Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RUSUNAWA DALAM FENOMENA URBANITAS PERMUKIMAN KAJIAN TERHADAP RUSUNAWA DI JAKARTA TIMUR Laksmi Widyawati
Jurnal KaLIBRASI - Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri. Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Borobudur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.763 KB) | DOI: 10.37721/kalibrasi.v9i0.323

Abstract

Urbanitas sebagai kualitas bermukim merupakan hasil yang dicapai dengan proses pembinaan tempat tinggal masyarakat melalui tangan manusia. Jadi urbanitas berada di lingkungan binaan manusia yang menjadi struktur dan wujud yang layak ditinggali.  Permukiman yang memiliki kehidupan urbanitas  memiliki ruang publik dengan banyak pilihan kegiatan di luar rumah dan mengundang keragaman masarakat. Dengan urbanitas terjadi peningkatan kualitas hidup bagi warganya. Rusunawa merupakan produk pemerintah dalam mewujudkan pelayanan terhadap kebutuhan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah. Rusunawa diharapkan menjadi solusi  penanganan perumahan dan permukiman kumuh, sekaligus mencegah tumbuhnya kantong kumuh baru akibat  pesatnya pembangunan kawasan perkotaan. Pembangunan dinyatakan berhasil jika bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Demikian juga dengan rusunawa akan berhasil jika mampu membuat warga betah di dalamnya,  berkehidupan dan bersosialisasi dengan baik. Pemilihan lokasi penelitian rusunawa Pulogebang karena alasan lokasinya dekat pusat kota Jakarta Timur dan dekat terminal, sebuah pendekatan baru dalam penentuan lokasi rusunawa untuk memudahkan penghuni mengakses kota atau tempat kerja. Penelitian menekankan pada menterjemahkan wujud fisik fasilitas publik rusunawa yang  diharapkanbisa mewujudkan urbanitas, bagaimana warga rusunawa dapat memanfaatkannya , apakah bisa meningkatkan kualitas hidup mereka atau ada kendala sehingga tujuan fasilitas publik tidak tercapai untuk kebutuhan sosial ekonomi warga. Mengingat rusunawa tidak dibangun di lahan kosong tetapi masuk ke dalam wilayah administrasi lingkungan perumahan tertata yang lengkap fasilitasnya, kedatangan komuniti baru ini apakah bisa diterima dengan baik dan bersama sama melakukan kegiatan sosial dalam lingkungan atau berdiri sendiri sendiri. Jika tidak terjadi keterkaitan antara rusunawa-fasilitas kota-perumahan sekitar, sama saja membangun rusunawa di tanah kosong tidak perlu berdekatan dengan lingkungan yang sudah tertata lengkap.Kata Kunci: Rusunawa, urbanitas, kualitas hidup
KENYAMANAN DAN KELAYAKAN HUNI BAGI MASYARAKAT PERMUKIMAN PADAT DI TANAH TINGGI JAKARTA PUSAT Laksmi Widyawati
Jurnal KaLIBRASI - Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri. Vol. 1 No. 3 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Borobudur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.909 KB) | DOI: 10.37721/kalibrasi.v10i0.330

Abstract

Sebuah permukiman dinyatakan layak huni (livable) jika mampu mengakomodasikan kebutuhan warganya dalam hidup dan berkehidupan, tinggal dengan nyaman dan berinteraksi sosial dengan baik.  Permasalahan permukiman merupakan permasalahan umum di kota besar, apalagi di Jakarta sebagai ibukota Indonesia. Salah satu contoh permukiman padat yang ada di Jakarta adalah permukiman padat di Tanah Tinggi, yang cukup terkenal karena adanya kampung deret yang selesai dibangun oleh pemerintah DKI pada tahun 2013. Pengamatan dilakukan di RW1 Kelurahan Tanah Tinggi, karena masih terdapat permukiman padat baik yang masih kumuh maupun yang sudah dibangun menjadi kampung deret. Kampung Deret ini awalnya adalah permukiman kumuh  yang berada di pinggiran rel kereta api.  Karena kebakaran kemudian oleh Pemerintah Kota DKI dibangun menjadi kampung deret. Bagaimana sebuah permukiman padat bisa memberikan rasa nyaman dan memiliki bagi penghuninya? Faktor apa saja yang menjadi indikasi kelayakan huni terkait dengan masalah kenyaman dan kesehatan lingkungan? Kajian ini mencoba menilai secara visual dan menggali   aspirasi warga dalam menilai permukimannya, dikaitkan dengan konsep Good City Form yang dilontarkan oleh Kevin Lynch.Kata kunci: permukiman padat, layak huni, kampung deret, good city form
RUSUNAWA DALAM FENOMENA URBANITAS PERMUKIMAN KAJIAN TERHADAP RUSUNAWA DI JAKARTA TIMUR Laksmi Widyawati
Jurnal KaLIBRASI - Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri. Vol. 1 No. 4 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Borobudur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.055 KB) | DOI: 10.37721/kalibrasi.v11i0.337

Abstract

Urbanitas sebagai kualitas bermukim merupakan hasil yang dicapai dengan proses pembinaan tempat tinggal masyarakat melalui tangan manusia. Jadi urbanitas berada di lingkungan binaan manusia yang menjadi struktur dan wujud yang layak ditinggali.  Permukiman yang memiliki kehidupan urbanitas  memiliki ruang publik dengan banyak pilihan kegiatan di luar rumah dan mengundang keragaman masarakat. Dengan urbanitas terjadi peningkatan kualitas hidup bagi warganya. Rusunawa merupakan produk pemerintah dalam mewujudkan pelayanan terhadap kebutuhan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah. Rusunawa diharapkan menjadi solusi  penanganan perumahan dan permukiman kumuh, sekaligus mencegah tumbuhnya kantong kumuh baru akibat  pesatnya pembangunan kawasan perkotaan. Pembangunan dinyatakan berhasil jika bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Demikian juga dengan rusunawa akan berhasil jika mampu membuat warga betah di dalamnya,  berkehidupan dan bersosialisasi dengan baik. Pemilihan lokasi penelitian rusunawa Pulogebang karena alasan lokasinya dekat pusat kota Jakarta Timur dan dekat terminal, sebuah pendekatan baru dalam penentuan lokasi rusunawa untuk memudahkan penghuni mengakses kota atau tempat kerja. Penelitian menekankan pada menterjemahkan wujud fisik fasilitas publik rusunawa yang  diharapkanbisa mewujudkan urbanitas, bagaimana warga rusunawa dapat memanfaatkannya , apakah bisa meningkatkan kualitas hidup mereka atau ada kendala sehingga tujuan fasilitas publik tidak tercapai untuk kebutuhan sosial ekonomi warga. Mengingat rusunawa tidak dibangun di lahan kosong tetapi masuk ke dalam wilayah administrasi lingkungan perumahan tertata yang lengkap fasilitasnya, kedatangan komuniti baru ini apakah bisa diterima dengan baik dan bersama sama melakukan kegiatan sosial dalam lingkungan atau berdiri sendiri sendiri. Jika tidak terjadi keterkaitan antara rusunawa-fasilitas kota-perumahan sekitar, sama saja membangun rusunawa di tanah kosong tidak perlu berdekatan dengan lingkungan yang sudah tertata lengkap.Kata Kunci: Rusunawa, urbanitas, kualitas hidup
FENOMENA BUDAYA POP DALAM RUANG PUBLIK KOTA YOGYAKARTA Laksmi Widyawati
Jurnal KaLIBRASI - Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri. Vol. 2 No. 2 (2019): KaLIBRASI September 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Borobudur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.202 KB) | DOI: 10.37721/kalibrasi.v2i0.580

Abstract

Budaya Popular adalah budaya yang secara sengaja diciptakan oleh mediamassa, dengan cara media massa menyampaikan segala sesuatu terkait budaya apayang akan dimunculkan untuk diadopsi atau dikonsumsi oleh masyarakat. Budayapop menarik untuk dikaji, karena berbeda dengan budaya luhur yang sudah ada turuntemurun. Budaya pop awalnya terlihat sebagai fenomena hiburan populer budayabiasa, namun ternyata mampu menunjukkan “keluarbiasaan”nya dan menjadi viral.Dalam hal ini saya akan mengupas masalah budaya pop itu sendiri dikaitkan denganfasilitas ruang publik dalam kehidupan perkotaan.Ruang publik kota pada dasarnya merupakan ruang yang terbentuk karenakebutuhan manusia untuk berkumpul, tanpa perbedaan. Dalam perkembangan kotaYogyakarta, ruang publik kota berkembang terutama di sekitar pusat kota. Fungsiruang publik bukan sekadar penghijauan saja, tetapi bisa menjadi media menjalinharmonisasi antar kelompok masyarakat. Ruang publik bisa diisi dengan seni budayayang tidak perlu diorganisasi secara besar-besaran tetapi membiarkan kelompokmasyarakat berkreasi dengan seninya sendiri.Tulisan ini merupakan hasil pengamatan/studi terhadap prilaku budaya yangdiekspresikan oleh masyarakat kota pada suatu ruang publik kota yaitu jenis hiburantari maupun musik pada ruang publik kota Yogyakarta. “Beksan” atau tariantradisional yang ditampilkan anak-anak muda di Titik Nol dan Maliororo menjadiflashmob dan viral, membuat gerakan masyarakat ingin belajar menari tradisional.Selain itu, ada juga hiburan yang sudah berlangsung bertahun tahun di beberaparuang publik Kota Yogyakarta seperti di Taman Budaya Yogyakarta . Kota pusakadengan karakter kota yang unik menarik untuk dijadikan obyek studi.Kata Kunci: budaya pop, ruang publik kota, titik nol kilometer Yogyakarta, PasarKangen, Flash mob