Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Internet Addiction dengan Hubungan Interpersonal dan Kecemasan pada Remaja di Mts Persatuan Islam Cianjur Ernawati Hamidah; Sifa Fauziah; Dhinny Novryanthi
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 8 (2022): Volume 4 Nomor 8 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i8.6763

Abstract

ABSTRACT The prevalence of internet users among adolescent in Indonesia is increasing, namaley 64% and the number of teenagers who experience internet addiction is causing interpersonal relationship problem and anxiety in adolescents. This study aims to determine the relationship between internet addiction and interpersonal relationship, and anxiety adolescent. This study is a correlation analysis. There are four instruments used, namely the internet addiction test, network relationship inventory, and the revised children manifest anxiety scale (RCMAS). The analysis used is chi square. The results showed that there was a significant relationship between internet addiction and interpersonal relationships. P value <0.05 and there was no relationship between internet addiction and anxiety. P Value >0.05. The results of this study are expected to show a significant relationship between internet internet addiction and interpersonal relationships and anxiety in adolescent. Keywords: Internet Addiction in Adolescents, Interpersonal Relationship, Anxiety ABSTRAK Prevalensi pengguna internet pada remaja di Indonesia semakin meningkat yaitu 64% dan banyaknya remaja yang mengalami Internet addiction sehingga menimbulkan masalah hubungan interpersonal, dan kecemasan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara internet addiction dengan hubungan interpersonal, dan kecemasan pada remaja.Penelitian ini merupakan penelitian analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah remaja. Instrument yang digunakan ada tiga yaitu internet addiction test, network relationship inventory, dan the revisied children manifest anxiety scale (RCMAS). Analisis yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian adalah adanya hubungan yang bermakna antara internet addiction dengan hubungan interpersonal P value <0,05 dan dan tidak ada hubungan antara internet addiction dengan kecemasan P Value >0,05. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara internet addiction dengan hubungan interpersonal dan kecemasan pada remaja. Kata Kunci: Internet Addiction pada remaja, Hubungan Interpersonal, Kecemasan
UPAYA MEMUTUS RANTAI INFEKSI KELUARGA NAKES MELALUI OPTIMALISASI HAND HYGENE TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN CIANJUR Shinta Arini Ayu; Sifa Fauziah; Mona Juli Mardiansyah; Febby Pebrianti
Jurnal Mitra Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2: Jurnal Mitra Masyarakat
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Health Care Associated Infection (HAIs) adalah salah satu bahaya potensial yang sering terjadi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Keselamatan pasien merupakan salah satu yang menjadi konsentrasi utamanya, akan tetapi tenaga kesehatan masih banyak yang mengabaikan keselamatan diri sendiri sehingga keluarga pun dapat dengan mudah terkena infeksi nosocomial. Salah satu upaya untuk memutus rantai penularan pada Nakes dan keluarganya yaitu dengan cara melakukan edukasi pada Nakes untuk meningkatkan sikap dan perilaku yang baik dalam memutus rantai infeksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan betapa pentingnya sikap yang harus dilakukan setelah pulang bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (puskesmas) sesuai prosedur yang benar. Metode yang digunakan adalah penyuluhan secara online (Zoominar) melalui media Power Point dan Leafleat serta evaluasi berupa instrument pengetahuan dan sikap yang berjumlah 20 pertanyaan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa dari 91 peserta kegiatan, setelah dilakukan edukasi sebagian besar 72 (79,12) memiliki pengetahuan baik dan sebagian kecil 19 (20,88%) masih memiliki pengetahuan yang cukup. Sedangkan perbaikan sikap Nakes setelah diberikan edukasi yaitu sebanyak 63 (69,23%) memiliki sikap baik, 26 (28,57%) memiliki sikap cukup baik dan yang memiliki sikap yang kurang baik berjumlah 2 (2,19%). Diperlukan program update edukasi yang berkesinambungan pada Nakes di Fasilitas pelayanan kesehatan agar kesejahtraan kesehatan keluarga Nakes tetap terjaga dan makin meningkat.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Keluarga dalam Memelihara kesehatan Jiwa Saat Mengalami Kehilangan Berduka Di Kelurahan Muka Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sifa Fauziah; Shinta Arini Ayu; Nafa Anggraeni; Nida Alifia Nurpadilah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 2 (2023): Volume 6 No 2 Februari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i2.8275

Abstract

ABSTRAK Kesehatan jiwa saat ini menjadi masalah yang perlu diatasi, salah satu masalah Kesehatan jiwa adalah kehilangan berduka. Kehilangan adalah pengalaman kehilangan orang yang dicintai yang dapat menimbulkan perasaan berduka dan mempunyai respon yang komplek, tetapi normal dan menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap individu atau keluarga. Perlu dukungan keluarga saat mengalami kehilangan salah satunya adalah dengan dilakukan edukasi bagaimana koping saat masa berduka agar beradaptasi dengan kondisi kehilangan berduka. Tujuan dari edukasi pengetahuan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan partisipan sehingga dapat beradaptasi dengan baik Ketika kehilangan berduka. Kegiatan pengabdian ini dilakukan secara interaktif dengan penyuluhan yang melibatkan partisipasi partisipan aktif. Penyampaian informasi mengenai kehilangan, tahapan dalam proses berduka, dan strategi koping keluarga saat kehilangan berduka. Hasil dari kegiatan ini menunjukan bahwa pengetahuan keluarga mengenai kesehatan jiwa saat masa kehilangan berduka sudah cukup baik setelah kegiatan berlangsung. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa pentingnya kelurga  diberikan pengetahuan tentang masalah Kesehatan jiwa sehingga keluarga dapat beradaptasi dengan baik saat mengalami kehilangan berduka. Diharapkan dengan penyuluhan ini para partisipan mampu beradaptasi dimasa berduka sehingga menjadikan keluarga sehat jiwa. Perawat pemegang program jiwa perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Kesehatan jiwa pada keluarga dan menjadikan program pengabdian ini rutin dilakukan sebagai upaya preventif. Kata Kunci: Edukasi Kesehatan Jiwa, Kehilangan Keluarga, Pengetahuan  ABSTRACT Mental health is currently a problem that needs to be overcome, one of the mental health problems is the loss of sure loss. Loss is the experience of losing a loved one can cause feelings of joy and has a complex, but normal response and a different reaction for each individual or family. Family support is needed when experiencing loss, one of which is education on how to cope during times of grief so that they can adapt to the conditions of loss. The purpose of this knowledge education is to improve the participants so that they can adapt well when they lose email knowledge. This service activity is carried out interactively with counseling involving the participation of active participants. Delivery of information about the loss, stages in the sureekaeka process, and family coping strategies when losing suree sukhaeka. The results of this activity indicate that the family's knowledge of mental health during the loss period is quite good after the activity takes place. The conclusion from this activity is that it is important for families to be given knowledge about mental health problems so that families can adapt well when experiencing loss and grief. It is hoped that with this counseling the participants will be able to adapt in the future so as to make the family mentally healthy. Nurses holding mental programs need to increase their knowledge and understanding of mental health in families and make this service program routinely carried out as a preventive measure. Keywords: Knowledge, Loss of Family, Mental Health Education