Murtala Murtala
Institut Seni Indonesia Surakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

RATOH GAKI: AESTHETIC-ARTISTIC DEFORMATION OF CONTEMPORARY DANCE MOVEMENT Murtala Murtala; Eko Supriyanto
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 2 (2022): Edisi Juli- Desember 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i2.2246

Abstract

Aceh merupakan provinsi yang berada di ujung pulau Sumatera. Provinsi ini memiliki banyak tari tradisional (lagu-tari) yang dimainkan dalam posisi duduk, diantaranya: Ratoh Duek, Saman Gayo, Likok Pulo, Ratoh Taloe, Ratoh Bantai, Rateb Meusekat, Rapai Geleng dan lain-lain (O’Sullivan 2011). Secara kasat mata, kesenian ini terlihat sama antara satu dengan lainnya, tetapi apabila dilihat lebih dalam, maka setiap tari ini memiliki perbedaan dan karakteristik tersendiri. Teknik perkusi tubuh (peh badan) dalam Ratoh Duek menjadi ide artistik dalam penciptaan karya ini. Ratoh dalam bahasa Aceh berarti mengoceh atau bercerita secara terus menerus, sedangkan Duek berarti duduk. Pengkarya mempelajari tari ini saat masih berusia 11 tahun. Ratoh Duek awalnya ditarikan oleh penari pria, tetapi dalam perkembanganya tari ini boleh ditarikan oleh penari wanita. Pada bentuk penyajiannya, gerak ketangkasan yang memukau dan presisi (ketepatan) serta mengisyaratkan kedisiplinan yang luar biasa, menghasilkan pertunjukan yang unik, atraktif, tentu saja memantik daya pukau secara estetik dan artistik. Di deskripsikan berdasarkan data-data yang didokumentasikan selama proses penciptaan, artikel ini mencoba memperlihatkan dari proses, analisis dan bentuk penyajian sebuah karya tari berjudul Ratoh Gaki dengan spirit lokal budaya Aceh