Jurnal Semiotika Quran
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Fenomenologi Pernikahan se-kufu Pada Masyarakat Palembang Komunitas `Alawiyyin dalam Perspektif Surah Al-Hujarat: 13 Izmawanti .; Jurnal Semiotika Quran
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.788 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.7447

Abstract

Melihat fenomena yang ada, terdapat perbedaan cara pernikahan yang dilakukan oleh orang islam itu sendiri. Yaitu pernikahan dilakukan oleh komunitas ‘Alawiyyin keturunan Rasulullah Saw atau keturunan Arab yang berada di Kota Palembang dengan muslim lainnya yang bukan keturunan Rasulullah Saw (akhwal). Di dalam pernikahan ‘Alawiyyin yang menerapkan pernikahan kafa’ah. Yaitu laki-laki dan perempuan dari keturunan mereka sendiri. Maka dari itu, pembahasan ini ditujukan untuk mengetahui alasan-alasan seperti apa yang menyebabkan hal tersebut, kemudian dengan pendekatan sebuah teori Sosiologi seorang tokoh David O Sears yang memandang prilaku manusia terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan konatif.
BERITA HOAKS DALAM TAFSIR RAWAIU`L BAYAN dan RELEVANSINYA di INDONESIA Jurnal Semiotika Quran; M. Yusuf al-Haddad
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.486 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.8969

Abstract

Globalisasi di era digital dan perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang begitu pesat menjadikan informasi dan komunikasi semakin mudah dilakukan dan terus berkembang dalam skala yang sangat cepat dan besar. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, maka hal tersebut memiliki dua sisi layaknya mata pisau, di satu sisi bisa bersifat positif ketika digunakan untuk suatu hal yang benar, namun tidak dinafikan di sisi lain dapat bersifat negatif jika digunakan untuk hal yang salah. Di antara sisi negatifnya adalah penyebaran informasi yang secara masif namun tidak didasari dengan fakta yang disebut dengan istilah hoaks. makna hoaks sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ahli Tafsir Rawaiu’l Bayan Al-Tafsir Ayati Al-Ahkam Min Al-Qur`an karya Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam tiga term yaitu: Al-Ifk, Al-Fasiq dan Al-Qazf. hoaks juga merupakan konspirasi untuk mengalahkan lawan atau musuh, dan juga sifat dari hoaks sendiri adalah berita yang cepat menyebar dan mampu mempengaruhi.
REINTERPRETASI MAKNA KATA AL-QOWIYYUL AMIIN DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-QASHASH AYAT 26 Jurnal Semiotika Quran; MAULANA .
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.761 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.8985

Abstract

Reinterpretasi Makna Kata Al-Qowiyyul Amiin dalam Al-Qur’an Surah Al-Qashash Ayat 26 terdapat perbedaan pandangan dari para ulama tafsir, dan ini dapat terlihat dari penafsiran para ahli tafsir pada periode klasik, dan ahli tafsir periode modern. Untuk mendapat hasil yang sempurna penulis melihat bagaimana penafsiran ulama di zaman Klasik dan Modern. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penafsiran ulama tafsir klasik dan modern dan bagaimana reinterpretasi kata al-Qawiyyul Amiin dalam surah al-Qashash ayat 26. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode tahlili, maka data yang telah terkumpul melalui studi kepustakaan dilakukan dengan langkah-langkah metode tafsir tahlili. Kesimpulan penelitian ini terlihat bahwa terjadi perbedaan penafsiran ulama klasik dan modern terhadap kata al-Qowiyyul Amiin. Ulama klasik menafsirkan kata ini secara tekstual dengan kekuatan (fisik) dan kepercayaan. Sedangkan ulama modern, sebagian menafsirkan seperti penafsiran ulama klasik dan sebagian mufassir mengembangkan. Karena, lebih melihat bagaimana konteks masyarakat saat ini sehingga penafsiran yang dihasilkan berbeda. Perbedaan penafsiran ini dinilai wajar karena paradigma masyarakat terhadap rekrutmen tenaga kerja yang ideal. Zaman modern, paradigma masyarakat tidak lagi memposisikan kekuatan fisik sebagai syarat utama akan tetapi juga kekuatan intelektual serta integritas pribadi yang menuntut adanya sifat amanah. Karena paradigma, tatanan sosial, dan metode tafsir yang semakin berkembang, penafsiran terhadap kata al-Qowiyyul Amiin pun berkembang, maka wajar para ulama ahli tafsir melakukan reinterpretasi terhadap kata al-Qowiyyul Amiin. Interpretasi ahli tafsir moder ini dapat diterapkan pada tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan skill yang diketahui oleh orang lain sehingga dapat direkomendasikan.
KISAH DRAMATISASI SAUDARA-SAUDARA NABI YUSUF AS DALAM AL-QUR`AN DENGAN PENDEKATAN TEORI KONSPIRASI Jurnal Semiotika Quran; Fredi Suhendra
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.643 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.8986

Abstract

Menyelami isi kandungan Al-Qur`an seakan-akan terhanyut membawa seseorang mengarungi samudra yang sangat luas. Dari sekian banyak isi kandungan tersebut, mendeskripsikan peristiwa kisah nabi Yusuf as dan saudara-saudara-Nya. Konspirasi terselubung dipraktikkan oleh saudara-saudara-Nya, di mana polarisasi tersebut dimulai dengan menyusun strategi, kemudian melakukan dramatisasi koorporasi terhadap nabi Ya`kub as untuk menjauhkan Yusuf as dari ayah-Nya. Dengan melakukan pendekatan teori konspirasi serta disokong oleh pendapat beberapa mufassir. Penelitian ini menyajikan bagaimana alur kerja dan polarisasi konsiprasi mereka terhadap Yusuf as.
AL-HAMDULILLAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Terhadap Lafadz Al-Hamdulillah Dalam Fawatih dan Khawatim As-Suwar) Jurnal Semiotika Quran; Ardi .
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1002.393 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i1.8988

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna intuitif lafadz hamdalah pada fawatih as-suwar dan khawatim as-suwar serta korelasi di antara ke-duanya. Kemudian metode penelitian yang disajikan dengan jenis penelitian kualitatif menggunakan lokasi datanya (library reasearch), yaitu tela’ah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka relevan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terfokuskan pada penelusuran dan tela’ah dokumen atau sumber data tertulis, baik itu sumber data primer maupun sekunder yang berkaitan dengan pembahasan ini. Kemudian dalam hal ini penulis akan melakukan analisis terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang terfokuskan pembahasan penelitian. Adapun hasil dan pembahasannya lafadz hamdalah pada keseluruhan ayat-Nya baik itu pada fawatih maupun khawatim sangat memilki hubungan yang sangat kuat antara iman dan syukur kepada-Nya. Kemudian kesimpulan terkait topik permasalahan mengilustrasikan atau mendeskripsikan serta mempunyai tujuan mentranliterasi bahasa ke-Tuhanan kepada seorang hamba (`abdu) untuk selalu mensyukuri konsep syukur baik dalam ungkapan/ucapan maupun perintah bersyukur Iman diperoleh setelah seorang merenungi dan mentadabburi seluruh ciptaan Allah dan berimplikasi dengan rasa syukur dan pengamalannya pada kehidupan sehari-hari.