Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DETERMINAN PRODUKSI EKONOMI KREATIF SUBSEKTOR KULINER DI INDONESIA TAHUN 2011-2015 Amalia Rizkiyani; Atik Mar'atis Suhartini
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.305 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.129

Abstract

Ekonomi Kreatif (Ekraf) merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian Indonesia di era revolusi industri 4.0 saat ini. Meskipun dari waktu ke waktu Ekraf terus menunjukkan eksistensinya, namun hal tersebut belum mampu mendorong perekonomian Indonesia dimana pada tahun 2011-2015 justru menunjukkan perlambatan. Oleh sebab itu, pemerintah dan para pelaku Ekraf berusaha mencari berbagai cara untuk meningkatkan PDB Ekraf sebagai solusi untuk mendorong perekonomian Indonesia. Dari 16 subsektor yang ada, kuliner merupakan subsektor yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap PDB Ekraf, sehingga peningkatan Ekraf subsektor Kuliner akan memberikan pengaruh yang besar terhadap keseluruhan PDB Ekraf. Akan tetapi pada tahun 2011-2015, pertumbuhan PDB Ekraf subsektor kuliner terus mengalami perlambatan yang menunjukkan adanya kendala yang dihadapi oleh para pelaku Ekraf subsektor kuliner dalam meningkatkan produksinya. Sehingga tujuan dalam penelitian ini yaitu: untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi output produksi industri Ekraf subsektor kuliner, dan mengidentifikasi skala pengembalian pada industri Ekraf subsektor kuliner tahun 2011-2015. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan data Survei Perusahaan Industri Manufaktur dan Publikasi Statistik Industri Manufaktur Indonesia. Dengan model terpilih random effect model (REM), hasilnya menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja dan bahan baku terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap output produksi Ekraf subsektor kuliner. Sedangkan Ekraf sendiri dalam kondisi decreasing return to scale, artinya proporsi penambahan input lebih besar dari proporsi penambahan output yang dihasilkan.