Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KELINCI (Oryctogalus cuniculus) Susan Susan; Tutik Tutik; Nofita Nofita
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 4 (2022): Volume 9 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i4.5561

Abstract

Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu tanaman tradisional yang berpotensi sebagai penyembuhan luka sayat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap penyembuhan luka sayat pada kelinci (Oryctogalus cuniculus). Penelitian ini menggunakan metode maserasi untuk ekstraksi kulit bawang merah dengan pelarut metanol 99,5%. Ekstrak yang diperoleh diformulasikan sediaan salep untuk penyembuhan luka sayat. Hasil ekstraksi diperoleh rendemen 3,036% dengan hasil skrining fitokimia mengandung senyawa flavonoid, saponin,tanin,alkaloid dan steroid. Hasil evaluasi sediaan salep ekstrak kulit bawang merah menunjukkan bahwa telah memenuhi syarat sediaan salep. Hasil observasi penyembuhan luka sayat dengan parameter kemerahan, edema, cairan pus dan panjang luka diperoleh hasil yang lebih optimum pada F3 dengan konsentrasi 30% ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.).
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT PETAI (Parkia speciosa) SEBAGAI ANTIINFLAMASI TERHADAP TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI KARAGENAN Tri Isromi; Diah Astika Winahyu; Tutik Tutik
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 3 (2023): Volume 10 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i3.8912

Abstract

Kulit petai (Parkia speciosa) mengandung senyawa fenol, tannin dan flavonoid dalam jumlah yang besar, kulit petai telah digunakan masyarakat sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol kulit petai terhadap antiinflamasi ekstrak terhadap tikus putih dan mengetahui dosis optimum ekstrak kulit petai dalam antiiinflamasi. Ekstrak dibuat dengan metode sokletasi menggunakan pelarut metanol 96%. Hasil rendemen didapatkan 15 %, hasil skrining fitokimia ekstrak kulit petai  (Parkia speciosa) mengandung flavonoid, fenolik dan tanin. Uji efektivitas antiinflamasi yang dilakukan dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus jantan putih. kontrol negatif diberikan Na.CMC 0,5%, kontrol positif diberikan Ibufropen 7,2 mg/kgBB, dosis I 25,2 mg/kgBB, dosis II 50,4 mg/kgBB, dosis III 100,8 mg/kgBB. Ekstrak tersebut diberikan 30 menit sebelum tikus di induksi karagenan 1% sebanyak 0,1ml secara subplantar. Tebal udem dan volume udem di ukur selama 6 jam dengan interval waktu 60 menit. Uji antiinflamasi tikus diamati melalui data tebal udem, dan volume udem, AUC, dan persen inhibisi antiinflamasi. Analisis data menggunakan uji ANOVA (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol negatif memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan lain dimana kontrol negatif tidak menunjukkan efek antiinflamasi. Sebagai kesimpulan, ekstrak kulit petai pada dosis 100,8 mg/kgBB mempunyai efek antiinflamasi yang sama dengan kontrol positif tetapi tidak sebaik kontro positif dalam menghambat inflamasi.