Abdulkadir Sunito, Melani
Department Of Communication Science And Community Development, Faculty Of Human Ecology, IPB University

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kerentanan Nafkah Rumahtangga Nelayan dalam Tekanan Variabilitas Iklim: Studi Kasus Desa Dendun, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Winda Gustika; Arya Hadi Dharmawan; Melani Abdulkadir-sunito Abdulkadir-sunito
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 1 (2023): January 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.1.43-56

Abstract

ABSTRAKNelayan sangat bergantung pada sumberdaya laut sebagai sumber penghidupan. Faktor iklim dan perubahan cuaca sangat menentukan distribusi dan keberadaan ikan, yang selanjutnya menentukan jumlah tangkapan ikan atau pendapatan nelayan. Perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi serta variabilitas iklim, menimbulkan tekanan yang penting pada kemampuan nelayan kecil untuk melaut. Faktor iklim mengendala kemampuan menangkap ikan dan pendapatan nelayan. Artikel ini mengkaji seberapa rentan penghidupan nelayan kecil dan nelayan besar terdampak oleh tekanan variabilitas iklim dan perubahan cuaca. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana kerentanan rumahtangga nelayan dan upaya strategi nafkah yang dilakukan oleh rumahtangga nelayan. Studi kasus dilakukan di Desa Dendun, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Indonesia. Studi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Sebanyak 40 rumahtangga nelayan kecil dan lima rumahtangga nelayan besar (pukat) diambil sebagai responden dalam sebuah survei. Kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian dengan kombinasi wawancara mendalam untuk mendapatkan data kualitatif. Studi ini menemukan fakta bahwa rumahtangga nelayan kecil lebih memiliki kerentanan nafkah yang mengkhawatirkan, utamanya bila dibandingkan dengan kerentanan nafkah rumahtangga nelayan besar. Peningkatan cuaca ekstrem, gelombang yang kuat mengancam keseluruhan sistem nafkah rumahtangga nelayan kecil. Hasil perhitungan Livelihood Vulnerability Index (LVI) menunjukkan nilai kerentanan rumahtangga nelayan kecil adalah 0,329 sementara nelayan besar adalah 0,145. Studi juga mengungkap bahwa nelayan kecil, sekalipun demikian memiliki strategi nafkah untuk tetap bertahan hidup di bawah tekanan cuaca ekstrem dan variabilitas iklim.ABSTRACTFishermen are very dependent on marine resources as a source of livelihood. Climatic factors and weather changes greatly determine the distribution and presence of fish, which in turn determines the number of fish catches or fishermen's income. Unpredictability of weather changes and climate variability put significant pressure on the ability of small fishermen to go to sea. Climatic factors constrain the ability to catch fish and fishermen's income. This article examines how vulnerable the livelihoods of small and large fishermen are affected by the pressures of climate variability and weather changes. The purpose of this study is to analyze the extent of the vulnerability of fishing households and the livelihood strategy efforts carried out by fishing households. The case study was conducted in Dendun Village, Bintan Regency, Riau Islands Province, Indonesia. This study uses quantitative research methods supported by a qualitative approach. A total of 40 small fishing households and five large fishing households (pukat) were taken as respondents in a survey. Questionnaires were used as research instruments with a combination of in-depth interviews to obtain qualitative data. This study found the fact that small fishing households have a worrying livelihood vulnerability, especially when compared to the livelihood vulnerability of large fishermen households. Increasing extreme weather, strong waves threaten the entire livelihood system of small fishermen's households. The results of the Livelihood Vulnerability Index (LVI) calculation show that the vulnerability value of small fishermen's households is 0.329 while that of large fishermen is 0.145. The study also revealed that small fishermen, however, have livelihood strategies to survive under the stress of extreme weather and climate.
Strategi Penghidupan dengan Perspektif Gender pada Rumah Tangga Nelayan Buruh di Kelurahan Kangkung, Lampung Denada Melona Anggia; Melani Abdulkadir Sunito
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 7 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v7i1.1109

Abstract

Nelayan buruh hidup dalam ketidakpastian akibat fluktuasi alam dan juga keterbatasan sumber daya penghidupan. Rumah tangga nelayan buruh berstrategi untuk mencukupi kebutuhan hidup melalui berbagai kegiatan kerja yang menghasilkan pendapatan dan melibatkan anggota keluarga baik laki - laki maupun perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sumber daya penghidupan yang dimiliki oleh anggota rumah tangga laki - laki dan perempuan, mendeskripsikan strategi penghidupan rumah tangga nelayan buruh, serta menganalisis hubungan sumber daya penghidupan dengan strategi penghidupan rumah tangga nelayan buruh. Penelitian ini menggunakan metode penggabungan pengamatan kualitatif dan wawancara mendalam dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner (mixed method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya yang paling besar dimiliki rumah tangga nelayan buruh adalah sumber daya sosial. Bentuk strategi yang paling banyak dilakukan adalah intensifikasi dan ekstensifikasi. Laki - laki berstrategi dengan memperpanjang waktu melaut dan perempuan dengan meminjam uang pada koperasi atau bank. Seluruh sumber daya penghidupan memiliki hubungan nyata dengan strategi penghidupan yang dilakukan rumah tangga nelayan buruh di Kelurahan Kangkung.
Perilaku Masyarakat Adat terhadap Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam (Kasus: Masyarakat Adat Baduy): Indigeneous Peoples’ Behavior towards Local Wisdom in Natural Resources Management (Case: Baduy Indigeneous Peoples) Jasmine , Lidia Faiza; Saharuddin; Murdianto; Abdulkadir, Melani
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 7 No. 2 (2023): Juli
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v7i2.951

Abstract

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan semestinya sudah menjadi paradigma utama saat ini. Masyarakat adat Baduy dapat menjadi contoh tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang seimbang antara kesejahteraan dan kelestarian hutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku masyarakat adat Baduy terhadap kearifan lokalnya dalam pengelolaan sumberdaya alam di wilayah Baduy. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, didukung dengan data kualitatif dari hasil wawancara mendalam. Metode kuantitatif dilakukan dengan metode survei menggunakan teknik accidental sampling yang kemudian diuji menggunakan uji regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh perilaku masyarakat adat Baduy terhadap kearifan lokalnya dalam pengelolaan sumberdaya alam. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku masyarakat adat Baduy terhadap kearifan lokalnya memengaruhi pola-pola implementasi pengelolaan sumber daya alam pada masyarakat adat Baduy, sehingga kelestarian lingkungan dapat terus terjaga. Dapat dikatakan juga bahwa kelestarian lingkungan di wilayah Baduy terjaga oleh sistem kearifan lokal mereka.
The Limit to Politics of Ethnicity? Migration and Upland Transformation in Central Sulawesi Abdulkadir Sunito, Melani; Adiwibowo, Soeryo; Soetarto, Endriatmo; A.Kinseng, Rilus; Foley, Sean
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 3 (2017): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.954 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v5i3.19396

Abstract

ABSTRACTAlthough in early 2000s ethnic politics was used to gain access to land inside the National Park, thus transformed land use in an upland village in Central Sulawesi, a decade later it losts its role as the main driver to further expansion of agriculture-land. Using political ecology approach, this paper discusses territorialization through politics of ethnicity and ethnicity/identity as mechanism to access. The findings indicated that ethnic politics are enabled, and constrained, by certain conditions within the community as well as from external situation. In the latter trajectory of upland transformation, politics of ethnicity are constrained by an alteration of ethnic groupings as new migrants came to the village community, a ‘leveling-off playing field’ in land access and high-external input agriculture commodities, as well as a change in forest-policy.Keywords: ethnic politics, migration, upland transformationABSTRAKMeski pada permulaan tahun 2000an politik etnisitas digunakan untuk memperoleh akses atas tanah hutan di dalam Taman Nasional, lantas merubah penggunaan lahan pada suatu desa dataran tinggi di Sulawesi Tengah, satu dekade setelahnya politik etnisitas tak lagi berperan dalam ekspansi lanjutan tanah pertanian itu. Menggunakan pendekatan ekologi politik, tulisan ini membahas teritorialisasi melalui politik etnisitas dan penggunaan kuasa etnisitas/identitas sebagai mekanisme untuk mengakses. Temuan penelitian menunjukkan bahwa politik etnisitas dimungkinkan, ataupun dibatasi, oleh kondisi-kondisi di dalam komunitas maupun situasi eksternal. Pada trajectory transformasi desa yang belakangan, politik etnisitas dibatasi oleh perubahan pengelompokan etnis akibat migrasi baru pada komunitas desa yang kian beragam etnis, suatu leveling-off playing field dalam akses atas tanah dan budidaya komoditas pertanian tinggi-input yang mengarah pada pemerataan kesempatan ekonomi dan pendapatan, serta perubahan dalam kebijakan kehutanan.Kata kunci: politik etnisitas, migrasi, transformasi dataran tinggi pedalaman