Lilis Nurhasanah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemanfaatan Sri Rejeki (Dieffenbachia seguine) sebagai Biopestisida Pembasmi Hama Kutu untuk Tanaman Hortikultura Nidya Putri Zulia Kusuma Wardani; Putra Dwi Prasetyo; Ichsan Prasetyo Wardhani; Mayzya Titania Pramesti Putri; Salma Shalihah; Salma Nabilah; Lilis Nurhasanah; Jessica Mayrissa Veronica; Nurul Izzah Ramadhani; Deni Lubis
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) Vol. 4 No. 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpim.4.2.75-81

Abstract

Tanaman sri rejeki (Dieffenbachia seguine) merupakan jenis aglaonema yang tumbuh liar di Desa Temboro. Meskipun demikian, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida yang mampu membasmi kutu-kutu yang menyerang tanaman hortikultura karena dalam getahnya mengandung kalsium oksalat yang berbentuk jarum di dalam sel-selnya sehingga menimbulkan sifat beracun. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan tumbuhan sri rejeki (Dieffenbachia seguine) sebagai pengendali hama kutu dan pestisida alami pada tanaman sayuran. Kegiatan ini dilaksanakan pada 13-14 Juli 2022, bertempat di kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Joso dan KWT Dusun Dlisen, Desa Temboro. Bahan yang dibutuhkan adalah batang sri rejeki dan air. Setelah seluruh bahan tercampur dan sudah disaring, biopestisida dapat diaplikasikan terhadap tanaman yang terserang hama dengan cara disemprot. Bagian batang digunakan sebagai bahan utama karena kandungan getah yang tersimpan lebih banyak dibandingkan dengan bagian lainnya, sehingga harapannya kandungan kalsium oksalat yang diperoleh lebih banyak dan mampu membasmi hama kutu dengan lebih efektif. Diharapkan dinas pertanian setempat dapat meneliti kandungan, manfaat dan formulasi yang baku agar dapat diterapkan di kalangan yang lebih luas. Masyarakat dapat memanfaatkan biopestisida yang sudah diperoleh saat pelatihan dan KWT terkait dapat menjadi mentor untuk KWT lainnya.