Bob Wahyudin
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Bosowa

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karakteristik Klinik Pasien Rawat Jalan di Divisi Respirologi Bagian Anak Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2010 Bob Wahyudin
Sari Pediatri Vol 14, No 2 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.056 KB) | DOI: 10.14238/sp14.2.2012.84-9

Abstract

Latar belakang.Di kota Makassar, penyakit saluran napas pada anak memiliki angka morbiditas yang tinggi. Rumah Sakit Wahidin sebagai rumah sakit regional Indonesia timur juga menerima pasien rawat inap untuk pasien anak dengan penyakit saluran napas, namun belum ada laporan tentang karakteristik pasien yang dirawat jalan di Poli Khusus Respirologi.Tujuan. Melaporkan dan menganalisis karakteristik pasien yang mendatangi Poli Rawat Jalan Khusus Respirologi Anak tahun 2010.Metode. Metode penelitian analitik deskriptif retrospektif data sekunder status pasien rawat jalan Poliklinik Khusus Respirologi Anak Hasil.Pada tahun 2010, 65 anak dengan penyakit pernapasan dirawat di Bangsal Respirologi Anak RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Rerata umur 5,34±4,58 tahun. Terdapat perbedaan bermakna rerata umur menurut diagnosis masuk (p=0,03), dan perbedaan sangat bermakna proporsi gizi buruk menurut diagnosis masuk (p=0,000). Tidak terdapat hubungan antara status gizi dan diameter indurasi (p=0,07), dan antara adanya parut BCG dan diameter indurasi tuberkulin (p=0,97). Pada pasien tuberkulosis, terdapat perbedaan bermakna proporsi gizi buruk (p=0,03) dan sangat bermakna rerata diameter indurasi tuberkulin (p=0,000 ) apabila dibandingkan dengan pasien non-tuberkulosis. Kesimpulan.Terdapat perbedaan umur sesuai diagnosis masuk. Pasien pneumonia cenderung berusia lebih muda, sedangkan pasien tuberkulosis cenderung berusia lebih tua. Diameter indurasi uji tuberkulin tidak dipengaruhi oleh status gizi dan ada tidaknya parut BCG. Proporsi gizi buruk dan rerata indurasi lebih besar pada penyakit tuberkulosis dibanding non tuberkulosis.
Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak Bob Wahyudin
Sari Pediatri Vol 14, No 1 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp14.1.2012.30-5

Abstract

Latar belakang.Angka morbiditas dan mortalitas penyakit saluran napas masih tinggi, terutama pada anak, termasuk di kota Makassar. Rumah Sakit Wahidin sebagai Rumah Sakit Regional Indonesia Timur menerima pasien rawat inap untuk pasien anak dengan penyakit saluran napas, tetapi belum ada laporan tentang karakteristik pasien rawat.Tujuan. Mengetahui karakteristik klinis pasien rawat di bangsal Respirologi Anak tahun 2010.Metode. Metode penelitian analitik deskriptif retrospektif dari data sekunder yang disarikan dari status pasien rawat inap. Hasil. Pada tahun 2010, 264 anak dengan penyakit pernapasan dirawat di bangsal Respirologi Anak RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Jenis penyakit terbanyak adalah infeksi saluran nafas akut atas (ISPA) 121 (45,83%) pasien, diikuti pneumonia 106 (40,15%), tuberkulosis 24 (9,09%), dan asma 6 (2,27%). Terdapat perbedaan bermakna proporsi gizi buruk, rerata lama rawat dan hitung leukosit saat masuk rumah sakit di antara berbagai jenis penyakit pernafasan. Di antara kasus ISPA atas, tidak terdapat korelasi bermakna antara suhu masuk dan lama rawat, suhu masuk dan hitung leukosit awal, serta antara hitung leukosit dan lama rawat. Pada pasien pneumonia, tidak terdapat perbedaan bermakna antara status gizi dan lama rawat serta antara status gizi dan hitung leukosit. Pada penyakit tuberkulosis, kasus meningitis tuberkulosis memiliki laju pernapasan lebih tinggi dibanding kasus tuberkulosis paru.Kesimpulan.Penyakit terbanyak adalah ISPA atas, pneumonia, tuberkulosis, dan asma. Umur saat masuk, status gizi, hitung leukosit, dan lama rawat berbeda diantara berbagai penyakit pernapasan. Pasien meningitis tuberkulosis memiliki laju pernapasan yang lebih tinggi dibanding penderita TB paru.
Nonspecific symptoms of intussusception Bob Wahyudin; Nassir Abbas; Setia Budi; Azis Tanra
Paediatrica Indonesiana Vol 43 No 4 (2003): July 2003
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.485 KB) | DOI: 10.14238/pi43.4.2003.147-50

Abstract

This paper reports 2 cases of intussusception withnonspecific symptoms.