Eva Novarini, Eva
Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian, Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SINTESIS NANOPARTIKEL SENG OKSIDA (ZnO) MENGGUNAKAN SURFAKTAN SEBAGAI STABILISATOR DAN APLIKASINYA PADA PEMBUATAN TEKSTIL ANTI BAKTERI Novarini, Eva; Wahyudi, Tatang
Arena Tekstil Vol 26, No 2 (2011)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.703 KB)

Abstract

Sintesis nanopartikel seng oksida dilakukan dengan metode presipitasi melalui reaksi antara seng nitratdengan natrium hidroksida. Variasi penggunaan berbagai jenis surfaktan (kationik, nonionik dan anionik) sebagaistabilisator pada proses pembuatan larutan koloid nanopartikel. Partikel dikarakterisasi dengan X-ray Diffraction(X-RD), Ultraviolet-visible Spectroscopy dan Scanning Electron Microscope (SEM). Aktivitas antibakterinanopartikel terhadap Escherichia coli dan Bacillus cereus ditentukan dengan metode agar diffusion test. Hasilkarakterisasi XRD dan SEM menunjukkan bahwa partikel adalah benar seng oksida dengan ukuran antara 75 nm-125 nm. Penggunaan 5% surfaktan kationik atau nonionik berdampak pada distribusi ukuran partikel koloid yangrelatif rata. Nanopartikel memperlihatkan kemampuan yang lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteriBacillus cereus dibandingkan pada Escherichia coli. Selanjutnya, nanopartikel diaplikasikan pada kain kapasdengan teknik rendam-peras-pemanasawetan kering. Analisa persentase reduksi bakteri setelah beberapa kalipencucian tekstil dilakukan untuk mengetahui efektivitas aplikasi nanopartikel. Hasil foto SEM terhadap kain kapasmembuktikan bahwa kain mengandung nanopartikel seng oksida. Peningkatan jumlah zat pengikat dapatmeningkatkan efektivitas antibakteri.
MODIFIKASI PERMUKAAN SERAT POLIESTER MENGGUNAKAN SISTEM PLASMA NON TERMAL TEKANAN ATMOSFER DENGAN METODE LUCUTAN KORONA OLEH IONISASI UDARA Prayudie, Untung; Novarini, Eva
Arena Tekstil Vol 30, No 1 (2015)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1561.572 KB)

Abstract

Sifat fisik dan fungsi kain poliester dapat ditingkatkan melalui modifikasi permukaan tekstil menggunakan teknologi plasma. Pada penelitian ini, modifikasi pada permukaan kain poliester diperoleh melalui perlakuan plasma lucutan korona pada tekanan atmosfer. Plasma lucutan korona dihasilkan melalui ionisasi udara normal menggunakan prototip mesin plasma non termal dengan konfigurasi elektroda titik dan bidang. Jarak antar elektroda adalah 25 mm. Fenomena plasma lucutan korona pada kain poliester menghasilkan efek etsa yang terbukti dapat memodifikasi permukaan kain poliester. Citra SEM menunjukkan kain poliester sesudah perlakuan plasma mengalami perubahan kekasaran permukaan yang terlihat dari banyaknya lepuhan, bukit, celah dan pori-pori di sepanjang permukaan serat. Efek etsa terbukti pula dari berkurangnya berat kain poliester setelah perlakuan plasma. Tingkat kekasaran permukaan dan persentase pengurangan berat kain poliester berbanding lurus dengan durasi perlakuan plasma. Fenomena plasma berpengaruh terhadap peningkatan sifat hidrofilik kain poliester. Hasil pengujian menunjukkan kecepatan pembasahan kain poliester meningkat signifikan (hingga 6 kali lipat) setelah perlakuan plasma. Peningkatan kecepatan pembasahan ini lebih disebabkan oleh efek etsa akibat perlakuan plasma yang menghasilkan perubahan porositas antar sumbu benang pada kain poliester.
STUDI PENGGUNAAN MESIN PENCELUPAN SISTEM JET TIPE SOFT FLOW UNTUK PENCELUPAN KAIN POLIESTER DAN KAIN RAYON Sana, Arif Wibi; Novarini, Eva; Prayudie, Untung; Marlina, Rini
Arena Tekstil Vol 30, No 1 (2015)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2637.135 KB)

Abstract

Studi ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi optimum pencelupan kain poliester dan rayon pada mesin jet dyeing tipe soft flow. Untuk mengetahui kondisi optimum proses pencelupan poliester, dilakukan variasi kecepatan sirkulasi (rendah (42,84 m/menit), sedang (67,56 m/menit), dan tinggi (110,0 m/menit)), konstruksi kain (gramasi 65, 90 dan 175 g/m2) dan zat warna dispersi dengan berat molekul berbeda (BM 248.36, BM 519.93 dan BM 625.38). Proses pencelupan rayon dilakukan dengan variasi kecepatan sirkulasi (rendah (42,84 m/menit), sedang (67,56 m/menit), dan tinggi (110,0 m/menit). Hasil pencelupan diuji ketuaan warna (K/S), daya serap warna dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian, gosokan kering dan basah, serta kekuatan tarik. Pada kain poliester, nilai K/S tertinggi didapatkan pada kain dengan gramasi rendah yang dicelup menggunakan zat warna dispersi dengan berat molekul paling kecil, sedangkan pada kain rayon K/S tertinggi diperoleh pada hasil pencelupan dengan kecepatan sirkulasi sedang. Kain poliester maupun rayon hasil pencelupan memiliki nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian, gosokan kering dan basah yang baik dan tidak mengalami penurunan kekuatan tarik yang signifikan. Mesin jet dyeing tipe soft flow ini lebih sesuai untuk digunakan pada proses pencelupan dengan kecepatan sirkulasi kain tidak lebih dari 110 meter/menit dan lebih disarankan untuk digunakan pada kain-kainringan. Sedangkan untuk kain rayon, proses pencelupan sebaiknya dilakukan pada kecepatan sirkulasi sedang (67,56 m/menit).
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENCELUPAN KAIN KAPAS TERHADAP ZAT WARNA REAKTIF MELALUI PROSES KATIONISASI Kasipah, Cica; Novarini, Eva; Rakhmatiara, Emma Yuniar; Natawijaya, Dikdik
Arena Tekstil Vol 30, No 2 (2015)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2757.839 KB)

Abstract

Proses kationisasi kain kapas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pencelupan kain kapas terhadap zat warna reaktif melalui modifikasi makromolekul selulosa sehingga memiliki muatan positif untuk mempermudah pengikatan gugus anion pada zat warna reaktif. Penelitian ini menggunakan polidialildimetil amonium klorida (PDADMAC) dan amonium sulfat untuk memberikan muatan positif pada serat kapas. Spektra Fourier Transmitance Infra Red Spectrophotometer (FTIR) menunjukkan adanya kandungan kelompok kationik pada kainkapas yang dikationisasi dengan PDADMAC dan amonium sulfat. Kationisasi kain kapas dengan PDADMAC memberikan nilai ketuaan, intensitas dan beda warna yang lebih baik dibandingkan amonium sulfat. Nilai optimum penggunaan PDADMAC yaitu pada konsentrasi 4 g/l (dengan nilai K/S = 11,86; ΔE =10,34 (ΔE>6,0);I = 515,14%;skala nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian 4-5; gosokan basah 3; gosokan kering 3 dan penyinaran buatan 2). Nilai optimum penggunaan amonium sulfat yaitu pada konsentrasi 0,5 g/l (dengan nilai K/S = 4,89, ΔE = 3,64; I = 144,87; skala nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian 4-5; gosokan basah 4-5; gosokan kering 4 dan penyinaran buatan 4). Penggunaan PDADMAC dan amonium sulfat tidak mengakibatkan penurunan kekuatan tarik kain. Kationisasi dapat mengurangi bahkan mengeliminasi penggunaan zat pembantu pada pencelupan kain kapas dengan zat warna reaktif. PDADMAC dapat menghilangkan penggunaan elektrolit dan alkali. Sedangkanamonium sulfat dapat menghilangkan penggunaan elektrolit dan mengurangi pemakaian alkali.
POTENSI SERAT RAMI (BOEHMERIA NIVEA S. GAUD) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DAN TEKSTIL TEKNIK Novarini, Eva; Sukardan, Mochammad Danny
Arena Tekstil Vol 30, No 2 (2015)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1854.901 KB)

Abstract

Ketergantungan industri tekstil nasional terhadap bahan baku kapas impor masih sangat tinggi. Serat rami diharapkan dapat menjadi serat selulosa alternatif yang mampu mengurangi penggunaan serat kapas untuk bahan baku tekstil dan produk tekstil (TPT). Beberapa sifat serat rami hampir menyerupai sifat serat kapas namun kekuatan tarik serat rami dua kali lipat lebih besar dan daya serap airnya lebih tinggi daripada serat kapas. Pengembangan serat rami untuk bahan baku TPT masih memiliki kendala diantaranya kurang berminatnya masyarakat untuk membudidayakan tanaman rami, terbatasnya lahan perkebunan rami, proses pengolahan batang basah serat rami terutama proses degumming yang belum mampu menghasilkan kualitas serat rami siap pintal yang sesuai serta teknologi proses pemintalan serat rami sistem kapas maupun sistem worsted yang belum dikuasai sepenuhnya. Prospek serat rami untuk bahan baku TPT dan tekstil teknik sangat besar. Untuk kain sandang, campuran 45% rami dengan 55% kapas menghasilkan tekstur seperti kain linen yang eksklusif. Serat rami juga berpotensi sebagai bahan baku komposit dengan matriks polimer. Komposit polimer dengan penguat serat rami dapat digunakan untuk komponen otomotif dan lain sebagainya. Balai Besar Tekstil selaku lembaga litbang pemerintah turut memiliki tanggung jawab terhadap pertumbuhan kemampuan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang tekstil. Untuk mendukung pengembangan serat rami sebagai bahan baku TPT maka arah riset Balai Besar Tekstil dapat ditujukan pada peningkatan kualitas serat rami serta diversifikasi produk akhir berbahan serat rami. Hal ini diselaraskan dengan fokus litbang Balai Besar Tekstil yaitu mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor melalui substitusi bahan baku dari dalam negeri.