Di Indonesia sering dijumpai minuman berlabel “minuman sehat” yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, salah satunya yaitu minuman jahe. Hanya saja proses pembuatan minuman serbuk jahe inilah yang memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak sehingga tidak bisa disalahkan apalagi posisi terlaris digantikan oleh minuman yang siap minum dengan varian rasa kekinian. Maka dari itu, untuk mengatasi persoalan tersebut dilakukan sebuah inovasi baru dengan melahirkan minuman herbal instan dengan menggunakan bahan utama jahe lokal. Rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana memanfaatkan jahe supaya bernilai jual tinnggi. Metode pelaksanaan ini menggunakan metode SWOT di Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengkaji strategi pemasaran (bauran pemasaran) produk jahe merah instan; (2) Memberikan saran pemasaran alternatif untuk produk jahe merah instan. Kesimpulan penelitian adalah: Strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk UMKM jahe instan Dwi Dewii adalah dengan menerapkan strategi produk yaitu memberikan atribut produk berupa kemasan produk menampilkan atribut masa expired (kadaluwarsa) produk, komposisi produk, label halal, izin Dinas Kesehatan dan kadar nutrisi. Kemudian pemberian merk yang gampang diingat yaitu “Dwi Dewii”, dan membuat kemasan yang menarik serta pemberian label. Adapun strategi harga yang digunakan adalah berdasarkan biaya produksi. Harga yang ditetapkan produsen kali ini adalah untuk sirup di dalam botol ukuran 0,5liter Rp 35.000,00 sedangkan untuk yang bubuk kemasan 0,5 kilogram Rp 60.000,00, dan bubuk kemasan 250 gram Rp 30.000,00. Harga tersebut sudah tetjangkau murah karena bahan baku yang berkualitas dan bagus. Selanjutnya adalah strategi promosi yang dilakukan oleh UMKM “Dwi Dewii” yaitu melakukan Promotional Mix periklanan yang bisanya di lakukan di facebook ataupun status WhatsApp. Promosi penjualan juga melalui bazar harian yang ada di jalan ataupun depan kelurahan juga lomba yang ada di daerah sekitar. Publisitas atau hubungan masyarakat melalui seminar yang dilakukan pemilik. Sedangkan, strategi distribusi yang dilakukan oleh pelaku UMKM “Dwi Dewii” agar produk sampai ketangan konsumen yaitu distribusi langsung. Pendistribusian langsung dilakukan kepada konsumen, mulai dari konsumen yang datang ke rumah pelaku UMKM maupun pengriman ke luar kota.