Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sharia and Local Wisdom in Indonesia: A Criticism of jāhiliyyah Law Misinterpretation Moh Zahid
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 22, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v22i2.25100

Abstract

There are some opinions that laws not derived from the Qur'an and hadith are jahiliyyah laws. In order to create a national law with Indonesian characters, it is necessary to accommodate the local wisdom, traditions and customs  of  the  people.  This  research  explores  the  views  of  Muslim  scholars about the meaning of jāhiliyyah law to formulate national law with Indonesian characters. The study used a phenomenological approach showing that there are differences in viewing the notion of jahiliyyah law. Some believe that the law originating from customs and culture is jahiliyyah law, while the others argue against it. The latter considers the principle of al-‘ādah muḥakkamah, al-‘urf and maqāṣid  al-sharī'ah.  The  accommodation  of  local  wisdom  and Islamic  law  in  the  formation  of  national  law  is  to  ensure  the  plurality  of national legal sources.Keywords: jāhiliyyah law; Islamic law; custom; local wisdom AbstrakAda pendapat yang berkembang bahwa hukum yang tidak bersumber dari Al-Qur'an dan hadis adalah hukum jahiliah. Untuk menciptakan hukum nasional yang berkarakter Indonesia, perlu akomodasi kearifan lokal, tradisi, dan adat istiadat. Penelitian ini menggali pandangan para cendekiawan Muslim dan ulama tentang makna hukum jahiliah dalam merumuskan hukum nasional yang berkarakter keindonesiaan. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, penelitian  ini  menunjukkan  adanya  perbedaan  pendapat  dalam  memaknai hukum  jahiliah.  Sebagian  berpendapat  bahwa  hukum  yang  bersumber  dari adat dan budaya adalah hukum jahiliah, namun sebagian lainnya menentang pendapat  tersebut.  Pendapat  terakhir  mempertimbangkan  prinsip  al-‘ādah muḥakkamah, al-‘urf dan maqashid al-shari'ah. Dengan demikian, akomodasi kearifan lokal dan hukum Islam dalam perumusan hukum nasional diperlukan untuk menjamin pluralitas sumber hukum nasional.Kata Kunci: hukum jahiliyyah; hukum Islam; adat; kearifan lokal