Fani Setyawan, Fani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN VARIASI HARIAN NILAI TURBULENCE KINETIC ENERGY DAN FLUKS PANAS DI WILAYAH KOTA BANDUNG Setyawan, Fani
Jurnal PIJAR Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal PIJAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapisan Batas Meteorologi merupakan suatu lapisan yang berada di bagian terbawah dari Troposfer. Salah satu fenomena yang terjadi di lapisan batas ini adalah Turbulensi yang memiliki durasi singkat namun memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan cuaca di Troposfer. Dalam aktifitas Turbulensi terdapat nilai Turbulence Kinetic Energy (TKE) dan mempengaruhi transfer panas atau Fluks Panas di atmosfer. Observasi meteorologi menggunakan Sonic Anemometer dapat digunakan untuk menghitung nilai-nilai tersebut. Komponen pengamatan yang dihasilkan merupakan variabel-variabel yang digunakan untuk menghitung nilai TKE dan Fluks Panas, yaitu komponen u, v, w, dan T. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di wilayah kota Bandung (studi kasus tanggal 26 september 2014), didapatkan variasi angin harian yang berhembus dari arah Barat hingga Utara dengan kecepatan rata-rata 4 knots. Namun pada siang hari, angin berhembus secara bergantian dari arah Barat dan dari arah Timur. Siklus harian dari nilai TKE menunjukkan adanya variasi dengan nilai yang besar saat matahari mulai muncul dan berakhir sebelum tengah hari. Sedangkan untuk siklus harian dari Fluks Panas menunjukkan fluktuasi yang signifikan saat tengah hari hingga matahari terbenam. Hal ini menunjukkan bahwa proses konveksi saat pagi hari dipengaruhi oleh Turbulence Kinetic Energy dan nilai Fluks Panas mempengaruhi proses konveksi setelah nilai TKE turun hingga matahari terbenam.
Evaluasi Pertukaran Informasi pada Simulasi Dampak Abu Vulkanik Terhadap Operasi Penerbangan di Indonesia Setyawan, Fani; Edralin, Rajasain
WARTA ARDHIA Vol 49, No 1 (2023)
Publisher : Badan Kebijakan Transportasi, Kementerian Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/wa.v49i1.511.28-37

Abstract

Dokumen ICAO 9766 tentang Handbook on the International Airways Volcano Watch (IAVW) menyebutkan bahwa diperlukan suatu exercise atau simulasi di setiap wilayah regional International Civil Aviation Organization (ICAO) agar dapat menjadi sarana latihan respons antar pemangku kepentingan penerbangan jika terdapat erupsi gunung berapi yang mengakibatkan adanya sebaran abu vulkanik di ruang udara. Pelaksanaan Volcanic Ash Exercise (Volcex) yang telah dilakukan Indonesia, masih perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui alur informasi yang diberlakukan telah sesuai standar internasional yang ditetapkan. Tujuan penulisan ini adalah untuk membandingkan penerapan prosedur penanganan abu vulkanik di Indonesia dengan standar internasional yang ditetapkan oleh ICAO. Sehingga akan diketahui hal apa saja yang masih perlu dilakukan perbaikan serta penggunaan sistem komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan serupa di masa mendatang. Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan melakukan observasi secara langsung pada kegiatan Volcanic Ash Exercise (Volcex) 22/01. Kegiatan Volcex 22/01 yang melibatkan Indonesia dan Sri Lanka, mensimulasikan letusan gunung Sorikmarapi yang berada di Sumetera Utara, menyebabkan sebaran abu vulkanik hingga memasuki wilayah FIR Colombo dan mengganggu aktivitas penerbangan. Seluruh unit yang terlibat, memberikan data dan informasi terkait abu vulkanik, baik yang berada di ruang udara maupun di daratan. Hasil dari kegiatan simulasi tersebut menunjukkan adanya alur informasi yang diterbitkan oleh masing-masing pihak terkait telah sesuai dengan standar internasional, sehingga perubahan rencana operasi penerbangan berjalan dengan lancar. Pertukaran informasi abu vulkanik tersebut  dilakukan menggunakan sistem I-Wish, dan mampu mendemonstrasikan pengambilan keputusan penutupan suatu bandara akibat adanya abu vulkanik melalui proses Collaborative Decision Making (CDM) yang melibatkan berbagai stakeholder penerbangan.
Evaluasi Pertukaran Informasi pada Simulasi Dampak Abu Vulkanik Terhadap Operasi Penerbangan di Indonesia Setyawan, Fani; Edralin, Rajasain
WARTA ARDHIA Vol. 49 No. 1 (2023)
Publisher : Sekretariat Badan Kebijakan Transportasi, Kementerian Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/wa.v49i1.511.28-37

Abstract

Dokumen ICAO 9766 tentang Handbook on the International Airways Volcano Watch (IAVW) menyebutkan bahwa diperlukan suatu exercise atau simulasi di setiap wilayah regional International Civil Aviation Organization (ICAO) agar dapat menjadi sarana latihan respons antar pemangku kepentingan penerbangan jika terdapat erupsi gunung berapi yang mengakibatkan adanya sebaran abu vulkanik di ruang udara. Pelaksanaan Volcanic Ash Exercise (Volcex) yang telah dilakukan Indonesia, masih perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui alur informasi yang diberlakukan telah sesuai standar internasional yang ditetapkan. Tujuan penulisan ini adalah untuk membandingkan penerapan prosedur penanganan abu vulkanik di Indonesia dengan standar internasional yang ditetapkan oleh ICAO. Sehingga akan diketahui hal apa saja yang masih perlu dilakukan perbaikan serta penggunaan sistem komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan serupa di masa mendatang. Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan melakukan observasi secara langsung pada kegiatan Volcanic Ash Exercise (Volcex) 22/01. Kegiatan Volcex 22/01 yang melibatkan Indonesia dan Sri Lanka, mensimulasikan letusan gunung Sorikmarapi yang berada di Sumetera Utara, menyebabkan sebaran abu vulkanik hingga memasuki wilayah FIR Colombo dan mengganggu aktivitas penerbangan. Seluruh unit yang terlibat, memberikan data dan informasi terkait abu vulkanik, baik yang berada di ruang udara maupun di daratan. Hasil dari kegiatan simulasi tersebut menunjukkan adanya alur informasi yang diterbitkan oleh masing-masing pihak terkait telah sesuai dengan standar internasional, sehingga perubahan rencana operasi penerbangan berjalan dengan lancar. Pertukaran informasi abu vulkanik tersebut  dilakukan menggunakan sistem I-Wish, dan mampu mendemonstrasikan pengambilan keputusan penutupan suatu bandara akibat adanya abu vulkanik melalui proses Collaborative Decision Making (CDM) yang melibatkan berbagai stakeholder penerbangan.