Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Synthesis of Tin(II) Oxide (SnO) Nanoparticle by Hydrothermal Method Saddam Husein; Endang Tri Wahyuni; Mudasir Mudasir
JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia) Vol 4, No 3 (2019): JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.156 KB) | DOI: 10.20961/jkpk.v4i3.29898

Abstract

This study aims to prepare nanomaterial tin(II) oxide (SnO) by using a simple hydrothermal method at low temperatures. The precursors used were tin(II) chloride dihydrate and sodium hydroxide pellets. Solid tin(II) chloride dihydrate and natrium hydroxide pellets are firstly dissolved in ethanol solvents separately and stirred for 3 h for each solution at a constant temperature 26oC. Characterization in this study were carried out by using X-ray diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDX). The results of the XRD analysis shows that the sample of SnO nanoparticle is in accordance with the standard JCPDS SnO structure. SnO nanoparticle has tetragonal crystal structures and PSC: tp4 groups. It can be concluded that the tetragonal SnO nanostructure can be produced by a simple hydrothermal method at low temperatures by optimizing several synthesis parameters. The structure of SnO nanostructure has several potential applications i.e the absorption of heavy metals, optics, and as a catalyst for dye photodegradation.
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF PETAI SELONG (Leucaena leucocephala) USING DPPH (1,1 diphenyl-2-picrylhydrazl) Saddam Husein; Erika Indah Safitri; Yovita Endah Lestari
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v5i2.8783

Abstract

Petai selong or petai china (leucaena leucocephala) is populary consumed in southeast asia, such as indonesia, thailand, the philippines and malaysia. This paper aims to anlayze the antioxidant activity of  petai selong (leucaena leucocephala) using DPPH(1,1 diphenyl-2-picrylhydrazl). The antioxidant activity is shown from the phytochemical analysis, degradation of DPPH, and kinetics degradation.  Phytochemical analysis was carried out by dripping petai selong extract with various reagent.DPPH was conducted by mixing the DPPH and extract petai selong with 8 ppm, 12 ppm, 16 ppm, 20 ppm, and 24 ppm. The degradation analysis was conduted using spectrofotometer UV-Vis, and the kinetics degradation were calculated using Langmuir Hinshelwood (L-H). The results show that the petai selong has an antioxidant acitivty. It is stated that the highest degradation occurs at 24 ppm where it degrades about 10 ppm of DPPH, or approximatly about96.14 percent, and the lowest degradation occurs at 8 ppm where it degrades about 2 ppm of DPPH, or approximatly about 0.98 percent. The Langmuir Hinselwood calculations show that the kinetics degradations of DPPH increase with petai selong concentration. It is stated that the higher of petai selong concentrations, the higher of antioxidant effect. 
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL KELOR UNTUK MENGATASI PENYAKIT DEGENERATIF Saddam Husein; Alfi Lestari; Alivia Dela Syahputri; Chelsea Cidera Mentari; Ari Subki Eka Putra
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v5i2.8767

Abstract

Penyakit degeneratif adalah penyakit tidak menular yang disebabkan oleh penurunan fungsi organ tubuh kronis akibat proses penuaan atau proses lain termasuk peradangan kronis. Penyakit ini terjadi karena adanya perubahan pada sel-sel tubuh yang akhirnya mempengaruhi fungsi organ secara menyeluruh, Penyakit degenerative semakin berkembang karena menurunnya aktivitas fisik, gaya hidup dan pola makan. Daun kelor (Moringa oleifera)  termasuk tanaman  herbal yang tumbuh di Indonesia, merupakan sumber daya alam yang sering digunakan bagi kesehatan. . Ekstrak tanaman herbal kelor yang mengandung berbagai phytochemical seperti alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida dan lain-lain dapat digunakan sebagai antimikroba, antioksidan, antikanker, antidiabetes dan antihipertensi dan manfaat lainnya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk memberikan penyuluhan pentingnya mengetahui penyakit degeneratif dan cara pencegahan terhadap penyakit ini dengan tanaman obat tradisional daun kelor. Dan dengan adanya kegiatan ini akhirnya masyarakat dan pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) Kelurahan Sumber Agung Kemiling, Bandar Lampung, Lampung menjadi paham serta mengerti bagaimana pencegahan penyakit degeneratif dengan menggunakan tanaman obat tradisional daun kelor.
PENGARUH PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI FASILITAS KESEHATAN (FASKES) TERHADAP KUALITAS PERAIRAN UMUM : STUDI POTENSI CEMARAN ANTIBIOTIK Saddam Husein; Vania Amanda Samor; Yovita Endah Lestari; Rachmi Nurkhalika
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v6i2.10400

Abstract

Penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan (FASKES) memiliki dampak signifikan terhadap kualitas perairan umum. Penelitian ini menyoroti bahwa pembuangan sisa-sisa antibiotik melalui limbah cair FASKES dapat menyebabkan kontaminasi antibiotik di lingkungan dan akhirnya mencemari perairan. Kontaminasi tersebut memiliki efek negatif pada ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Pengelolaan limbah antibiotik yang tepat di FASKES sangat penting untuk mengurangi risiko kontaminasi antibiotik. Peraturan kebijakan dan panduan yang mengatur penggunaan antibiotik serta pengelolaan limbah di FASKES, bersama dengan peningkatan kesadaran dan edukasi di kalangan staf medis tentang penggunaan antibiotik yang bijaksana, sangat penting. Infrastruktur pengelolaan limbah yang memadai perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan pengolahan limbah medis. Monitoring lingkungan secara rutin harus dilakukan untuk menilai tingkat kontaminasi antibiotik dan menerapkan langkah mitigasi yang diperlukan. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan penggunaan antibiotik di FASKES dapat memiliki dampak minimal terhadap kualitas perairan umum, menjaga kesehatan manusia, dan keberlanjutan lingkungan.
PELATIHAN DAN SOSIALISASI PENGOLAHAN LIMBAH DAUN KELOR MENJADI PUPUK ORGANIK Saddam Husein; Zuliana Lubis; Arya Akbar Pramana Utama; Dhita Yuliantika
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v6i1.10369

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat tentang pembuatan pupuk organik dari limbah daun kelor merupakan inisiatif yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan keberlanjutan pertanian, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan pendapatan. Melalui pelatihan dan sosialisasi, masyarakat diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi pupuk organik dari limbah daun kelor. Metode penelitian yang digunakan meliputi identifikasi lokasi, pengumpulan dan analisis limbah daun kelor, pengembangan formula pupuk organik, pelatihan, sosialisasi, evaluasi, dan pendampingan. Tujuan pengabdian ini adalah memberdayakan masyarakat dalam memproduksi dan menggunakan pupuk organik dari limbah daun kelor, serta meningkatkan keberlanjutan pertanian dan mengurangi dampak lingkungan. Hasil yang dicapai adalah pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan pupuk organik, meningkatnya efisiensi dan kemandirian pertanian, pengelolaan limbah yang lebih baik, serta peningkatan pendapatan melalui penjualan pupuk organik. Pengabdian kepada masyarakat tentang pembuatan pupuk organik dari limbah daun kelor memberikan manfaat signifikan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.