Gerakan sosial umumnya muncul karena adanya kelompok yang menentang kebijakan dan dilakukan oleh kelompok atau organisasi inti. Peneliti mencoba melihat jika gerakan sosial terjadi pada fenomena yang berbeda dalam konteks donasi tragedi Kanjuruhan Malang dan diinisiasi oleh kelompok bersebrangan yaitu fanbase boyband BTS, Army Indonesia. Fanbase atau yang biasa disebut dengan fandom merupakan bentuk dari komunitas antar kelompok dengan kesamaan yang sama. Bentuk dari gerakan sosial yang ditampilkan merupakan salah satu dari aktivitas partisipasi fandom. Dimana menurut (Bennett, 2014) terdapat empat bentuk partisipasi dalam fandom, salah satunya adalah kekuatan sipil. Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk dari kekuatan sipil yang ditampilkan oleh fandom Army Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana relasi antar aktor dalam melakukan penyebaran informasi gerakan sosial, untuk mengetahui bagaimana jaringan komunikasi terbentuk di dalam gerakan sosial ini dan aktor yang terlibat pada tahapan gerakan sosial. Metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan dari platform Twitter dan menggunakan Netlytic sebagai proses analisa data. Temuan dari penelitian adalah relasi antar aktor terjadi dalam sentralitas yang rendah, aktor non-elit mempunyai pengaruh yang signifikan dalam tahapan gerakan sosial terutama pada tahap penggabungan dan tahap gerakan aksi. Ada keterbatasan penelitian dimana data crawling tidak bisa dilakukan secara menyeluruh sehingga tahapan penurunan dan turunan dari gerakan sosial tidak dapat ditemukan.