This Author published in this journals
All Journal JURNAL KONFIKS
Fitri Anggun Lestari
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS POTRET KENAKALAN REMAJA DALAM NOVEL JANJI KARYA TERE LIYE Fitri Anggun Lestari; Sugiarti Sugiarti
JURNAL KONFIKS Vol 9, No 2 (2022): KONFIKS
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/konfiks.v9i2.8512

Abstract

Masa remaja merupakan masa yang sangat krusial dalam kehidupan sebab remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati diri dan tujuan hidupnya. Salah satu hal negatif yang terjadi pada remaja adalah kenakalan. Tentunya kenakalan remaja menjadi salah satu topik bahasan yang menarik untuk dikaji dikarenakan kenakalan remaja masih umum terjadi dan malah dianggap sebagai suatu kewajaran. Karya sastra menjadi salah satu bagian dalam merepresentasikan kenakalan remaja itu sendiri. Tujuan penelitian untuk menjelaskan  (1) menjelaskan bentuk kenakalan remaja, (2) menjelaskan faktor penyebab kenakalan remaja, dan (3) memaparkan dampak kenakalan remaja dalam novel Janji karya Tere Liye. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra. Data penelitian ini berupa satuan cerita yang berbentuk kalimat atau paragraf yang menunjukkan tentang kenakalan remaja. Sedangkan untuk sumber datanya yaitu Novel Janji karya Tere Liye dan pengumpulan data dilakukan dengan cara  membaca novel Janji karya Tere Liye juga refrensi yang selaras untuk menganalisis data, mengkategorikan dan menemukan hal penting tentang kenakalan remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk kenakalan remaja yaitu sikap jahil dengan menaburkan garam pada teh tamu agung, mengerjai teman lain dan guru, berkelahi, menyabung ayam, mabuk-mabukan, hingga membunuh seseorang. Faktor penyebab kenakalan remaja dalam novel ini adalah adanya faktor internal berupa ketidakmauan untuk bersekolah di pondok pesantren dan faktor eksternal berupa permasalahan keluarga. Sedangkan untuk dampaknya adalah Bahar yang  di masukkan ke pondok pesantren kemudian membuat ulah hingga dikeluarkan dari sekolah dan setelah keluarpun dijauhi tetangga lantaran dianggap berbahaya.