Nur Afipah Tania Dwi Safitri
Universitas Muria Kudus

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Karakteristik Anak Dari Keluarga Perantauan Dalam Berperilaku Sopan Santun Nur Afipah Tania Dwi Safitri; Sumaji Sumaji; Diana Ermawati
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 8 No. 4 (2022): October-December
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v8i4.3520

Abstract

Karakteristik merupakan ciri khas sesorang yang sudah melekat dalam diri yang dapat membuatnya berperilaku dan bertindak secara otomatis. Perantauan yaitu perginya seseorang dari asal dia tinggal ke wilayah lain untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Sopan santun adalah sifat lemah lembut yang dimiliki seseorang yang dapat di lihat tingkah laku maupun bahasa yang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik anak dari keluarga perantauan dalam berperilaku sopan santun di Desa Mangunrekso. Penelitian ini di laksanakan di Desa Mangunrekso dan menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, dan pencatatan. Informan utama dalam penelitian ini berjumlah lima anak dari keluarga perantauan di Desa Mangunrekso. Sedangkan objek yang diteliti yaitu perilaku sopan santun anak dari keluarga perantauan di Desa Mangunrekso dan menggunakan teknik pengambilan subjek yaitu purposive. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dalam penelittian menunjukan bahwa karakteristik anak dari keluarga perantauan di Desa Mangunrekso dalam berperilaku sopan santun yaitu tiga dari lima anak masih berkata kasar atau kotor, masih ada anak yang belum bisa menghormati orang yang lebih tua serta menyayangi orang lebih muda, anak masih bersikap acuh tak acuh saat bertemu dengan tetangga, masih ada anak yang menyela ketika orang lain berbicara, serta berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa jawa ngoko atau tidak menggunakan unggah ungguh bahasa.