Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETAHANAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA Farakh Khoirotun Nasida; Setia Pramana
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.536 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.24

Abstract

Perencanaan keluarga merupakan hal yang penting dalam pencapaian Sustainable Development Goals. Tingginya angka kelahiran di negara berkembang biasanya tidak diimbangi dengan perencanaan keluarga yang baik sehingga mengakibatkan banyak masalah yang lebih serius. Tujuan ketiga SDGs yaitu good health and wealth being bahkan menyoroti secara serius masalah kematian ibu dan bayi. Tingkat fertilitas diukur dengan angka fertilitas total (TFR). Papua merupakan provinsi dengan TFR tertinggi kedua di Indonesia. Tingginya TFR merupakan implikasi dari umur melahirkan pertama yang terlalu muda. Untuk menurunkan TFR Provinsi Papua, perlu dilakukan kebijakan dan program khususnya yang berkaitan dengan interval kelahiran pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi interval kelahiran pertama di Provinsi Papua. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 sebagai wujud pemanfaatan data official statistics untuk memantau pencapaian SDGs. Variabel yang dicakup meliputi faktor wanita dan faktor rumah tangga. Menggunakan pengujian log-rank, didapatkan bahwa terdapat perbedaan ketahanan yang signifikan antarkategori variabel tingkat pendidikan dan status kesejahteraan. Melalui permodelan semiparametrik menggunakan Cox-Proportional Hazard, variabel tingkat pendidikan, status kesejahteraan, dan status migrasi wanita berpengaruh signifikan terhadap interval kelahiran anak pertama. Wanita dengan pendidikan SMP ke atas, memiliki kesejahteraan tinggi, dan bukan migran memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak pertama lebih cepat daripada wanita dalam kategori referensi masing-masing.
DETERMINAN MIGRASI BERULANG MANTAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA Farakh Khoirotun Nasida; Suryanto Aloysius
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2020 No 1 (2020): Seminar Nasional Official Statistics 2020
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.867 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.590

Abstract

Migrasi tenaga kerja internasional berkembang pesat seiring dengan transformasi demografi, menimbulkan berbagai pola perpindahan baru, salah satunya migrasi berulang. Sebagai negara pengirim tenaga kerja internasional, Indonesia dihadapkan pada problematika kompleks terkait perlindungan dan dampak migrasi berulang terhadap kehidupan sosial Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dengan mengambil studi kasus di Desa Purworejo, Kabupaten Kendal, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum, variabel yang memengaruhi, dan kecenderungan migrasi berulang mantan PMI dari karakteristik ekonomi, modal manusia, demografi, dan modal sosialnya. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dengan metode pengambilan sampel stratified systematic. Dari analisis deskriptif, didapatkan bahwa mayoritas PMI di Desa Purworejo melakukan migrasi berulang. Melalui persamaan regresi logistik biner yang terbentuk, varaibel sektor pekerjaan, pendidikan, pelatihan kewirausahaan, umur pertama migrasi, dan status perkawinan terbukti secara signifikan memengaruhi migrasi berulang. Mantan PMI yang pada migrasi pertamanya bekerja pada sektor informal, berpendidikan SMP ke bawah, tidak pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan, berumur muda, dan belum menikah memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan migrasi berulang. Sedangkan variabel pengalaman kerja, penguasaan bahasa, jumlah ART, keikutsertaan komunitas migran, dan keberadaan keluarga migran tidak berpengaruh signifikan. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dengan negara tujuan untuk penempatan pekerja formal dan menyesuaikan kembali persyaratan penempatan PMI.