Amrozy Muharamin
Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi Pengangkutan Sampah Perkotaan Dengan Dump Truk Di Kabupaten Alor Amrozy Muharamin; Pratama Sandi Alala; Misbahul Munir
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2022: Energi Terbarukan dan Keberlanjutannya di Berbagai Sektor
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Alor merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di bagian timur laut. Kabupaten Alor terdiri dari tiga pulau besar dan enam pulau kecil yang saat ini ada penghuninya. Alor yang memiliki luas 2.928,88 km2 terdiri dari 17 Kecamatan. Ibu kota Kabupaten Alor adalah Kota Kalabahi. Kota Kalabahi terletak di Kecamatan Teluk Mutiara. Berdasarkan Sensus Penduduk pada tahun 2020, Kabupaten Alor dihuni sekitar 211.872 jiwa. Dari jumlah tersebut, seperempatnya tinggal di Kecamatan Teluk Mutiara yaitu sebesar 25,18 persen. Pengangkutan sampah sangat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan, baik dari sektor industri, ekonomi, pertanian maupun perdagangan. Pertumbuhan tersebut memacu kebutuhan armada yang berakibat pada peningkatan kebutuhan armada pengangkutan sampah. Ketersediaan armada ini juga berdampak pada persentase pelayanan pengelolaan sampah di suatu kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengangkutan sampah permukiman perkotaan dengan  menggunakan kendaraan dump truck. Sampel dalam penelitian ini yaitu 2 kendaraan dump truk. Hasil penelitian menunjukkan Total waktu pengangkutan sampah dump truck dengan nomor polisi B 9625 WQ yaitu 4,35 jam, total waktu kerja di lapangan 6,61 jam, dan jarak yang ditempuh yaitu 45,06. Total waktu pengangkutan sampah dump truck dengan nomor polisi DH 908 F yaitu 4,31 jam, total waktu kerja di lapangan 5,74 jam, dan jarak yang ditempuh yaitu 41,62 km. Hal ini disebabkan kondisi kendaraan B 9625 WQ memiliki kerusakan ringan dan DH 908 F dalam kondisi rusak berat. Hal ini mengakibatkan pembagian rute pengangkutan sampah kurang merata, dampaknya waktu efektif kerja setiap pengemudi kendaraan dan timbulan sampah yang terangkut antar pengemudi kendaraan pengangkut sampah tidak seimbang.