Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang mempengaruhi perilaku hidup para remaja, khususnya siswa-siswi SMP/Sederajat dan SMU/SMU yang berada pada usia antara 13-18 tahun yang kenyataannya masih minim akan pengetahuan dan kesadaran tentang masalah pengelolaan kesehatan lingkungan dan kesehatan reproduksi. Kesehatan lingkungan merupakan suatu cara untuk menjaga alam sekitar agar selalu bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri agar tetap seimbang. Sedangkan kesehatan reproduksimerupakan upaya menjaga kesehatan mengenai alat reproduksi beserta perilaku seks yang terdapat pada seseorang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan para siswa dalam mengelola dan melestarikan kesehatan lingkungan, khususnya kesehatan reproduksi yang berbasiskan pada kearifan lokal. Upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan komunikasidalam kesehatan lingkungan, khususnya kesehatan reproduksi berbasiskan kearifan lokal sebagai solusi alternatif perkembangan aspek kesehatan reproduksi secara medis yang tidak selalu bergantung pada zat-zatyang bersifat kimiawi. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pengidenti-fikasian masalah yang terdapat di mitra yang dilakukan pada bulan Oktober 2013. Selanjutnya dilakukan tahapan pelatihan dan diseminasi informasi mengenai kesehatan lingkungan, khususnya kesehatan reproduksi remaja, komunikasi kesehatan reproduksi dan penge-lolaan kesehatan lingkunganberbasiskan pada kearifan lokal. Kegiatan ini diikuti para siswa-siswi SMA Negeri I Katapang Kabupaten Bandung. Hasil kegiatan yang dilaksanakan di kampus SMA Negeri I Katapang Kabupaten Bandung dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan dan diseminasi informasi mengenai kesehatan lingkungang, khususnya kesehatan reperoduksi berbasiskan kearifan lokal mendapat respon yang baik dari para siswa serta sesuai dengan kebutuhan pihak sekolah dalam hal menangani perkembangan usia remaja dari sisi medis dan kajianilmu komunikasi nya. Untuk menunjang kegiatan ini kami menyarankan agar para siswa-siswi dan pihak sekolah harus mampu menerapkan hasil pelatihan dan pengetahuan tersebut bisa ditiru oleh masyarakat pada umumnya.Kata Kunci: Peningkatan pendidikan, kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi, kearifan lokal