This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Morfometri burung nuri talaud (eos histrio talautensis) yang dipelihara secara ex situ di Pulau Karakelang J.L.P. Saerang; I.G. Mangke; L.J. Lambey; J.R.M. Keintjem
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.899 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41509

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari serta mengetahui morfometri burung nuri talaud (Eos histrio talautensis) yang dipelihara secara ex situ di pulau Karakelang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi terhadap burung nuri talaud yang dipelihara oleh masyarakat secara ex situ di pulau Karakelang, dengan menggunakan 12 sampel burung nuri talaud dan variabel yang diamati antara lain, berat badan, panjang kepala, panjang paruh, panjang sayap, panjang ekor, panjang shank, dan panjang badan. Hasil penelitian menunjukan bahwa berat badan burung nuri Talaud yaitu 102-150 gram dengan rata-rata 127,41 gram, panjang kepala 35,85-50,49 mm dengan rata-rata 42,96 mm, panjang paruh 19,15-22,03 mm dengan rata-rata 20,08 mm, panjang sayap 18-22 cm dengan rata-rata 20,41 cm, panjang bulu ekor 11-14 cm dengan rata-rata 12,5 cm, panjang shank 13,31-19,43 mm dengan rata-rata 15,78 mm, dan panjang badan 26-30 cm dengan rata-rata 28,83 cm. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemeliharaan secara ex situ yang dilakukan oleh masyarakat di pulau Karakelang menghasilkan burung nuri talaud (Eos histrio talautensis) dengan nilai morfologinya rendahKata kunci: Morfometri, Burung nuri talaud, Pulau Karakelang
Performans ternak puyuh (Coturnix-coturnix japonica) yang diberikan probiotik pada air minum L.M.S. Tangkau; C.L.K. Sarajar; M.W. Amu; J.L.P. Saerang
ZOOTEC Vol. 43 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.748 KB)

Abstract

ABSTRAKPuyuh (Coturnix-coturnix japonica) merupakan salah satu jenis ternak yang produksi utamanya adalah telur. Rata-rata ternak puyuh mulai memproduksi telur saat berumur 6 minggu dan akan berhenti berproduksi ketika berumur 18 bulan. Burung puyuh betina dapat berproduksi 200 sampai 300 butir telur dalam satu tahun. Permasalahan dalam beternak puyuh adalah produksi telur yang tidak optimal. Pengkajian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peformans ternak puyuh (Coturnix-coturnix japonica) yang diberikan probiotik pada air minum. Materi yang digunakan adalah 160 ekor puyuh betina. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varians. Hasil yang berbeda nyata dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ). Berdasarkan hasil analisis varians penambahan probiotik pada air minum ternak puyuh hingga dosis 1,5% memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum dan produksi telur ternak puyuh (P<0,05). Dan berdasarkan hasil analisis varians penambahan probiotik pada air minum ternak puyuh hingga dosis 1,5% memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap konsumsi air minum dan konversi ransum ternak puyuh (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian probiotik pada level 0,5% - 1,5% dalam air minum belum dapat mengoptimalkan produksi telur, konsumsi air minum dan konsumsi ransum
Morfometrik burung hantu (Tyto rosenbergii) di Daerah Wisata Kabupaten Minahasa R.E. Gala; J.L.P. Saerang; L.J. Lambey
ZOOTEC Vol. 43 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Burung hantu merupakan burung pemangsa. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora atau pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Burung hantu ini juga banyak memiliki keunikan tersendiri seperti, kepalanya yang bisa berputar 180° dan bisa melihat dalam gelap. Burung hantu biasa disebut juga dengan serak, punggok dan celepuk sedangkan di Minahasa dikenal dengan nama manguni. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang morfometrik burung hantu  (Tyto rosenbergii) di daerah wisata Kabupaten Minahasa. Penelitian ini dilaksanakan selama 14 hari pada tanggal 4 September sampai 17 September 2022 di dua tempat wisata Kabupaten Minahasa. Sampel penelitian yaitu menggunakan 10 ekor burung hantu yang diambil dari tempat wisata yang terdapat burung hantu yaitu di Monumen Benteng Moraya Tondano dan Bukit Kasih Kanonang. Menggunakan metode observasi terhadap burung hantu. Variabel yang diteliti yaitu berat badan, panjang ekor, panjang sayap, panjang paruh, lebar paruh, panjang shank dan panjang jari kaki tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa morfometrik burung hantu (Tyto rosenbergii) di daerah wisata Kabupaten Minahasa yaitu di Monumen Benteng Moraya Tondano dan Bukit Kasih Kanonang memiliki berat badan rata-rata 646,3 g, panjang bulu ekor 146,5 mm, panjang sayap 339,5 mm, panjang paruh 40,635 mm, lebar paruh 18,635 mm, panjang shank 70,4 mm dan panjang jari kaki tengah 65,8 mm. Burung hantu (Tyto rosenbergii) mempunyai berat badan yang berbeda-beda dikarenakan kondisi burung yang dipelihara buat dijadikan objek foto untuk wisatawan dengan ruang gerak yang terbatas serta pola hidup yang berubah dari nocturnal (hewan giat malam) menjadi dinurnal (hewan giat siang). Kata Kunci : Burung hantu, morfometrik, Minahasa