Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

AYAT-AYAT TENTANG KECANTIKAN DI DALAM AL-QUR’AN : (Perspektif Tafsir dan Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce) Nevia Ika Utami; Nailul Izzati
Jurnal Al I'jaz Vol 4 No 2 (2022): December
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v4i2.72

Abstract

Kajian ini membahas tentang kecantikan dalam al-Qur’an dengan menggunakan analisis Semiotika Charles Sanders Peirce. Kajian ini terinspirasi atas banyaknya fenomena konsep kecantikan di mana pada manusia identik dengan perempuan yang harus berkulit putih, halus, postur tubuh tinggi, hidung mancung, rambut lurus, dan lain sebagainya. Kemudian, dikaji lebih jauh dari sisi bagaimana al-Qur’an menginformasikan dan mewacanakannya. Lafal kecantikan difokuskan pada tiga lafal, yakni al- Jama>l, al- H}usn, dan T{a>>ba. Kemudian, diambil lima ayat sebagai contoh analisis ayat-ayat yang berkaitan dengan kecantikan. Penelitian ini bersifat kepustakaan murni (library research) dengan pendekatan analisis semiotika, ada beberapa langkah dalam proses analisis: Memasukkan unsur-unsur teori triadik Semiotika Charles Sanders Peirce Melihat perspektif dari dua kitab tafsir yakni Ma‘alimu at-Tanzi>l karya al-Bagawi dan tafsir Anwa>r at-Tanzi>l wa Asra>r at-Ta’wi>l karya al-Bai?awi Membandingkan hasil analisa teori dan pandangan mufasir Beberapa relevansi yang bisa dikemukakan dari data analisis lafal-lafal kecantikan dalam al-Qur’an secara konseptual adalah sebagai berikut: Kecantikan perempuan adalah kecantikan yang secara fisik cantik dan berkaitan erat dengan kualitas amal perbuatan yang baik dari perempuan tersebut. Kecantikan fisik perempuan itu menakjubkan. Konsep kecantikan manusia terlihat dari Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Kecantikan diukur dari fisik dan juga kualitas perempuan, dan yang paling penting adalah dari kualitasnya. Konsep kecantikan itu ketika manusia menganggap atau merasa nyaman pada sesuatu yang dilihat.