Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sterilization, Multiplication and In Vitro Conservation of Germplasm Taro (Colocasia esculenta [L.] Schott) in BB BIOGEN Muhamad Sabda; Dedy Darnaedi; Dodin Koswanudin
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 12 No. 4 (2022): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v12i4.438

Abstract

The taro plant (Colocasia esculenta) has the potential as an alternative food that can be processed into various processed food products. Efforts to save germplasm ex-situ through taro conservation in vitro can be a backup for existing collections in the field. The activity was carried out at the in vitro conservation laboratory of the genetic resource management research group, the Bogor Institute for Research and Development of Biotechnology and Agricultural Genetic Resources (BB Biogen). A total of 15 accessions were used as explant material for sterilization, explants were grown on MS media, and then at 10 DAP, the percentage of live, contaminated, and dead explants was observed. The average sterile explants in all accessions were 34.01%, contaminated explants were 65.08%, and dead explants were 0.91%. Multiplication was carried out by subculture of the two most plantlets into the propagation medium, namely: (1) control MS, (2) MS + Thidiazuron 0.25 ppm, (3) MS + Thidiazuron 0.5 ppm, (4) MS + Thidiazuron 2 ppm, (5) MS + BA 0.5 ppm, (6) MS + BA 1 ppm, and (7) MS + BA 3 ppm. On conservation media until 5 months, the best response was shown in M3 (paclo 2 ppm) and M4 (mannitol 4%).Keywords: Aksesion; Explan; Media; ShootsABSTRAKSterilisasi, Multiplikasi, dan Konservasi In Vitro Plasma Nutfah Tanaman Talas (Colocasia esculenta) di BB BIOGENTanaman talas (Colocasia esculenta) memiliki potensi sebagai pangan alternatif yang dapat diolah menjadi berbagai produk olahan pangan. Upaya penyelamatan plasma nutfah secara ex situ melalui konservasi talas melalui in vitro dapat menjadi cadangan (back up) koleksi yang ada di lapang. Kegiatan dilaksanakan di Laboratorium konservasi in vitro kelompok peneliti Pengelolaan Sumber Daya Genetik, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Bogor. Sebanyak 15 aksesi digunakan sebagai materi eksplan untuk di sterilisasi, eksplan ditanam pada media MS, dan kemudian pada 10 HST diamati persentase eksplan yang hidup, terkontaminasi, dan mati. Rata–rata eksplan steril pada seluruh aksesi sebanyak 34,01%, eksplan terkontaminasi 65,08%, sedangkan eskplan yang mati sebanyak 0,91%. Multiplikasi dilakukan dengan subkultur terhadap dua planlet terbanyak ke dalam media perbanyakan, yaitu : (1) MS kontrol, (2) MS + Thidiazuron 0,25 ppm, (3) MS + Thidiazuron 0,5 ppm, (4) MS + Thidiazuron 2 ppm, (5) MS + BA 0,5 ppm, (6) MS + BA 1 ppm, dan (7) MS + BA 3 ppm. Pada media konservasi until the age of 5 months, the best response was shown in M3 (paclo 2 ppm) and M4 (mannitol 4%).Kata kunci: Aksesi; Eksplan; Media; Tunas
Kestabilan Karakter Fenotipik Plasma Nutfah Talas (Colocasia esculenta) Pasca Pemeliharaan pada Media Pertumbuhan Minimal dalam Kultur In vitro Muhamad Sabda; Nurul Hidayatun; Nurwita Dewi
Vegetalika Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.83669

Abstract

Talas (Colocasia esculenta) merupakan tanaman berumbi yang banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai sumber pangan alternatif di Indonesia. Tanaman ini umumnya dikonservasi secara konvensional di lapang dan didukung dengan konservasi secara in vitro. Akan tetapi, konservasi secara in vitro rentan terhadap terjadinya perubahan genetik tanaman. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui daya tumbuh dan kestabilan karakter fenotipe aksesi plasma nutfah talas pasca pemeliharaan dalam pertumbuhan minimal dalam kultur in vitro. Sebanyak 12 aksesi talas yang telah dipelihara dalam media dengan penghambat pertumbuhan paclobutrazol diaklimatisasi dan ditumbuhkan di lapang. Delapan karakter fenotipe diamati dan dibandingkan antara aksesi dari kultur in vitro dengan aksesi dari lapang. Pengamatan mengacu pada Descriptor standard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang dipelihara dalam kondisi pertumbuhan minimal dapat pulih daya tumbuhnya. Pemulihan daya tumbuh ini ditunjukkan dengan pertumbuhan yang normal di lapang tanpa mengalami perubahan karakter fenotipe. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pertumbuhan minimal yang terdiri dari MS + manitol 40 g/l dan MS + paclobutrazol 2 mg/l, tidak menimbulkan dampak yang buruk terhadap tanaman. Dengan demikian, media ini dapat direkomendasikan untuk konservasi in vitro plasma nutfah talas.