Teddy Wartono Sudinda
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALYSIS OF ACHIEVEMENTS OF NET ZERO CARBON EMISSIONS AS INDONESIA'S REFERENCE IN FULFILLMENT OF CLIMATE CHANGE MITIGATION COMMITMENTS Teddy Wartono Sudinda
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol. 16 No. 2 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmb.v16i2.5143

Abstract

Indonesia plans a target of reducing carbon emissions in the Nationally Determined Contribution (NDC) of 29 percent in 2030 on a business as usual basis (BAU) and 41 percent with international assistance until 2050. NDC is a measurable commitment in dealing with the threat of climate change, the main cause of which is the increasing emission of greenhouse gases. glass/GHG to the atmosphere. The composition of GHG itself is 94 percent in the form of carbon dioxide, CO2 produced by human activities. Almost all human activities contribute 75 percent to carbon emissions because their activities tend to come from the use of fossil fuels, BBF. Taking into account the source of carbon emissions is the largest of the main human activities, then to detect the amount of carbon emissions into the atmosphere is to calculate the individual carbon footprint, carbon footprint. The results of individual carbon footprint studies in several places/regions and nationally are informed as follows: in the Puspiptek Serpong Tangerang area, an individual carbon footprint of around 3.1-6.6 tons CO2e per year was obtained, in Semarang, Central Java an individual carbon footprint value of around 3.84 tCO2e per year was obtained. , Medan, North Sumatra produces what individual carbon footprint values ??are around 2.52 tCO2e per year, at the national level the calculation of individual carbon footprints is approached by dividing the total carbon emission data published by the Ministry of Environment and Forestry in the period 2010-2018 with the total population of Indonesia at that time, we get a range of figures carbon footprint from 3.40 sd. 9.29 tCO2e per year. The highest number occurred in 2015.
CITARUM RIVER FLOOD MANAGEMENT REVIEW FROM THE ASPECT OF SPATIAL PLANNING AND ENVIRONMENNTAL CARRYING CAPACITY (CASE STUDY OF THE DAYEUHKOLOT AREA) Teddy Wartono Sudinda
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol. 16 No. 2 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmb.v16i2.5144

Abstract

Penambahan ruang di lahan-lahan terbuka hingga ke daerah pinggiran kota mengakibatkan bertambah luasnya lahan (dengan fungsi perkotaan) terbangun (urban built-up land). Dengan semakin tingginya tingkat pembangunan di kawasan tersebut yang tanpa terkendali (unplan) dikemudian hari akan menimbulkan dampak negatif yang dirasakan yang ditandai dengan penuruan kualitas lingkungan itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Dayeuhkolot (termasuk hulu sungai Citarum) merupakan daerah rawan banjir dan genangan dimana beberapa desanya termasuk daerah yang sering dilanda banjir. Berdasarkan telaahan maka terdapat akar pemasalahan yang menyebabkan wilayah hulu sungai Citarum setiap tahun mengalami banjir dan genangan yaitu perkembangan penggunaan lahan terbangun (built up area) selama kurun waktu 1993-2013 tahun telah mencapai 78,95% dari luas wilayah Kecamatan Dayeuhkolot 1.078,60 ha dibanding lahan non terbangun yang menyisakan luas sebesar 21,05% dari 1.078,60 ha, angka daya dukung lahan wilayah Kecamatan Dayeuh Kolot menunjukan 0,0098 sudah berada diluar ambang batas konsumsi lahan populasi antara 100.000-250.000 jiwa dan hasil analisis dari Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Dayeuh Kolot untuk kawasan budidaya non pertanian (kawasan terbangun) mencapai 85% dan sisanya 15% untuk kawasan budidaya pertanian.