Andi Selvi Yusnitasari
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penggunaan Gadget dengan Kejadian Insomnia pada Remaja: Cross Sectional Study pada Siswa SMA di Daerah Urban dan Rural: Gadget Use with Insomnia in Adolescents: A Cross Sectional Study of High School Students in Urban and Rural Areas Andi Selvi Yusnitasari; Andi Tis’a Ramadhani; Andini; Khaeratun Hisan
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 12: DESEMBER 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v5i12.2908

Abstract

Latar belakang: Indonesia mengalami peningkatan pengguna gadget setiap tahunnya, pada tahun 2025 diprediksi pengguna gadget mencapai 256,1 juta. Penggunaan gadget yang berlebihan dan mengarah ke adiksi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah insomnia. Tujuan: Mengetahui hubungan penggunaan gadget terhadap kejadian insomnia pada remaja di daerah urban dan rural. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Jumlah sampel penelitian sebanyak 316 orang dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Data dianalisis menggunakan uji statistik chi square. Hasil: Ada hubungan antara lokasi sekolah (p=0.020), tingkatan kelas (p=0.000), penggunaan gadget akses media sosial (p=0.000), adiksi gadget (p=0.004) dan adiksi internet (p=0.000) terhadap kejadian insomnia pada remaja. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p=0.881) dan lama penggunaan gadget sebelum tidur (p=0.278) terhadap kejadian insomnia pada remaja. Kesimpulan: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat berpengaruh pada kejadian insomnia. Oleh karena itu, perlu pembatasan penggunaan gadget pada remaja agar tidak mengganggu kualitas tidur pada remaja sehingga tidak berdampak pada kesehatan maupun pada prestasi akademik remaja di sekolah.
Self Disclosure pada ODHA Pasangan Serodiskordan di Kota Makassar: Self Disclosure of Serodiscordant Couple ODHA in Makassar City Andi Selvi Yusnitasari; Suci Rahmdani; Andi Tis’a Ramadhani; Andini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 2: FEBRUARY 2023 -Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i2.2957

Abstract

Latar belakang: Pasangan serodiskordan merupakan salah satu kelompok berisiko tinggi terjadi penularan HIV. Pasangan serodiskordan yang melakukan tes HIV, ditemukan 92.19% diantara terkonfirmasi positif HIV. Salah satu faktor yang dapat berkontribusi tehadap risiko penularan adalah self disclosure ODHA pada pasanganya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui self disclosure pada ODHA, hambatan dan upaya mengatasinya. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kualititaf dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilaksanakan di Kota Makassar pada bulan Juli-September 2022. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 10 orang terdiri dari 7 ODHA, 2 pasangan negative dan pendamping sebaya dari LSM. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview. Hasil: Pasangan serodiskordan memiliki persepsi yang berbeda terkait kerentanan menularkan kepada pasangan. Umumnya informan menyatakan bahwa HIV bukan merupakan penyakit dengan tingkat keganasan yang tinggi. Sebagian informan sudah membuka status kepada pasangannya, tetapi masih ada informan yang belum membuka status karena ketakutan adanya penolakan dari pasangan. Upaya yang dilakukan pasangan serodiskordan dalam mengatasi hambatan untuk membuka status adalah melakukan edukasi tentang HIV kepada pasangan dan adanya peran pendamping. Adapun upaya yang dilakukan ODHA untuk mencegah penularan kepada pasangan adalah menggunakan kondom dan rutin melakukan testing. Kesimpulan: Persepsi hambatan pada informan mempengaruhi keterbukaan diri ODHA membuka status pada pasangan.