Yasintus Harjon
Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP KEBANGKITAN POPULISME, SOLUSI ALTERNATIF, DAN RELEVANSINYA BAGI FENOMENA POPULISME DI INDONESIA Mathias Jebaru Adon; Yasintus Harjon; Dionisius Sunardi
Jurnal Poros Politik Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Poros Politik
Publisher : Program Studi Imu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpp.v4i2.3201

Abstract

This study aims to discuss the influence of mass media on the rise of populism. Mass media is essentially a media that puts forward the truth in conveying information. The mass media is here to guide people to the true knowledge and truth about an event or occurrence. However, the reality that is happening in Indonesia is that the mass media often display conflicting information. The mass media often present information for the sake of meeting the interests of certain political groups and actors. As a result, the mass media has become a growing valley for populism in Indonesia. This study uses a literature study on the influence of mass media on the rise of populism. This study finds that the cause of the development of populism is because the mass media do not prioritize objectivity in conveying information and news. The solution offered by this research to minimize this is that the mass media need to return to their authenticity as a media that prioritizes truth and objectivity. In addition, the community needs critical reasoning in consuming various information and the importance of the government's control function in overseeing the ambiguity of news or information presented to the public.
Sumbangan Konsep Fusi Horizon dalam Hermeneutika Gadamer bagi Proses Perumusan Sila Pertama Pancasila Yasintus Harjon
Pancasila: Jurnal Keindonesiaan Vol. 3 No. 2 (2023): VOLUME 3 NOMOR 2 OKTOBER 2023
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/pjk.v3i2.169

Abstract

Fokus tulisan ini ialah mengkaji secara mendalam gagasan fusi horizon dalam hermeneutika Gadamer dan sumbangannya bagi proses perumusan sila pertama Pancasila. Fakta di ruang publik terdapat aneka perbedaan pandangan terhadap teks ‘pluralisme agama Indonesia’ pada saat proses perumusan sila pertama Pancasila. Sebagian founding fathers dan tokoh-tokoh nasional membaca dan memahaminya hanya sebatas agama tertentu (Islam). Sementara beberapa yang lain melihat dan mengertinya jauh lebih luas dan mendalam. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan hanya Islam, tetapi mencakup agama-agama yang lain. Teks ‘pluralisme agama Indonesia’ dengan demikian harus dipahami dan dirumuskan sebagai ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ bukan ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.’ Adapun metodologi yang digunakan dalam artikel ini ialah kajian pustaka dengan membaca secara kritis dan mendalam berbagai literatur terkait tema yang dibahas. Tulisan ini menemukan bahwa sila pertama Pancasila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ merupakan hasil fusi horizon founding fathers dan tokoh-tokoh nasional atas teks ‘pluralisme agama Indonesia’. Fusi horizon terjadi ketika masing-masing di antara mereka berani melampaui pra-pemahaman mereka atas teks tersebut, saling terbuka, dan berdialog satu sama lain. Sehingga terbentuklah fusi horizon, yakni sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ yang merangkul semua agama tanpa ada yang tereliminasi.