Isbandiyah ., Isbandiyah
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BRAINT NATRIURETIC PEPTIDE (BNP) ., Isbandiyah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.899 KB) | DOI: 10.22219/sm.v7i2.4076

Abstract

Gagal jantung merupakan suatu sindroma klinik dengan tanda dan gejala yang disebabkan disfungsi ventrikel kiri. Untukmenghemat biaya perawatan dan pengobatan diperlukan diagnosis yang cepat dan akurat, serta strategi pengobatan yang tepat, yaitu antara lain dengan mengukur nilai brain natriuretic peptide (BNP). BNP adalah suatu neurohormon jantung, terutama dihasilkan oleh ventrikel sebagai respon terhadap expansi volume ventrikel, tekanan yang berlebihan (overload), dan meningkatnya tekanan dinding ventrikel. Dua metode dalam pemeriksaan BNP, yaitu metode radioimmunoassay (RIA) dan immunoradiometricassay (IRMA) atau fluorescence immunoassay (FI). BNP dapat digunakan untuk diagnosis gagal jantung dengan cepat, untuk membedakan sesak karena gagal jantung dengan akibat penyakit lain, pemeriksaan (screening) gangguan sistolik ventrikular kiri pada pasien setelah serangan infark miokard, sebagai monitoring gagal jantung dan juga indikator prognosis gagal jantung. Nesiritid sebagai human recombinant dari BNP dapat digunakan sebagai terapi pasien gagal jantung. Pada akhirnya BNP tidak bisa mengganti peran ekokardiografi, tetapi sebagai alat pelengkap, hal ini karena BNP tidak dapat membedakan antara disfungsi diastolik dan sistolik dan tidak memberikan informasi tentang kelainan katub dan fungsinya.
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN OBAT NYAMUK BAKAR DAN FREKUENSI PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) Ilyas Nampira, Chandra; ., Isbandiyah; Farahdila, Melany
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.087 KB) | DOI: 10.22219/sm.v9i2.4136

Abstract

Hubungan Antara Pemakaian Obat Nyamuk Bakar dan Frekuensi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Latar Belakang: PPOK menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dengan penggunaan obat nyamuk bakar sebagai faktor risiko PPOK. Tujuan: Membuktikan hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi PPOK. Metode: Observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil dan Diskusi: Terdapat hubungan yang bermakna antarapemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi PPOK (chi square p-value < 0,05). Kesimpulan: Ada hubungan pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensiPPOK.
UJI KLINIS TERBUKA EFEK TERAPI STATIN (SIMVASTATIN) TERHADAP KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (HS-CRP) PADA PENDERITA DIABETES TIPE 2 ., Isbandiyah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3163.945 KB) | DOI: 10.22219/sm.v6i1.999

Abstract

Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) mempunyai resiko kematian karena penyakit kardiovaskular dua sampai enam kali dibanding pasien tanpa DM. diketahui bahwa inflamasi berperan dalam pathogenesis aterosklerosis. hs-CRP merupakan salah satu marker inflamasi yang paling kuat dibanding marker inflamasi lain. HMG-CoA reduktase inhibitor atau statin mempunyai efek biologi yang luas disamping sebagai terapi menurunkan kadar kolesterol, juga dapat menurunkan kadar C-reaktive protein (CRP), hal ini dikenal sebagai efek pleotropik statin. Subyek. Pasien diabetes type 2, di poliklinik Endrokinologi Penyakit Dalam RSSA Malang. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek terapi statin terhadap kadar hs-CRP. Bahan dan Cara. Penelitian ini merupakan suatu uji klinis pre-post test design. Pasien DM type 2 dengan kadar LDL kolesterol > 100 mg/dl diberikan terapi statin, dengan target terapi statin < 100 mg/dl. Setelah satu bulan terapi statin 5 mg per hari, pasien yang tidak mencapai target diberikan statin 10 mg per hari selama satu bulan, selanjutnya sampai dosis statin 20 mg. pemeriksaan hs-CRP dilakukan dengan metode chemiluminesen dan LDL kolesterol dihitung dengan menggunakan formula Friedewald. Pemeriksaan laboratorium dikerjakan sebelum dan setelah terapi statin. Analisa statistik menggunakan T-test dan uji korelasi, dikatakan bermakna jika p < 0,05. Hasil. Dari 79 pasien penelitian, 5 pasien drop out. Terapi statin 5 mg per hari dapat menurunkan rerata kadar hs-CRP, kolesterol LDL, kolesterol total, non-HDL, dan TG secara bermakna masing-masing 26,8%, 27,31%, 14,12%, 23,83%, dan 11,82% (p< 0,05). Pada terapi statin 10 mg didapatkan penurunan bermakna kadar kolesterol LDL, non-HDL dan kolesterol total, masing-masing 9,71%, 15,49%, 23,51% (p< 0,05). Dengan terapi statin 20 mg tidak ada hasil yang bermakna secara statistik. Pasien yang mencapai target terapi LDL < 100 mg/dl dengan terapi statin 5 mg sebanyak 41 pasien (56,16%), pada terapi statin 10 mg sebanyak 27 pasien (84,37%), dan pada statin 20 mg sebanyak 2 pasien (66,66%). Tidak didapatkan korelasi antara LDL kolesterol dengan hs-CRP. Kesimpulan. Statin 5 mg dapat menurunkan kadar hs-CRP, LDL kolesterol, kolesterol total, non-HDL, trigliserida serta peningkatan HDL kolesterol secara bermakna, jika dibanding statin 10 mg dan 20 mg. tidak ada korelasi antara LDL kolesterol dengan hs-CRP.  Kata kunci: HMG-CoA reduktase, DM type 2, hs-CRP, LDL kolesterol
POLA BAKTERI PENYEBAB PNEUMONIA NOSOKOMIAL DI RS DR SOETOMO SURABAYA PERIODE JANUARI 2011 - MARET 2012 ., Asadullah; ., Isbandiyah; Ardila N, Sri
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.789 KB) | DOI: 10.22219/sm.v11i1.4197

Abstract

Asadullah, 2012. Pola Bakteri Penyebab Pneumonia Nosokomial di RS Dr.Soetomo Surabaya Periode Januari 2011 ? Maret 2012, Latar Belakang: Pneumonia nosokomial merupakan penyebab mortalitas dan morbiditasyang paling tinggi diantara infeksi nosokomial lainnya. Tujuan penelitian: Mengetahui pola bakteri penyebab pneumonia nosokomial di RS Dr.Soetomo Surabaya periode Januari 2011 - Maret 2012 Metode Penelitian: Rancangan deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data dari rekam medik, diolah secara deskriptif untuk mengetahui pola bakteri penyebab pneumonia nosokomial di RS Dr.Soetomo Surabaya. Hasil dan diskusi Jumlah pederita pneumonia nosokomial di RS Dr.Soetomo surabaya periode januari 2011-maret 2012 adalah 812 orang.
PENGARUH PEMBERIAN KOPI TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR DIABETES MELLITUS TIPE 2 Yustisiani, Alifaneta; Andari, Desy; ., Isbandiyah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.194 KB) | DOI: 10.22219/sm.v9i1.4124

Abstract

Penilitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh kopi terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih strain wistar diabetes mellitus tipe 2.penelitin ini menggunakan metode eksperimen laboratoris rancangan the post test only control group desain. Sampel tikus putih strain wistar dibagi 4 kelompok. Sampel I : kontrol negatif, II: kontrol positif, dua kelompok lainnya diberikan kopi Robusta berbagai dosis (5,4 mL/200 gr BB/ hari, 10,8 mL/200 gr BB/hari). Analisis data menggunakan One Way Anova, uji Tukey 5%, uji korelasi dan uji regresi linier. Hasil uji One Way Anova terdapat pengaruh perlakuan dengan perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar glukosa darah. Dari uji korelasi terdapat korelasi yang berbanding lurus dan sangat bermakna antara dosis kopi dan jumlah penurunan kadar glukosa darah tikus putih diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai Pearson Correlation -0,978 pada glukosa darah puasa dan -0,932 pada glukosa darah 2 jam post pandrial, sedangkan hasil uji regresi didapatkan nilai R2 = 0,956 pada glukosa darah puasa dan 0,869 pada glukosa darah 2 jam post pandrial. Kesimpulan : Pemberian kopi berbagai dosis dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus tipe 2.Kata kunci : diabetes mellitus tipe 2, kadar glukosa darah, kopi Robusta