Suferniwati Fau
Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pembentukan Karakter Anak dalam Keluarga Berdasarkan Amsal 23:14 Suferniwati Fau; Sigit Ani Saputro; Titik Haryani
Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakter merupakan benih yang tertanam dalam diri manusia sejak manusia diciptakan oleh Allah dalam Kejadian 1: 28. Letak kesamaan manusia dengan Allah berada pada karakter, ketika Allah menciptakan dan menghembuskan nafas kehidupan kepada manusia pertama yaitu Adam di situlah Roh Allah tertanam dalam diri manusia. Beberapa masalah yang sangat mempengaruhi pembentukan karakter anak yaitu kurangnya pemahaman bagi orang tua bahwa, pembentukan karakter anak sangat penting untuk dilakukan sejak anak masih kecil, dan adanya masalah dalam menerapkan pembentukan karakter terhadap anak sehingga membuat karakter anak menjadi tidak baik. Metode yang digunakan adalah metode eksegesis terapan yang mencari, mengumpulkan, mempelajari data menggunakan literatur-literatur dan berbagai buku yang berhubungan dengan pokok pembahasan. Sehubungan dengan metode kualitatif yang digunakan dalam penulisan skripsi ini akan mengarahkan kepada penjelasan apa adanya. Adapun kesimpulan akhir sebagai berikut: pertama, pembentukan karakter sangat penting untuk diterapkan kepada anak-anak sejak dini agar karakter anak menjadi baik di masa yang akan datang; kedua penggunaan rotan dalam pembentukan karakter anak harus dilakukan dengan cara yang bijak dan berhikmat dengan berlandaskan kasih, tujuan penggunaan tongkat yaitu untuk mendidik anak menjadi lebih baik; ketiga, lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak karena keluarga merupakan lingkungan pertama di mana seorang anak mendapatkan nilai-nilai kehidupan namun tidak hanya lingkungan keluarga, melainkan lingkungan sekolah, gereja dan masyarakat.