Juli Astutik
University of Muhammadiyah Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE MODEL OF SOCIAL SUPPORT OF PEOPLE IN THE EMPOWERMENT OF YOUTH AS AN EFFORT TO INCREASE SOCIAL FUNCTION Juli Astutik; Aan Sugiharto; Zaenal Abidin
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 11, No 2 (2022): Empati Edisi Desember 2022
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v11i2.29755

Abstract

Abstract. This research was conducted to produce findings of peer social support models in adolescent empowerment to improve the social functioning of adolescent victims of drug abuse in Jabung District, Malang Regency. This research was conducted with a qualitative approach, descriptive type. The research subjects were determined purposively. Primary data is obtained through interviews, while secondary data is obtained from journals, print media, documents, articles, and literature. Data analysis is done by text analysis, analyzing what is implied in the data from both primary and secondary data collection results. Peer social support in empowering adolescents as an effort to improve the social functioning of adolescent victims of narcotics abuse in Jabung District, Malang Regency, includes (1) Emotional Support through activities of giving attention, caring, support, and empathy, (2) Award Support: giving appreciation in the form praise, giving rewards, (3) Instrumental Support: providing direct facilities and performance needs, (4) Information Support: Providing knowledge about the health and dangers of narcotics abuse, religious spirituality, (5) Social Network Support: building togetherness, cohesiveness, and mutual sharing. Peer social Support results in social functioning for adolescent victims of narcotics abuse so that: they 1) can fulfill their own daily needs, 2) can overcome their problems, 3) can carry out social roles both in the family and in the surrounding community, and 4) can develop self.Keywords: social Support, Narcotics Abuse, Social functioning Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan temuan model dukungan sosial teman sebaya dalam pemberdayaan remaja sebagai upaya meningkatkan keberfungsian sosial remaja korban penyalahgunaan narkotika di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, jenis deskriptif. Subyek penelitian ditentukan secara purporsive. Data primer diperoleh melalui wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, media cetak, dokumen, artikel, maupun literatur. Sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis teks, dengan cara menganalisis hal yang tersirat dan tersurat dalam data hasil pengumpulan data baik secara primer maupun sekunder. Dukungan sosial teman sebaya dalam pemberdayaan remaja sebagai upaya meningkatkan keberfungsian sosial remaja korban penyalahgunaan narkotika di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, meliputi: (1) Dukungan Emosional, melalui aktivitas pemberian perhatian, kepedulian, dukungan, empati (2) Dukungan Penghargaan: memberi apresiasi berupa pujian, pemberian reward, (3) Dukungan Instrumental: penyediaan kebutuhan fasilitas dan kinerja langsung, (4) Dukungan Informasi: Memberi pengetahuan tentang kesehatan dan bahaya penyalahgunaan narkotika, spiritual keagamaan, (5) Dukungan Jaringan Sosial: membangun kebersamaan, kekompakan dan saling sharing. Dari dukungan sosial teman sebaya ini menghasilkan keberfungsian sosial bagi remaja korban penyalahgunaan narkotika sehingga: 1) mampu memenuhi sendiri kebutuhannya sehari-hari, 2) mampu mengatasi masalahnya, 3) mampu melaksanakan peran sosial baik dalam keluarga maupun masyarakat sekitarnya dan 4) memiliki kemampuan mengembangkan diri sendiri.Kata kunci: Dukungan sosial, korban penyalahgunaan Narkotika, Keberfungsian sosial.
THE INFLUENCE OF FAMILY COMMUNICATION PATTERNS ON THE INDEPENDENCE OF CHILDREN WITH DISABILITIES Juli Astutik; Budi Suprapto; Zaenal Abidin; Haryanto Haryanto
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 13, No 1 (2024): Empati Edisi Juni 2024
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v13i1.38915

Abstract

Abstract. This study aims to explore three key aspects: 1) family communication patterns with children with disabilities, 2) the level of independence of children with disabilities, and 3) the relationship between family communication patterns and the level of independence of children with disabilities in Ngawonggo Village, Tajinan District, Malang City. Every child, including those with disabilities, has the right to a decent life. The family is crucial for a child's growth and development, making the family's communication patterns significantly influential. Parents generally aspire for their children to develop well, and children with disabilities require special parental attention. The study employed a quantitative approach, targeting parents of children with disabilities through purposive sampling. Data collection involved questionnaires and interviews. Data analysis utilized product-moment correlation tests (r test) with a significance level of 0.05 to examine the relationship between family communication patterns and the independence of children with disabilities. Regression analysis was also conducted to predict changes in the independence of children based on communication patterns. Results indicated that: 1) family communication patterns with children with disabilities are mixed and flexible, adjusting to specific situations and conditions, 2) the level of independence of these children is 81.60%, and 3) there is a significant correlation (r count 0.816 > r tab 0.708) between family communication patterns and children's independence. The regression analysis suggested that improved communication patterns could enhance children's independence from an average of 74.916 to 87.1909. The study recommends that parents adopt a conversation model of family communication, recognizing the child's existence and providing opportunities for them to express and discuss their opinions and desires to foster greater independence.Keywords: Family communication patterns, independence, children with disabilities. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tiga aspek utama: 1) pola komunikasi keluarga dengan anak-anak penyandang disabilitas, 2) tingkat kemandirian anak-anak penyandang disabilitas, dan 3) hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan tingkat kemandirian anak-anak penyandang disabilitas di Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kota Malang. Setiap anak, termasuk penyandang disabilitas, memiliki hak untuk hidup layak. Keluarga sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pola komunikasi keluarga sangat berpengaruh. Orang tua umumnya ingin anak-anak mereka berkembang dengan baik, dan anak-anak penyandang disabilitas memerlukan perhatian khusus dari orang tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menargetkan orang tua dari anak-anak penyandang disabilitas melalui sampel purposif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara. Analisis data menggunakan uji korelasi produk momen (uji r) dengan tingkat signifikansi 0,05 untuk menguji hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan kemandirian anak-anak penyandang disabilitas. Analisis regresi juga dilakukan untuk memprediksi perubahan kemandirian anak berdasarkan pola komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pola komunikasi keluarga dengan anak-anak penyandang disabilitas bersifat campuran dan fleksibel, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu, 2) tingkat kemandirian anak-anak penyandang disabilitas mencapai 81,60%, dan 3) terdapat korelasi signifikan (r hitung 0,816 > r tabel 0,708) antara pola komunikasi keluarga dengan kemandirian anak. Analisis regresi menunjukkan bahwa peningkatan pola komunikasi dapat meningkatkan kemandirian anak dari rata-rata 74,916 menjadi 87,1909. Penelitian ini merekomendasikan agar orang tua menerapkan model komunikasi keluarga berbasis percakapan, yang mengakui keberadaan anak dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan dan mendiskusikan pendapat serta keinginan mereka untuk meningkatkan kemandirian.Kata Kunci: Pola komunikasi keluarga, independensi, anak dengan disabilitas.