Yessy Setiawati
Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RSUP Dr. M. Djamil Padang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Adenokarsinoma Paru yang Didiagnosis dari Histopatologi Metastasis di Otak dan Perikardium Dewi Safnita; Hera Novianti; Yessy Setiawati; Pamelia Mayorita
Health and Medical Journal Vol 5, No 1 (2023): HEME January 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i1.1246

Abstract

Latar belakang: Adenokarsinoma paru merupakan keganasan tersering dan dilaporkan sekitar 40% dari keganasan paru. Adenokarsinoma paru umumnya terdeteksi pada stadium lanjut dengan metastasis multipel sehingga tindakan pembedahan tidak dianjurkan. Tumor ini umumnya terletak di bagian pinggir paru. Tumor metastasis adenokarsinoma yang dapat direseksi merupakan spesimen berharga untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang tepat. Laporan kasus: Seorang pria non-perokok berusia 24 tahun dengan penglihatan kabur yang dicurigai dengan tumor primer otak dari pemeriksaan fisik dan radiografi. Tindakan bedah kraniotomi dilakukan dan pemeriksaan histopatologi tumor menunjukkan metastasis adenokarsinoma pada otak. Pasien mengalami tamponade jantung dengan efusi perikardial massif dan limfadenopati leher. Pemeriksaan radiografi toraks menunjukkan adanya lesi paru kanan yang semakin jelas dalam empat bulan perjalanan penyakit. Pemeriksaan histopatologi dari semua tumor yang ditemukan termasuk di kelenjar getah bening leher, tumor perikardial, dan cairan efusi perikardial mengarah pada metastasis adenokarsinoma. Pewarnaan imunohistokimia untuk Epithelial Membrane Antigen (EMA) dan Thyroid Transcription Factor-1 (TTF-1) dilakukan untuk mendeteksi tumor primer dengan hasil mengarah tumor primer berasal dari paru. Pemeriksaan mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) dan pewarnaan imunohistokimia Programmed Death Ligand-1 (PDL-1) dilakukan untuk tujuan terapeutik. Pasien diterapi dengan kemoterapi konvensional dan menunjukkan perbaikan klinis. Kesimpulan: Dalam kasus ini, spesimen tumor metastasis pada otak dan perikardial merupakan spesimen yang sangat berharga untuk mengidentifikasi tumor primer dan menentukan manajemen terapi. Pemeriksaan histopatologi, imunohistokimia, dan molekuler diperlukan untuk menegakkan diagnosis.