Dwiyani Anggraeni
Universitas Pelita Bangsa

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pandangan Orang Tua Anak Usia Dini Terhadap Bullying atau Perundungan Dwiyani Anggraeni; Azimatur Rahmi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.598 KB)

Abstract

Setiap anak dilahirkan dengan doa dan harapan dari kedua orang tua. Seiring dengan pertambahan usia anak maka anak memasuki jenjang pendidikan sekolah untuk mempersiapkan masa depan anak kelak. Di sekolah tidak jarang banyak masalah dialami oleh anak. Kasus terberat yang mungkin dihadapi anak adalah kasus bullying. Bullying adalah suatu prilaku agresif yang hendak merusak, mengganggu dan membahayakan kondisi fisik dan emosional anak. Tujuan dari bullying adalah mendominasi kekuasaan atas diri anak. Akibat dari kasus bullying sangat menimbulkan trauma mendalam pada diri anak korban bullying.Anak dikatakan sebagai korban bullying apabila anak tersebut mengalami prilaku yang tidak menyenangkan dari seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus atau dalam kurun waktu berbeda. Korban bullying adalah anak yang memiliki self esteem rendah sehingga mudah merasa panik, cemas dan takut, sedangkan pelaku bullying adalah anak dengan prilaku agresif, sulit menerima rasa frustasi dan kurang memiliki empati kepada orang lain. Salah satu faktor pembentuk karakter bullying pada anak adalah pola asuh orang tua. Orang tua atau keluarga yaitu ayah dan ibu yang terikat dalam pernikahan yang sah yang memiliki tanggung jawab merawat dan mendidik anak agar kelak siap memasuki dunia masyarakat. Orang tua diharapkan dapat memberikan contoh yang baik kepada anak.Fokus penilitian ini adalah melihat sejauh mana pandangan dan pemahaman orang tua terhadap Bullying. Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kuantitatif dengan metode angket.Populasi pada penelitian ini adalah orang tua TK Budi Mulia Lourdes. Hasil dari penelitian diperoleh bahwa orang tua anak usia dini sudah memiliki pemahaman mengenai prilaku bulliying, sudah menjelaskan kepada anak mengenai bulliying, siap menolong anak yang mengalami bulliying, orang tua menyadari bahwa bulliying dapat terjadi di jenjang anak usia dini dan akan menimbulkan trauma yang mendalam pada anak, namun ada beberapa orang tua yang belum memahami bentuk prilaku bulliying serta orang tua percaya bahwa pelaku bullying tidak berkaitan dengan pembiasaan prilaku yang Nampak pada anak di rumah.
Pengaruh Dongeng terhadap Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Dwiyani Anggraeni; Syawalia Rafiyanti
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.381 KB)

Abstract

Setiap anak dilahirkan dengan memiliki potensi masing-masing.Potensi dapat berupa faktor turunan dan faktor pembiasaan. Penelitian ini akan membahas mengenai cara pengembangan karakter dengan menanamkan karakter positif sejak usia dini melalui mendongeng. Dongeng adalah suatu cerita uang berupa tulisan atau lisan yang disampaikan secara turun temurun selama berabad-abad dari generasi ke generasi selanjutnya sebagai alat komunikasi. Pendidikan karakter adalah suatu sistem keadaan yang dengan sengaja diciptakan di sekolah, dengan beberapa komponen penanaman moral, etika dan akhlak yang berisi pengetahuan, kesadaran dan tindakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain, lingkungan dan bangsa. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah para guru KB Kurnia. Hasil yang diperoleh dari hasil kuesioner Pengaruh Dongeng terhadap Pendidikan Karakter Anak Usia Dini memperoleh hasil yang sangat positif, guru PAUD masa masa sekarang masih memiliki pandangan bahwa metode mendongeng merupakan metode pembelajaran yang baik untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan menanamkan nilai-nilai positif yang baik kepada para siswa, para guru PAUD juga sudah menggunakan metode mendongeng dengan alat dan tanpa alat. Hanya masih terdapat beberapa pendapat dari para guru PAUD bahwa guru belum yakin dongeng dapat mengubah sikap negatif pada siswa.
Peran Executive Function (Fungsi Eksekutif) terhadap Kesiapan Sekolah: Pemahaman Guru PAUD Muchammad Arif Muchlisin; Ika Juhriati; Dwiyani Anggraeni; Rini Meiwaty; Rini Arbaniyah
Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.306 KB) | DOI: 10.35473/ijec.v5i1.2185

Abstract

Previous research discussed teachers' understanding of the role of the executive function in learning mathematics, reading, arithmetic, and those with neurological disorders. The focus of this research is to explore teachers' understanding of the role of the executive function on school readiness. A quantitative approach is applied in this study with a survey model. A total of 95 teachers of Early Childhood Education (PAUD) in Bekasi and Klaten Regencies participated in filling out the questionnaire. Data was collected using a questionnaire instrument by considering several literatures. Research data analysis was assisted by the SPSS version 25 program to present data descriptively, then analyzed by One-Way ANOVA, Two-Way ANOVA and independent sample t tests. The first finding indicates that PAUD teachers consider the role of the executive function for school readiness to be quite important. Then, this understanding is not related to the teacher's years of teaching experience. In addition, teachers who know about executive functions differ significantly from teachers who do not know about executive functions. The implications of these findings are discussed. ABSTRAK Penelitian sebelumnya membahas tentang pemahaman guru terhadap peran fungsi eksekutif terhadap pembelajaran matematika, membaca, aritmatika, dan dengan gangguan neurologis. Fokus penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman guru tentang peran fungsi eksekutif terhadap kesiapan sekolah. Pendekatan kuantitatif diterapkan dalam studi ini dengan model survei. Sebanyak 95 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Bekasi dan Klaten berpartisipasi untuk mengisi kuesioner. Data dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner dengan mempertimbangkan beberapa literatur. Analisis data penelitian dibantu dengan program SPSS versi 25 untuk menyajikan data secara deskriptif, kemudian dianalisis dengan uji One-Way ANOVA, Two-Way ANOVA dan independent sample t test. Temuan pertama mengindikasikan bahwa Guru PAUD menganggap peran fungsi eksekutif untuk kesiapan sekolah tergolong cukup penting. Kemudian, pemahaman ini tidak berhubungan dengan tahun pengalaman mengajar guru. Selain itu, guru yang mengetahui tentang fungsi eksekutif jauh berbeda secara signifikan dibandingkan dengan guru yang tidak tahu tentang fungsi eksekuitf. Implikasi dari temuan ini dibahas.
Gaya Pengasuhan yang Sesuai untuk Anak Usia Dini Pada Generasi Alpha Dwiyani Anggraeni; Ika Juhriati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap anak usia dini sejak dilahirkan ke dunia memerlukan pendampingan dari orang dewasa di sekitar anak khususnya orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga, merawat, mendidik dan melindungi anak-anak mereka dengan baik sampai anak tersebut dewasa dan memiliki kemandirian untuk hidup sendiri dari orang tua. Secara garis besar orang tua yang akan mendampingi anak hampir di seluruh kehidupan anak dari usia dini hingga dewasa. tingkat Pendidikan akan mempengaruhi pola piker dan kebiasaan orang tua dalam mengasuh anak. Pendidikan juga akan mempengaruhi penerimaan informasi baru mengenai pengasuhan anak. factor yang mempengaruhi pengasuhan orang tua adalah : etnis budaya ( kebiasaan suatu suku atau etnis seringkali memberikan pandangan mengenal pengalaman dan tradisi yang harus dilakukan dalam mengasuh anak ), budaya ( adat dan tradisi pengasuhan yang dipegang oleh masing-masing budaya yang berbeda akan mempengaruhi dalam gaya pengasuhan anak ) dan tingkat sosial ekonomi orang tua ( tingkat Pendidikan orang tua, tingkat stress yang dihadapi oran tua , hubungan antar suami istri dan tingkat ekonomi keluarga ).Generasi Alpha adalah anak-anak yang terlahir dengan pemahaman yang tinggi terhadap penggunaan teknologi digital. factor yang mempengaruhi pengasuhan orang tua adalah : etnis budaya ( kebiasaan suatu suku atau etnis seringkali memberikan pandangan mengenal pengalaman dan tradisi yang harus dilakukan dalam mengasuh anak ), budaya ( adat dan tradisi pengasuhan yang dipegang oleh masing-masing budaya yang berbeda akan mempengaruhi dalam gaya pengasuhan anak ) dan tingkat sosial ekonomi orang tua ( tingkat Pendidikan orang tua, tingkat stress yang dihadapi oran tua , hubungan antar suami istri dan tingkat ekonomi keluarga ).Generasi Alpha adalah anak-anak yang terlahir dengan pemahaman yang tinggi terhadap penggunaan teknologi digital. Penelitian ini menggunakan Metodologi dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kuantitatif..Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan bahwa orang tua anak usia dini perlu menerapkan pola pengasuhan disiplin demokrasi, di mana orang tua harus menjalin komunikasi dan interaksi yang baik dengan anak mereka sehingga anak usia dini generasi alpha dapat menggunakan teknologi dengan baik dan bermanfaat bagi hidup mereka.
Pengabdian Masyarakat Pelatihan Design Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Kurikulum Merdeka Belajar PAUD Dwiyani Anggraeni; Azimatur Rahmi; Ika Juhriati; Asral Asral
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pada Lembaga anak usia dini. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan beberapa fakta diperoleh bahwa kondisi dan keadaan kelas pada Lembaga pendidikan anak usia dini di cikarang masih bersifat sederhana dan belum mengembangkan kreativitas dari pendidik sehingga suasana kelas terlihat monoton dan tidak marik perhatian anak sehingga hasil pembelajaran tidak mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Dalam rangka mengembangkan kualitas dan hasil pembelajaran anak usia dini, maka kami melaksanakan kegiatan pengabdian dengan judul kegiatan “Pelatihan Design Pembelajaran Anak Usia Dini berbasis Kurikulum Merdeka Belajar PAUD “.Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini diarahkan kepada memberikan pelatihan kepada para guru anak usia dini agar dapat menciptakan berbagai design pembelajaran dan mengembangkan serta membuat dekorasi kelas anak usia dini yang edukatif dan menarik minat anak usia dini sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal.