The purpose of this research is to determine whether an area in the Bandung city is categorized as an area prone to air pollution or not, which is illustrated in the form of a thematic map. In this study, Fuzzy Inference System (FIS) is used with the Mamdani method. The parameters determining the vulnerability used among others are PM10 concentration, SO2 concentration, and rainfall. In this study, 89 data were used. The results showed that the city of Bandung is categorized as an area not prone to air pollution with an average vulnerability value of 17,235. However, in March there were areas categorized as air pollution-prone namely Regol, Lengkong, Kidul, Buahbatu, Rancasari, and Gedebage Districts with a vulnerability value of 47.5. Based on the results of this study, it is hoped that people will be aware of the air conditions in the environment where they live and realize the importance of maintaining air quality.Keywords: Air Pollution, Fuzzy Logic, Geographic Information System, Mamdani Method, Thematic Map. AbstrakPenelitian ini bertujuan agar masyarakat menyadari kondisi udara di lingkungan tempat mereka hidup dan menyadari pentingnya menjaga kualitas udara. Fuzzy Inference System (FIS) merupakan sistem yang digunakan dalam pengambilan keputusan dari sejumlah data yang memiliki ketidakpastian fuzzy antara lain dalam Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam penelitian ini FIS digunakan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan suatu daerah rawan polusi udara di Kota Bandung yang digambarkan dalam bentuk peta tematik. Parameter-parameter penentu kerawanan yang digunakan antara lain konsentrasi PM10, konsentrasi SO2, dan curah hujan. Metode yang digunakan dalam sistem ini adalah metode Mamdani. Data yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 89 data. Secara umum pada peta, dapat dilihat bahwa Kota Bandung dikategorikan sebagai daerah tidak rawan polusi udara dengan nilai kerawanan rata-rata sebesar 17,235. Namun pada Bulan Maret terdapat daerah yang dikategorikan rawan polusi udara yaitu Kecamatan Regol, Lengkong, Bandung Kidul, Buahbatu, Rancasari, dan Gedebage dengan nilai kerawanan sebesar 47,5. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan masyarakat menyadari kondisi udara di lingkungan tempat mereka tinggal dan menyadari pentingnya menjaga kualitas udara.