: Remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Meskipun meningkatnya kemampuan kognitif dan kesadaran dari remaja dapat membuat mereka mengatasi stres dan emosional secara efektif, banyak remaja yang tidak dapat mengelola emosinya secara efektif. Sebagai akibatnya mereka rentan marah, kurang mampu mengendalikan emosi, yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah dengan emosi negatifnya. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui adakah hubungan stres akademik terhadap kestabilan emosi pada remaja. Metode Penelitian : Penelitian deskriptif kuantitatif dengan uji chi-square, teknik pengambilan data dengan purposive sampling menggunakan kuesioner. Sampel penelitian ini adalah siswa SMAN SP 1 Padang dengan jumlah 82 responden. Hasil : 82 responden menunjukkan kestabilan emosi stabil sebanyak 41 responden (50,0%) dan kestabilan emosi tidak stabil sebanyak 41 responden (50,0%), dari total 82 responden menunjukkan bahwa Stres akademik kategori tidak sebanyak 32 responden (39,0%), dan kategori ya sebanyak 50 responden (61,0%). Pada uji Chi Square untuk tabel 2x2 hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,365 (p value ≤ 0,05), sehingga H0 di tolak berarti secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antar kestabilan emosi dengan stres akademik remaja di SMA N 1 SP Padang. Simpulan : stres akademik pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pola fikir, tekanan berprestasi tinggi, dan pelajaran yang lebih padat, serta kestabilan emosi. Kestabilan emosi pada remaja perlu dijaga untuk mempertahankan proses akademik yang baik. Kata Kunci : Remaja, Stres akademik, kestabilan emosi remaja
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BERMAIN GAME ONLINE DENGAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA Ayu Deka Wati; Yuniza Yuniza
Masker Medika Vol 11 No 1 (2023): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v11i1.527

Abstract

Background: Adolescence is a period of transition or transition from children to adulthood. At this time so rapidly experiencing growth and development both physically and mentally. The basic need of every living thing for its survival is sleep. Sleep is part of the body's biological rhythm to restore stamina. Sleep needs in general range from 6-8 hours per day. Another impact of online games is the reduced rest time where online game users play without knowing the time this greatly affects the quality of sleep. Purpose : To determine the relationship between the intensity of playing online games with sleep quality in adolescents at SMP Negeri 35 Palembang. Methods: non-experimental quantitative research with a cross sectional approach, the sampling method used purposive sampling technique with a sample of 66 respondents using the chi square statistical test. Results: From a total of 66 respondents of Junior High School 35 Palembang that the number of respondents with the intensity of playing games in the category is sometimes (92.4%) and the intensity of playing games is always (7.6%). From a total of 66 adolescent respondents at SMP N 35 Palembang, the number of respondents with good sleep quality (92.4%) and poor sleep quality (7.6%). There is a significant relationship between the intensity of playing games with sleep quality in adolescents at SMP N 35. Palembang in 2022. The results of statistical tests using the Chi square test value P value = 0.00 or 0.05. Conclusion: there is a relationship between the frequency of playing games in adolescents with the intensity of sleep. Keywords: Sleep quality, Online games, Teenagers
EDUKASI MENGENAI BULLYING PADA REMAJA DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI Ayu Deka Wati
Khidmah Vol 3 No 2 (2021): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v3i2.357

Abstract

World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dengan periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan manusia karena pada masa peralihan ini remaja merasakan adanya perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri seperti perubahan pada fisik, kognitif, dan sosial emosional. Slavin (2009) mengatakan bahwa remaja mengalami kegoncangan emosi negatif yang disebabkan oleh tekanan-tekanan dan ketegangan dalam mencapai kematangan fisik dan sosial. Remaja yang memiliki konsep diri negatif biasanya cenderung menjadi korban bullying (Usman, 2013). Hal tersebut dikarenakan remaja dengan konsep diri negatif akan cenderung menarik diri dari lingkungannya (SEJIWA, 2008). Seorang remaja diharapkan mampu serta dapat mengontrol perasaan mereka dan mampu untuk mengendalikan serta dapat memahami gejolak emosi sehingga akan tercapai kondisi emosional dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan begitu remaja akan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan baik (Paramitasari & Alfian, 2012). Sasaran kegiatan ini adalah remaja. Program pengabdian masyarakat ini meliputi beberapa tahapan yaitu dimulai dengan menyusun konsep pelaksanaan kegiatan, membuat video animasi, mengupload video animasi ke media sosial, dan membuat laporan kegiatan. Kegiatan ini diharapkan mampu mencegah terjadinya perilaku bullying pada remaja.
HUBUNGAN ADIKSI SMARTPHONE DENGAN KESEHATAN MENTAL MAHASISWA Ayu Deka Wati
Masker Medika Vol 12 No 2 (2024): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v12i2.668

Abstract

Background: Various changes in people's lives due to the increasing progress of science and technology give rise to various problems for those who are unable to adapt. Early semester students who are still teenagers need to receive serious attention because during this period there is rapid physical and psychological growth. Adolescents' brains develop in a constant state so they tend to carry out risky behavior and pay less attention to the consequences of their actions compared to adults, including their ability to regulate smartphone use so that addictive behavior may arise. Objective: to find out the relationship between smartphone addiction and students' mental health. Research Method: Sampling was carried out using probability sampling and simple random sampling techniques, the number of respondents was 97 people. The instruments used were the Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) questionnaire for adolescents and the Mental Health Continuum-Short Form (MHC-SV) questionnaire. Results: The data analysis process was carried out using the Mann Whitney alternative test and the Asymp value was obtained. Sig (2-tailed) is 0.039 (0.039 < 0.05) Conclusion: it can be concluded that Ho is accepted and Ha is rejected, which means there is a relationship between smartphone addiction and students' mental health.