Srie Gustiani, Srie
Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian, Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SERAT HOLLOW DARI SELULOSA BAKTERIAL DENGAN NANOPARTIKEL ZnO UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH TEKSTIL Yulina, Rizka; Gustiani, Srie; Septiani, Wulan
Arena Tekstil Vol 29, No 1 (2014)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1615.062 KB)

Abstract

Selulosa bakterial mempunyai sifat mekanik yang baik untuk digunakan sebagai membran pada proses pengolahan air limbah tekstil. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan dan karakterisasi serat hollow dari bahan baku selulosa bakterial nata de coco dengan penambahan nanopartikel ZnO sebagai fotokatalis terimmobilisasi. Selulosa bakterial disintesis menggunakan bakteri Acetobacter xylinum di dalam medium air kelapa dan gula. Selulosa bakterial dilarutkan bersama dengan nanopartikel ZnO menggunakan pelarut cuprietilen diamina (Cuen) dengan variasi selulosa bakterial 2,25% dan 2,50%. Serat berbentuk hollow dihasilkan dari proses wet spinning menggunakan koagulan NaOH. Serat hollow yang telah melalui koagulan kemudian direndam dalam larutan asam, gliserol, dan alkohol, dengan variasi waktu perendaman asam selama 1 dan 2 hari. Uji kekuatan tarik menunjukkan hasil yang terbaik yakni sebesar 815,72 gf pada konsentrasi selulosa bakterial 2,50% dan perendaman asam selama 2 hari. Dari hasil uji gugus fungsi menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR), terdapat beberapa gugus fungsi yang menunjukkan keberadaan selulosa dan nanopartikel ZnO. Proses dekolorisasi fotokatalitik terhadap air limbah tekstil artifisial yang mengandung zat warna reaktif Remazol Black 5 (RB5) menunjukkan bahwa pH optimum proses penyisihan warna yakni pada pH 9 dan dihasilkan persen penyisihan warna yang tertinggi yaitu 90,32%. Pada kondisi yang sama, proses dekolorisasi RB5 menggunakan serat hollow tanpa nanopatikel ZnO hanya menghasilkan persen penyisihan warna sebesar 32,10%. Berdasarkan laju penyisihan zat warna, aktivitas degradasi fotokatalitik terbesar (k’ = 0,2615) diperoleh pada konsentrasi ZnO 10% dan konsentrasi zat warna RB5 10 ppm.
PENINGKATAN DAYA SERAP SERAT POLIESTER MENGGUNAKAN SELULOSA BAKTERIAL Gustiani, Srie; Eriningsih, Rifaida
Arena Tekstil Vol 28, No 1 (2013)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1464.355 KB)

Abstract

Poliester mempunyai beberapa keunggulan seperti tahan kusut, mudah pemeliharaannya dan relatif awet, namun kurang nyaman dipakai terutama pada kondisi tropis karena daya serapnya rendah dengan moisture regain (MR) 0,4%. Tujuan penelitian ini adalah merubah sifat hidrofob kain poliester menjadi hidrofil untuk meningkatkan daya serapnya. Proses dilakukan dengan cara melapisi selulosa bakterial melalui proses perendaman kain dalam bakteri selulosa (Acetobacter xylinum) dalam medium air kelapa, selama 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari. Selanjutnya dilakukan proses fiksasi dan pemurnian dengan NaOH 3%. Produk yang dihasilkan kemudian dilakukan pencucian berulang dengan mesin lounder O-meter sebanyak 1, 2 dan 3 kali atau setara dengan 5, 10 dan 15 kali pencucian dengan mesin cuci rumah tangga. Dari beberapa pengujian diketahui bahwa semakin lama waktu perendaman, MR dan daya serapnya semakin meningkat, namun kekuatan tarik mengalami sedikit penurunan. Dari analisa morfologi dengan Scanning Electron Microscope terlihat bahwa  dengan perendaman selama 6 hari sudah jelas terlihat lapisan selulosa bakterial yang menyelubungi serat dengan rata yang juga dibuktikan pada serapan gugus fungsinya pada Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan hasil pencelupan dengan zat warna reaktif. Kondisi optimum diperoleh pada perendaman 6 hari dan setelah pencucian berulang 2 kali dengan mesin lounder O-meter (setara dengan10 kali pencucian rumah tangga), yaitu MR meningkat dari 0,4 % menjadi 1,02 % dan waktu penyerapan  dari 96,64 detik menjadi 4,22 detik.
DEKOLORISASI FOTOKATALITIK ZAT WARNA REMAZOL BLACK 5 DENGAN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL TiO2 DAN Ag YANG TERIMMOBILISASI PADA NANOFIBER SELULOSA BAKTERIAL (SB) Gustiani, Srie; Notodarmodjo, Suprihanto; Syafila, Mindryani; Radiman, Cintya L.
Arena Tekstil Vol 29, No 2 (2014)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1521.132 KB)

Abstract

Pada penelitian ini, dilakukan studi terhadap penyisihan zat warna reaktif  Remazol Black 5 (RB 5) pada aplikasi proses fotokatalitik menggunakan katalis Ag dan TiO2 terimmobilisasi pada permukaan nanofiber selulosa bakterial (SB). Metode penelitian meliputi percobaan untuk memperoleh nilai optimum dari pH, jumlah Ag dan TiO2 serta untuk mengevaluasi efisiensi penyisihan warna yang optimum.  Pada proses pengolahan RB5, digunakan reaktor fotokatalitik selulosa bakterial (SB)/Ag/TiO2 didesain dalam skala laboratorium pada sistem batch, konsentrasi warna limbah buatan 10, 30 dan 50 mg/L, intensitas lampu UV 4,5 W/cm2 selama 120 menit. Dari hasil pengolahan RB 5,  diperoleh pH optimum 11, konsentrasi warna 10 mg/l dan jumlah katalis Ag dan TiO2 optimum 3,85 mg/cm2. Efisiensi penyisihan warna optimum diperoleh sebesar  98,4%.
SOLASI SERAT BATANG PISANG SEMU SEBAGAI SERAT PENGUAT BIOKOMPOSIT Siahaan, Maria; Noerati, -; Gustiani, Srie; Umam, Khairul; Kurniawan, -
Texere Vol 19, No 1 (2021): Texere Volume 19 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i1.04

Abstract

Pemanfaatan serat alam dari limbah tanaman di banyak sektor seperti tekstil , komposit, automotif dan lainnya mulai banyak dikembangkan. Hal ini karena keunggulannya dibandingkan dengan serat sintetis, diantaranya ramah lingkungan,  sifat mekanik yang baik, dan merupakan sumber daya alam yang melimpah dan terbarukan. Pada tanaman pisang, bagian batang yang dibuang pada proses pemanenan memiliki kandungan serat selulosa yang tinggi. Serat batang pisang juga memiliki sifat anti bakteri yang cukup baik karena adanya kandungan fenolik. Proses isolasi serat dari batang pisang dilakukan dengan proses degumming secara menggunakan enzim xilanase dan  degumming secara kimia menggunakan natrium karbonat. Proses degumming secara kimia lebih efektif, dibandingkan secara enzimatis. Hasil degumming secara kimia menghasilkan pengurangan berat lebih besar  dan sifat penyerapan air lebih banyak, namun memiliki kekuatan tarik yang sedikit lebih rendah dibandingkan degumming secara enzimatis. Degumming menggunakan natriumkarbonat dengan konsentrasi 30g/L menghasilkan penurunan berat sebesar 12,1%, kekuatan tarik sebesar 18,84 g/teks dengan mulur sebesar  21,74 %, dan kemampuan menyerap air sebesar 1310,33%. Pada pengujian sifat termal, menunjukkan serat yang dihasilkan dapat terdegadrasi pada suhu sekitar 360oC. Serat yang dihasilkan dapat diaplikasikan sebagai serat tekstil maupun serat penguat pada pembuatan biokomposit.