Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POLA ADAPTASI MASYARAKAT DESA WINONG MENGHADAPI DIGITALISASI KEGIATAN EKONOMI PASCA PANDEMI COVID-19 Fakhris Aulady; Martinus Legowo
Responsive Vol 5, No 2 (2022): Responsive: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi, Sosial, Humaniora Dan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/responsive.v5i2.42344

Abstract

Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai pola adaptasi yang dilakukan masyarakat desa Winong pasca Pandemi Covid-19 terutama pada kegiatan ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan dianalisis menggunakan teori interaksionisme simbolik. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara dan observasi didukung dengan data sekunder dari studi kepustakaan. Masyarakat desa Winong sudah terpengaruhi dengan masuknya digitalisasi dalam membantu kegiatan sehari-hari. Perubahan masyarakat tidak dapat dihindari, terlebih lagi pada kondisi Pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat menjadi harus cepat beradaptasi. Tetapi, kasusnya perubahan yang dilakukan masyarakat masih belum merata, dimana hal tersebut membuat adanya perubahan yang mendadak dan masyarakat desa Winong tidak semuanya siap dengan hal tersebut. Adapun hasil penelitian yaitu masyarakat beradaptasi dengan berbagai tingkatan ada yang terbilang cepat dan ada yang lambat. Hal itu dipengaruhi oleh tingkat kontak masyarakat dengan teknologi dan kebiasaan dari masyarakat itu sendiri, sudah dekat dengan teknologi atau belum pernah berhadapan dengan penggunaan teknologi itu sendiri. This research was written with the aim of knowing in depth the pattern of adaptation carried out by the Winong village community after the Covid-19 Pandemic, especially in economic activities. The method used in this study is a qualitative approach and is analyzed using the theory of symbolic interactionism. The data used are primary data from interviews and observations supported by secondary data from literature studies. The people of Winong village have been affected by the inclusion of digitalization in helping their daily activities. Changes in society are unavoidable, especially in the conditions of the Covid-19 Pandemic which makes people have to adapt quickly. However, the case is that the changes made by the community are still uneven, where this causes sudden changes and not all of the Winong villagers are ready for this. The results of the research are that people adapt to various levels, some are fairly fast and some are slow. This is influenced by the level of people's contact with technology and the habits of the people themselves, who are already close to technology or have never faced the use of technology itself. 
Pertukaran Sosial dalam Hubungan Pertemanan Remaja Desa Winong melalui Media Sosial Fakhris Aulady; Sugeng Harianto
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v8i2.54926

Abstract

Masa remaja menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak teman baik itu dari satu wilayah ataupun dari wilayah. Dengan adanya media sosial hal itu dapat diwujudkan, karena dapat menghubungkan siapapun. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi mengenai pembentukan hubungan pertemanan remaja desa Winong melalui media sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teori pertukaran sosial dari George C. Homans. Adapun cara pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan wawancara dan didukung dengan studi kepustakaan untuk melengkapi data. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa remaja memiliki perubahan dalam membangun pertemanan yaitu melalui media sosial, dimana dinilai dapat saling menguntungkan dengan dapat bertukar berbagai hal seperti cerita, waktu, barang dan hal lainnya yang tidak dapat dilakukan dalam interaksi secara langsung. Sehingga, fenomena ini berimplikasi pada pembentukan kebiasaan baru yaitu pertukaran nilai hanya dalam dunia maya.