Aswin Nur Saputra
Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Tingkat Kerentanan Longsor Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan Aswin Nur Saputra; Deasy Arisanty; Noval Pandani
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpg.v9i2.12749

Abstract

Tanah longsor yang sering terjadi di daerah dengan keadaan tofografi seperti di daerah Kecamatan Padang Batung. Pemetaan Longsor dilakukan dengan cara pemetaan extraterrestrial yaitu pemetaan dengan menggunakan teknik pengindraan jauh (remote sensing). Data pengindraan jauh yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra sentinel 2A, citra satelit TRMM, data elevasi dari DEMNAS, dan peta jenis tanah dari pusat penelitian tanah dan agroklimat (puslittanak) yang kemudian diubah kedalam bentuk digital. Pengolahan data digital menggunakan software ArcGIS dengan menggabungkan dan menganalisis data yang diperoleh menggunakan teknik analisis data weighted overlay, dengan memasukan data curah hujan, jenis tanah, lemiringan lereng, tutupan lahan,  tingkat kerapatan vegetasi sebagai variabel pengukur kerentanan longsor. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk peta, kemudian dilakukan pengukuran keakuratannya dengan metode survey lapangan atau validasi map to survey, hasil survey lapangan dihitung menggunakan confusion matrix dan memperoleh hasil tingkat keakuratan 85.714%. Tingkat kerentanan longsor di Kecamatan Padang Batung dibagi menjadi 5 tingkat kerentanan, dari penelitian ini diketahui bahwa seluas 32km2 berada di tingkat kerentanan sangat rendah, 81km2 berada ditingkat kerentanan rendah, 74km2 berada ditingkat kerentanan sedang, 21km2 berada ditingkat kerentanan tinggi dan 0,269km2 atau 269m2 berada ditingkat kerentanan sangat tinggi, dari total luas keseluruhan wilayah 201 km2.
Modeling of Land Cover Changes in Banjarbaru City South Kalimantan Province Aswin Nur Saputra; Muhammad Wahyu Saputra; Hendy Fatchurohman; Prama Ardha Aryaguna
JURNAL GEOGRAFI Vol 16, No 1 (2024): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v16i1.48121

Abstract

Urban areas often experience land cover changes. Banjarbaru is one of several cities in Indonesia that has experienced land changes. The relocation of the administrative center of Banjarmasin City to Banjarbaru City led to the development of settlements. One spatial analysis carried out to examine the phenomenon of land change is remote sensing techniques. The method that can be used is the Land Change Modeler from MOLUSCE in QGIS. This model uses the CAM (Cellular Automata Markov) method to identify land cover change and predict land cover distribution. CAM can understand and predict land change patterns by considering land use, vegetation, and cell spatial interactions. This modeling is based on land cover data for 2015 and 2020 and several supporting parameters such as DEM data and distance to roads. Based on the modeling results from 2015 and 2020, Banjarbaru City experienced a change in built-up land, with most of it occurring in the center of Banjarbaru City. Based on the Markov Chain method by looking at land changes in the previous year, the development of built-up land increased by about 8% of the Banjarbaru City area of 32917.41 hectares. Based on the prediction results, the development of built-up land is centered in the middle of Banjarbaru City, such as North and South Banjarbaru Districts, due to the development of residential development.Keywords: Land Cover, Land Change Modeller, Cellular Automata, Markov Chain