Ridwan Amiruddin
FKM Universitas Hasanuddin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN 2022: Risk Factors of Stunting in Toddlers at the Tamalate Public Health Center, Makassar 2022 Alfrida Sanda; Ridwan Amiruddin; Rismayanti Rismayanti
Hasanuddin Journal of Public Health Vol. 3 No. 2: JUNE 2022
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/hjph.v3i2.21275

Abstract

Stunting merupakan salah satu bentuk kegagalan dalam pengawasan pertumbuhan dan perkembangan anak yang ditandai dengan perawakan tubuh yang pendek (nilai z-score TB/U atau PB/U < -2 SD) yang dapat berdampak pada kerusakan fisik dan kognitif yang parah. Dinkes Kota Makassar tahun 2020 menyatakan prevalensi balita stunting di Puskesmas Tamalate sebesar 8,8%, berada di posisi ke 16 dari 46 puskesmas yang ada di Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada balita di Puskesmas Tamalate Kota Makassar tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan desain studi Case Control. Populasi penelitian adalah semua balita yang berusia 0 - 59 bulan di Puskesmas Tamalate Kota Makassar tahun 2020 yaitu sebanyak 2.989 balita dengan jumlah sampel sebanyak 498 balita. Teknik pengambilan sampel kontrol yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling. Adapun data dianalisis menggunakan SPSS secara univariat dan bivariat dengan melihat nilai p- value dan uji Odds Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR merupakan faktor risiko stunting pada balita (p-value < 0,05). Analisis BBLR menghasilkan nilai OR=2,737 (95%; CI=1,506–4,974). Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap kejadian stunting pada balita dikarenakan p=0,612 (OR=0,908; 95%; CI=0,625–1,318).  Berat badan lahir bayi yang rendah (BBLR) merupakan faktor risiko terjadinya stunting pada balita sehingga perlunya upaya untuk menghindari risiko melalui asupan adekuat bagi ibu selama mengandung dan secara rutin memeriksakan kandungannya, olehnya hal ini juga perlu menjadi perhatian dari Puskesmas.