Sativandi Riza
Department Of Soil Science, Faculty Of Agriculture, Universitas Brawijaya, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Land Suitability Analysis for Agricultural Land Use using Hyperscale DEM Data Sativandi Riza; Masahiko Sekine; Ariyo Kanno; Koichi Yamamoto; Tsuyoshi Imai; Takaya Higuchi
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 44, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v44i2.2985

Abstract

Cropland suitability analysis is a crucial process for achieving the optimum utilization of land use. It is frequently used today and continues to develop, especially in the methods. Digital soil mapping is a new technique that can generate spatial predictions of soil attributes obtained from digital soil covariates, reducing the cost, time, and land-use suitability evaluation accuracy. This study aims to determine the land suitability for agriculture commodities based on a hyperscale soil texture predictive model and compare it with the conventional land-use suitability evaluation based on determining soil texture. The target agricultural commodities in this study are leafy vegetables, carrots, apples, and coffee. This study finds that the Hyperscale Soil Texture estimation model can be used as a parameter for land suitability assessment for agricultural commodities. The prediction obtained by this model is not significantly different from that obtained by the traditional approach. This research discovers that the two procedures produced similar outcomes. The hyperscale approach can be an alternative method for land suitability estimation and reduce the time and cost compared to traditional techniques.
Pemetaan Partisipatif LULC dan Kebakaran Hutan Bersama Masyarakat DAS Mikro Gumandar-Kedawung Aditya Nugraha Putra; Syamsu Ridzal Indra Hadi; Sativandi Riza; Rizki Maulana Ishaq; Syamsul Arifin; Sudarto Sudarto; Lenny Sri Nopriani; Nina Dwi Lestari; Yulia Amirul Fata; Khanza A’maladewi Sudharta; Dinna Hadi Solikah; Iva Dewi Lestariningsih; Erekso Hadiwijoyo; Raushanfikr Bushron; Rifqi Rahmat Hidayatullah; Didik Suprayogo
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 2, No 4 (2022): December
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.2.4.1053-1068.2022

Abstract

Kebakaran hutan yang sering terjadi di kawasan hutan DAS Mikro Gumandar-Kedawung terjadi akibat faktor alam dan faktor sosial. Kondisi bagian hulu DAS mikro yang berbatasan langsung dengan padang rumput dan ilalang menyebabkan api menjalar cepat masuk ke kawasan hutan. Hal ini perparah dengan beberapa oknum dari masyarakat sekitar yang sengaja menyalakan api untuk berburu dan mencuri kayu di dalam hutan. Proses identifikasi lokasi rawan kebakaran dan perubahan penggunaan lahan yang menjadi dampak dari bencana ini lokasinya sangat sulit diidentifikasi oleh pengelola hutan dan masyarakat karena belum terdapat data spasial. Kegiatan pengabdian berbentuk pemetaan partisipatif (participatory mapping) ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah di DAS Mikro Gumandar-Kedawung, terutama terkait pemahaman masyarakat terhadap lokasi bekas kebakaran dan perubahan penggunaan lahan, sehingga dapat ditentukan solusi dan lokasi dari upaya pemberian solusi tersebut oleh masyarakat sekitar. Hasil analisis dan groundcheck dengan masyarakat menunjukkan bahwa lokasi-lokasi terbuka (berdasarkan peta perubahan-tutupan lahan 2015-2022) bertambah di tahun 2022 seiring dengan berkurangnya hutan alami sekitar 11%. Lahan-lahan terbuka yang diidentifikasi dari perubahan penggunaan dan tutupan lahan telah dikonfirmasi oleh masyarakat bahwa seluruh titik lokasi kebakaran sesuai dengan kondisi aktual. Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap kebakaran dibuktikan dengan adanya pembuatan sekat bakar dan upaya reboisasi di hutan alami. Bersama masyarakat, lokasi konservasi digambarkan di dalam peta sehingga tersusun data spasial yang dapat digunakan sebagai acuan monitoring dan evaluasi.