Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Association between Patient’s Basic Characteristic and Clark Level in Cutaneous Malignant Melanoma Rahmalaelani, Egie; Usman, Hermin Aminah; Agusni, Jono Hadi
Althea Medical Journal Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Althea Medical Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.806 KB)

Abstract

Background: Malignant melanoma is  a cancer that begins in the melanocytes. Melanoma is commonly happened on older people, male and located on sun exposure body area, such as face, neck and lower limb. Melanoma cases occur less than 5% of skin cancer but cause a majority of skin cancer deaths because melanoma has an aggressive behavior. Age, sex, location of lesion, and type of melanoma influences the melanoma invasion. The cutaneous melanoma invasion could be assessed with the Clark level. This study is aimed to determine the association between patient’s basic characteristic and Clark level in cutaneous malignant melanoma.Methods: This study used cross sectional analytic design. The medical records and histopathology slide from the Department of Anatomic Pathology Dr. Hasan Sadikin General Hospital from 2008−2012 took as a sample. Forty one data were meet the inclusion criteria.  Furthermore, those data were analyzed using chi-square test.Result: Overall, patient’s characteristic in this study, commonly occurred on female (66%), 50−59 years group age (35%), non-cephalic/acral location (71%), and the level V in Clark level (73%). Location of lesion showed an association with Clark level (p=0.023), whereas, age and sex was not significant (p=0.679 and p=0.389).Conclusions: There is an association between location of lesion and Clark level [AMJ.2017;4(1):25–9]DOI: 10.15850/amj.v4n1.1015 
Tinjauan Pustaka: Manifestasi Klinis dan Gambaran Dermoskopi pada Karsinoma Sel Basal Fakhrosa, Irma; Sutedja, Eva Krishna; Agusni, Jono Hadi; Feriza, Vina; Saraswati, Nia Ayu
Syifa'Medika Vol 8, No 2 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v8i2.1346

Abstract

Karsinoma sel basal (KSB) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sel basal  epidermis, ditandai dengan pertumbuhan tumor yang lambat, tetapi dapat menyebabkan destruksi jaringan sekitarnya. Berdasarkan manifestasi klinis, KSB dibagi menjadi subtipe nodular, pigmentasi, superfisial, morfeaformis, dan fibroepitelioma of pinkus. Suatu lesi dapat dicurigai keganasan jika lesi tersebut mudah rapuh, mudah berdarah, sulit sembuh, dan sering berulang. Dalam membantu menegakkan diagnosis KSB selain dari manifestasi klinis, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti dermoskopi. Dermoskopi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang tidak invasif, mudah dilakukan, murah dan cepat dalam membantu menegakkan diagnosis KSB dengan sensitivitas mencapai 95-97% dan spesifitas mencapai 87-96%. Berdasarkan gambaran dermoskopi, diagnosis KSB harus memenuhi dua syarat yaitu tidak ditemukan gambaran pigment network dan terdapat minimal satu karakteristik gambaran dermoskopi KSB.  Karakteristik gambaran dermoskopi yang dapat ditemukan pada KSB berupa arborizing vessel, superfisial fine telangiectasis, ulserasi, multiple small erosions, blue-gray ovoid nest, multiple blue-gray dots/globules, maple leaf-like areas, dan spoke-wheel areas. Berdasarkan hal tersebut, dermoskopi dapat dijadikan suatu pemerikaan rutin pada setiap lesi yang dicurigai keganasan. 
Tinjauan Dasar Berbagai Prosedur Bedah Kuku Saraswati, Nia Ayu; Sutedja, Eva Krishna; Agusni, Jono Hadi
Syifa'Medika Vol 8, No 1 (2017): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v8i1.1355

Abstract

Bedah kuku termasuk tindakan yang tidak rutin dilakukan pada praktik kedokteran. Tindakan ini menjadi tantangan bagi para klinisi karena memerlukan tindakan bedah rapi yang teliti. Bedah kuku dapat dilakukan untuk penegakan diagnosis maupun terapi berbagai kasus tumor jinak atau ganas, kasus-kasus inflamasi, dan trauma pada kuku. Beragam jenis tindakan bedah kuku memiliki prinsip yang berbeda sesuai dengan patologi kelainan kuku dan letak pada unit kuku yang terkena. Pembedahan pada kuku terutama pada matriks kuku sangat berisiko menimbulkan komplikasi seperti distrofi kuku. Tujuan pembedahan seringkali tidak tercapai pada pengambilan jaringan biopsi, karena spesimen tidak memadai untuk dilakukan pemeriksaan histopatologis yang disebabkan tindakan bedah yang tidak tepat. Oleh karena itu, penting bagi para klinisi untuk dapat memahami berbagai teknik bedah kuku.