Latar belakang: Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara parsial maupun total untuk beberapa wilayah yang terdampak paling parah. Sebagaimana halnya negara-negara lain yang sama-sama terdampak dan memberlakukan pembatasan aktivitas warganya, Pemerintah Indonesia juga melarang penyelenggaraan aktivitas massal dan kerumunan. Secara bertahap, pemerintah daerah juga melakukan penutupan akses jalan-jalan menuju dan dari luar kota, dan bahkan gang-gang tiap wilayah rukun warga, dikunci gembok dan dirantai disertai pemberitahuan status pembatasan aktivitas yang secara keseluruhan bertujuan untuk menekan penyebaran virus ini. Hampir seluruh kegiatan dalam kehidupan sehari- hari seperti belajar, bekerja, berkomunikasi, bahkan berbelanja kini dapat dilakukan dari rumah dengan menggunakan smartphone ataupun laptop. Hal ini tentu membawa dampak signifikan terdapat kehidupan sosial-budaya dan gaya hidup masyarakat. Tujuan: Adapun tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk melakukan studi literatur review tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap sosial budaya dan gaya hidup masyarakat. Metode: Studi ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan narative review. Artikel didapatkan dari pencarian database seperti Google Scholar, Elsevier, Perpustakaan Nasional, Pubmed dan Biomed Central. Kriteria artikel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang sudah dibuat oleh peneliti yakni jurnal berbahasa indonesia dan inggris dari berbagai negara. Hasil: Berdasarkan kajian beberapa penelitian dalam kajian ini, selama masa pandemi Covid-19 telah terjadi prubahan sosial budaya dan gaya hidup yang signifikan, terutama pada penyintas Covid-19. Diana et al., yang menyebutkan bahwa terdapat diskriminasi bagi para penyintas covid-19. Diskriminasi terkait COVID dilaporkan oleh 16,58% responden yang mengikuti survey online di Kanada. Responden dengan kondisi non-kulit putih, petugas kesehatan dan peserta yang lebih muda lebih mungkin mengalami diskriminasi daripada responden kulit putih. Berkaitan dengan gaya hidup, pola diet para pemuda yang berpartisipasi pada salah satu penelitian menyebutkan bahwa pola diet telah berubah secara signifikan selama lockdown COVID-19, dengan heterogenitas yang diamati pada tingkat yang berbeda antara jenis kelamin dan lintas pendidikan. Penggunaan teknologi informasi terutama sosial media yang semakin masif serta pola kebiasan baru yang harus dapat diadopsi dengan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat yang secara signifikan mempengaruhi pola hidup secara keseluruhan. Kesimpulan: Coronavirus telah meningkatkan ketakutan di antara orang-orang di seluruh dunia yang secara langsung mempengaruhi semua dimensi sosial budaya seperti pendidikan, ekonomi, ketimpangan dan kekerasan dalam rumah tangga, budaya, agama, persepsi risiko, dan aktivitas bunuh diri seseorang. Tidak hanya sosial-budaya tetapi juga gaya hidup yang berubah selama masa pandemi. Kebijakan PSBB telah membawa banyak dampak pada gaya hidup masyarakat terutama cara pandang terhadap kesehatan fisik dan mental selama masa pandemi.