Nadila Tamisanesia
Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kritik Normatif - Sistematik Bangunan Mesjid Al-Irsyad Nadila Tamisanesia
Reka Karsa: Jurnal Arsitektur Vol 8, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v8i3.7954

Abstract

AbstrakMasjid adalah tempat penting bagi umat islam karena disanalah aktivitas ibadah dan penyebaran agama islam berlangsung. Masjid menjadi tempat utama untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan ibadah dan keagamaan, kegiatan yang sering dilakukan adalah  sholat berjamaah untuk orang yang beragam muslim namun seiring berjalan waktu masjid menjadi tempat sarana bersosialisasi baik secara vertikal maupun horizontal. Tetapi terdapat banyak masjid yang memiliki fasilitas yang diluar dari fungsi kegiatan keagamaan seperti kegaiatan belajar yang dilakukan didalam satu bangunan yang menjadi fungsi masjid. Di Indonesia masjid menjadi sebuah simbol daerah terutama di Pulau Jawa. Masjid menjadi bangunan utama bagi daerah seperti alun-alun yang menjadi titik pusat dari aktivitas kegiatan masyarakat sebuah kota yang berada di daerah Pulau Jawa, karena alun alun  menjadi pusat dari aktivitas masyarakat keagamaan maupun aktivitas lainya. Masjid Agung yang mejadi sebagai alun-alun sebuah daerah memiliki fungsi tambahan dari sebuah perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini. Masjid Agung menjadi contoh yang nyata bahwa masjid dapat memiliki fungsi yang diluar keagamaan seperti hal nya masjid Al-Irsyard yang menjadi masjid utama di Kota Baru Parahyangan yang berfungsi juga sebagai tempat sekolah islam yang berafiliasi di Singapura sebagai sekolah internasional. Masjid pada jaman sekarang dapat memiliki fungsi ganda selain tempat beribadah karena perkembangan jaman dan budaya yang terus berkembang sehingga masjid menjadi sebuah tempat yang memiliki multi fungsi seperti masjid Al-Irsyard yang digabungkan dengan sebuah sekolah islam internasional. Nilai yang berkembang dengan penambahan fasilitas menjadikan sebuah masjid menjadi tempat yang nyata sebagai aktivitas bersosialisasi secara vertikal maupun horizontal.Kata kunci: Alun-alun kota, islam, mesjid, penyebaran agama
PENERAPAN ANALOGI ARSITEKTUR PADA PERANCANGAN MUSEUM ARKEOLOGI PAWON ECO-HERITAGE DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Nadila Tamisanesia; Juarni Anita; Shirli Putri Asri
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2791.325 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i2.67

Abstract

Ditemukannya fosil-fosil dan artefak peninggalan pra-sejarah Arkeologi di situs Gua Pawon Kabupaten Bandung Barat, maka museum dibutuhkan sebagai tempat melindungi temuan, konservasi situs, sekaligus tempat edukasi dan sosial masyarakat. Tujuan rancangan museum ini untuk mendesain museum yang komplit fasilitasnya, menjadi tempat wisata edukasi yang inovatif dan representatif agar bisa menjadi ikon kawasan sekitar Gua Pawon. Pemilihan tema arsitektur analogi diambil agar ada keselarasan dengan situs Gua Pawon sebagai bentuk apresiasi benda hasil temuan arkeolog terhadap bangunan yang menaunginya. Penerapan pengolahan fisik maupun non-fisik pada penempatan tapak hingga bentuk bangunan menggunakan penganalogian penafsiran artefak purba, seperti penafsiran batuan dolmen pada bentuk bangunan, penafsiran Gua Pawon pada ruang dalam dan penafsiran naskah purba Sunda kuno pada penempatan tapak. Penerapan tema penganalogian menghasilkan rancangan bangunan dengan bentuk sudut tajam seperti potongan batu yang menjadi keunikan estetika bangunan. Ruang dalam dirancang tidak banyak bukaan dan terdapat skylight untuk cahaya masuk seolah berada di dalam gua. Penempatan massa bangunan pada tapak mengikuti hirarki penokohan pada cerita Perjalanan Bujangga Manik. Hasil rancangan museum ini diharapkan menjadi ikon kawasan untuk menarik pengunjung datang ke Bandung Barat.